PILIHAN
Imbangi China, Vietnam diam-diam pasang roket di perairan sengketa
bualbual.com - Tak cuma memprotes sengketa wilayah di Laut China Selatan, Vietnam rupanya diam-diam membentengi pulau mereka di kawasan sengketa dengan roket. Bocoran dokumen menunjukkan peluncur roket Vietnam merupakan jenis mutakhir yang mampu menyerang landasan pacu dan instalasi militer China di seluruh rute perdagangan perairan tersebut.
Kantor Berita Reuters melaporkan, Rabu (10/8), seorang pejabat negara Barat menyebut Hanoi cukup cerdas mengirimkan peluncur dari daratan Vietnam dan memposisikan mereka ke lima pangkalan di pulau-pulau Spratly dalam beberapa bulan terakhir tanpa terendus media. Meski dapat memancing ketegangan di kawasan, pejabat yang menjadi pembocor dokumen ini menilai langkah Vietnam seharusnya dapat meredam agresivitas Beijing.
Peluncur roket tersebut disusun tersembunyi dari pantauan udara. Sampai sekarang pemerintah Vietnam masih membantah pihaknya memasang roket di dekat perairan sengketa.
Kementerian Luar Negeri Vietnam mengatakan informasi tersebut 'tidak akurat'. Wakil Menteri Pertahanan Vietnam Senior Letnan Jenderal Nguyen Chi Vinh menuturkan bantahan senada.
"Vietnam tidak memiliki peluncur atau senjata tersebut yang sudah dipersiapkan di Kepulauan Spratly. Meski demikian, negara kami memang berhak untuk mengambil tindakan pengamanan tersebut," ujarnya di Singapura dua bulan lalu.
"Adalah hak kami untuk membela diri dan memindahkan salah satu senjata kami ke daerah yang masih dalam wilayah kedaulatan kami setiap saat," lanjut Nguyen.
Langkah ini tentunya dibuat Hanoi untuk melawan Beijing yang membangun tujuh pulau reklamasi di Kepulauan Spratly. Militer Vietnam takut strategi mereka untuk mempertahankan wilayah Vietnam Selatan di pulau pertahanan ketahuan karena adanya landasan pacu, bangunan, radar dan instalasi militer China di wilayah itu.
Vietnam, China dan Taiwan mengklaim seluruh wilayah di Kepulauan Spratly, sementara itu, Filipina, Malaysia dan Brunei Darussalam hanya mengklaim beberapa wilayah saja. Hal ini yang memicu ketegangan di kawasan.
Bulan lalu, Mahkamah Internasional di Den Haag mengeluarkan putusan bersalah kepada China karena mengklaim seluruh wilayah di Laut China Selatan. Hal ini dilaporkan Filipina yang merasa dirugikan oleh klaim sepihat Beijing tersebut.
Sementara itu, China sendiri tetap kukuh mengklaim perairan tersebut bagian dari wilayah mereka sejak era kerajaan di masa lalu.
Sumber : Merdeka.com
Berita Lainnya
Hati-hati Kena Sanksi, Warga Bengkalis Mesti Tahu DLH Bengkalis Pasang Plang Larangan Buang Sampah Sembarangan
Coreng Dunia Pendidikan, Pelajar SMAN 1 di Rohul Riau 'Rayakan Kelulusan Secara Vulgar'
Melalui Vicon, Kejati Papua Barat Menggelar Sidang Tindak Pidana Korupsi
Habiskan dana kampanye Rp 68 M, Agus-Sylvi sisa duit Rp 15 juta
Positif 1 Pasien di Pekanbaru, Update Covid-19 di Riau ODP 221, PDP 27
Lahir dan Mati di Dunia Maya, Penembakan Masjid Selandia Baru
Warga Kembung, Bengkalis Sulap Jalan Jadi "Kebun" Kesal Tak Kunjung Diperbaiki
Berbuntut Panjang Soal Kebohongan Award Prabowo cs, Kini Petinggi PSI Dipolisikan
Anak Agung Bagus Narayana: Lakukan Koordinasi Keberadaan WNA di Politeknik Bengkalis
Final Bupati Cup 2019, Sporter Bertanya 'Apa Kabar Kebanggaanku Saat ini' #SavePersih
HM. Wardan Lantik Mantan Ajudan Gubernur Riau Menjadi Kades Desa Pelanduk Kec Mandah