PILIHAN
Keseriusan Jokowi Berantas Korupsi 'Dipertanyakan Novel Baswedan'
BUALBUAL.com, Novel Baswedan mempertanyakan keseriusan Presiden Joko Widodo memberantas tindak pidana korupsi dan menganggap Jokowi berpangku tangan dalam menangani kasus kriminalisasi terhadap aparat Komisi Pemberantasan Korupsi.
Novel mencatat, setidaknya sudah terjadi lima kasus ketika serangan teror menyasar aparat KPK, termasuk dirinya. Bahkan terakhir, rumah Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif juga dilempar bom molotov pada awal bulan ini.
Menurut Novel, Jokowi seolah diam saja sehingga seluruh kasus penyerangan yang menimpa aparat KPK tak ada yang bisa diungkap seutuhnya.
"Ini seperti dibiarkan oleh pemerintah. Saya merasa aneh, apakah pemerintah ini melihat hanya hal biasa? Apakah pemerintah benar-benar serius memberantas korupsi?" jelas Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut, Sabtu (26/1).
Ia juga menyebut sikap Jokowi yang seolah acuh ini juga merupakan indikasi bahwa orang nomor satu di Indonesia tersebut tak peduli dengan aparat penegak korupsi. Padahal, KPK juga merupakan lembaga negara, sehingga seluruh pihak yang bekerja di dalamnya harus mendapat jaminan keamanan dari pemerintah.
Ia kemudian mengutip laporan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang mengatakan bahwa seluruh pemberantas korupsi merupakan pejuang HAM yang seharusnya diberikan perlindungan khusus dari pemerintah.
"KPK ini representasi negara yang bekerja untuk memberantas korupsi. Tapi kemudian ada yang diteror, diserang. Ini merupakan masalah serius. Ini keterlaluan. Seharusnya pemerintah melindungi pihak-pihak yang diberi hak dan kewajiban untuk memberantas korupsi," kata Novel.
Novel juga mencemaskan tindak lanjut terhadap aksi teror itu bukanlah tindakan yang tulus dari pemerintah.
Ia mencontohkan pembentukan tim gabungan penyidik untuk mengurai kasus penyiraman air keras pada dirinya, yang baru dibentuk menjelang debat calon presiden dan wakil presiden dengan topik hukum dan HAM pada 17 Januari kemarin.
Padahal, dalam beberapa kesempatan sebelumnya, Jokowi selalu menekankan akan membuat tim khusus bagi kasus yang menimpa Novel.
"Sehingga, apakah karena mau debat jadi tim dibentuk? Tentu saya tidak tahu. Saya memang sering dengar bahwa tim ini dikaitkan dengan kepentingan politik, tapi saya tidak tahu," tutur dia.
Sikap pemerintah yang seolah acuh membuat Novel bertanya-tanya. Ia cemas pemerintah memang menganggap kekerasan dan teror terhadap aparat KPK sebagai hal biasa. Kalau itu terjadi, maka memang pemerintah tak paham bahwa korupsi bukan sekadar masalah memperkaya diri sendiri, namun juga merampas hak asasi orang lain.
"Bapak Jokowi, yang saya tahu ini lebih dari lima kasus orang KPK diserang dan itu tidak ada yang diungkap, apakah bapak presiden tidak terusik? Nyaman dengan situasi ini? Apakah ini bisa ditindak dengan mekanisme biasa? Apakah tidak ingin tahu atau bertanya lebih jauh mengenai penindakan korupsi?" ujar Novel.
Sumber: cnnindonesia
Berita Lainnya
Di ILC, Mahfud MD Ungkap Soal Ancaman Ma'ruf Amin ke Jokowi
Presiden Jokowi Minta Perhatikan Nasib Buruh Harian, Sebelum Pemda Putuskan Lockdown
Operasi Zebra Seligi 2019, 552 Pelanggaran Lalu Lintas berhasil ditindak oleh Satuan Lalu Lintas Polres Tanjungpinang
Sikap Yusril Ihza Mahendra di kubu Jokowi berdampak signifikan pada PBB
Said Didu: Ungkapkan Fakta, Jokowi Jadikan Kementerian BUMN Sebagai Ormas Untuk Kepentingan Pilpres?
Trending, Dedek Prayudi PSI: Kecam Sandiaga dinilai kurang membaca yang samakan Jokowi dengan Najib
Kejari Inhu Gelar Penerangan Hukum Restorative Justice
Cak Imin Cawapres: Takdir kok dilawan, Takdirnya kelihatan, saya sama pak Jokowi!
Warga Tak Pakai Baju Putih-Putih, Di Tempat Jokowi Nyoblos
Bupati Mengundurkan Diri, Jokowi Kalah di Mandailing Natal
Penerimaan Peserta Kartu Prakerja untuk Gelombang Pertama Diumumkan Pada 17 April 2020
Airlangga Akan Temui PDIP Usai Pilkada, Bahas Kesiapan Jadi Cawapres Jokowi