PILIHAN
Orang Kampar Harus Tahu! Inilah Sejarah dan Profil Kabupaten Kampar Riau
BUALBUAL.com - Kabupaten Kampar merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Riau yang memiliki luas wilayah cukup besar dibanding kabupaten lainnya yang ada di Riau. Kabupaten Kampar memiliki luas daerah sebesar 10.928,20 km². Kabupaten Kampar memiliki 21 kecamatan yang dipadati penduduk secara total sebesar 783.248 Jiwa (Permendagri No.66 Tahun 2011).
Kabupaten Kampar di Propinsi Riau memiliki julukan sebagai "negeri serambi Makkah". Julukan lainnya yang juga diberikan kepada kabupaten yang beribu kota di Kota Bangkinang ini adalah "bumi sarimadu". Secara garis lintang, kabupaten ini terletak pada 1°00’40” LU sampai 0°27’00” LS dan 100°28’30” – 101°14’30” BT. Sama seperti kabupaten lain di Riau, Kampar memiliki iklim tropis, dengan suhu rendah terjadi pada bulan November dan Desember dengan capaian sebesar 21 °C, sementara cuaca memanas terjadi pada bulan Juli dengan suhu sekitar 35 °C.
Bangkinang sebagai ibukota Kabupaten Kampar terletak hampir di tengah wilayah kabupaten menjadi kekuatan daerah untuk melakukan pembinaan ke seluruh wilayah kecamatan dan memberi kemudahan bagi kecamatan untuk melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten. Bangkinang juga menjadi lintasan transportasi utama dari wilayah Riau lainnya menuju ke Provinsi Sumatera Barat.
Sejarah Kabupaten Kampar Riau
Wilayah Kampar telah lama ada dan menjadi salah satu kabupaten tertua di wilayah Riau, dapat dilihat dari berbagai tulisan Belanda mengenai wilayah ini, salah satunya telah kami tulis dalam penelitian tentang Candi Muara Takkus yang berada di wilayah Kabupaten Kampar. Tulisan-tulisan Belanda yang dapat ditelusuri ke belakang seperti tulisan Corn. de Groot di tahun 1860 dan seterusnya. Selain itu ada juga catatan perjalanan orang Portugis bernama Thomas Dias ke jantung Sumatra yang ditulisnya berjudul "Thomas Dias’ journey to Central Sumatra in 1684" (tercantum dalam website Arsip Nasional Republik Indonesia : anri.go.id). Silahkan baca : Penelitian-penelitian Sejarah Terhadap Candi Muara Takus Berikut salah satu gambar halaman Catatan Thomas Dias : Catatan Dias juga dirujuk oleh arkeolog Belanda bernama Dr. F.M. Schnitger yang catatannya diterbitkan pada tahun 1935. Dalam Catatan Schnitger mencantumkan peta perjalanan Dias ke wilayah Kampar.Mengenai Catatan Penelitian oleh arkeolog berkebangsaan Belanda tersebut yang bernama Dr. F.M. Schnitger dapat dibaca di :
Sejarah Candi Muara Takus The Forgotten Kingdoms in Sumatera
Pada jaman kemerdekaan, Kampar mengalami perubahan status kepemerintahan. Kampar merupakan salah satu daerah dalam wilayah Propinsi Sumatera Tengah yang secara kepemerintahan terbentuk pada tahun 1949. Berdasarkan surat keputusan Gubernur Militer Sumatera Tengah Nomor : 10/GM/STE/49 tanggal 9 Nopember 1949, dinyatakan bahwa Ibukota Kabupaten Kampar adalah Pekanbaru yang meliputi wilayah Pelalawan, Pasir Pangarayan, Bangkinang dan Pekanbaru Luar Kota.
Ibu kota Kabupaten Kampar kemudian dipindahkan dari Pekanbaru ke Bangkinang berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 12 tahun 1956 tanggal 19 Maret 1956 mengingat Pekanbaru dijadikan Ibukota Propinsi Riau. Mengenai Pekanbaru sendiri telah dijadikan Daerah Otonom Kota Ketjil Pekanbaru berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1956 tanggal 19 Maret 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Kecil Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah. Kedua undang-undang ini dikeluarkan pada hari yang sama dengan nomor yang berbeda.
Undang-undang Republik Indonesia tanggal 19 Maret 1956 No. 8 tahun 1956 berisikan tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Kecil Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah pada pasal 1 yang terdiri dari :
- Pakan Baru dengan nama Kota Kecil Pakan Baru, dengan watas-watas sebagaimana ditetapkan dengan Keputusan Komisaris Negara Urusan Dalam Negeri tanggal 28 November 1947 No. 13/DP;
- Sawah Lunto, dengan nama Kota Kecil Sawah Lunto, dengan watas-watas sebagaimana ditetapkan dengan beslit-beslit Gubernur - Jenderal Hindia - Belanda tanggal 1 Desember 1888 No. 1 (Staatsblad 1888 No. 181) dan tanggal 25 Oktober 1929 No. 31 (Staatsblad 1929 No. 400);
- Padang Panjang, dengan nama Kota Kecil Padang Panjang dengan watas-watas sebagaimana ditetapkan dengan beslit Gubernur - Jenderal Hindia Belanda tanggal 1 Desember 1898 No. 1 (Staatsblad 1888 No. 181) termasuk wilayah Negeri Gunung dan Bukitsurungan;
- Solok, dengan nama Kota Kecil Solok, dengan watas-watas yang akan ditetapkan dengan Peraturan Menteri;
- Payakumbuh, dengan nama Kota Kecil Payakumbuh, dengan watas-watas yang akan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
- Agam berkedudukan di Bukittinggi
- Padang/Pariaman berkedudukan di Pariaman
- Solok berkedudukan di Solok
- Pasaman berkedudukan di Lubuk Sikaping
- Sawah Lunto/Sijunjung berkedudukan di Sijunjung
- Lima Puluh Kota berkedudukan di Payakumbuh
- Pesisir Selatan/Kerinci berkedudukan di Sungai Penuh
- Tanah Datar berkedudukan di Batu Sangkar
- Kampar berkedudukan di Bangkinang
- Inderagiri berkedudukan di Rengat
- Bengkalis berkedudukan di Bengkalis
- Kepulauan Riau berkedudukan di Tanjung Pinang
- Merangin berkedudukan di Muara Bungo
- Batang Hari berkedudukan di Jambi
- Bengkalis
- Kampar
- Inderagiri
- Kepulauan Riau Keempat daerah ini termaksud dalam Undang-undang No. 12 tahun 1956 (Lembaran Negara tahun 1956 No. 25),
- Kotapraja Pakanbaru, termaksud dalam Undang-undang No. 8 tahun 1956 (Lembaran Negara tahun 1956 No. 19).
- Kecamatan Siak Hulu,yang meliputi :
- Desa Rejosari;
- Desa Kulim Atas;
- Desa Sail;
- Desa Pekanbaru Luar Kota;
- Desa Labuh Baru;
- Desa Komplek Auri;
- Desa Km 10 Rumbai;
- Desa Tebing Tinggi;
- Kelurahan Tangkerang;
- Kelurahan Simpang Tiga;
- Kelurahan Sidomulyo.
- Kecamatan Kampar, yaitu Desa Simpang Baru.
- Kabupaten Kampar
- Kabupaten Pelalawan
- Kabupaten Rokan Hulu
- Kecamatan Bangkinang dengan ibu kota: Bangkinang
- Kecamatan Bangkinang Barat dengan ibu kota: Kuok
- Kecamatan Bangkinang Seberang dengan ibu kota: Muara Uwai
- Kecamatan Kampar dengan ibu kota: Air Tiris
- Kecamatan Kampar Timur dengan ibu kota: Kampar
- Kecamatan Kampar Utara dengan ibu kota: Desa Sawah
- Kecamatan Salo dengan ibu kota: Salo
- Kecamatan Rumbio Jaya dengan ibu kota: Teratak
- Kecamatan Kampar Kiri dengan ibu kota: Lipat Kain
- Kecamatan Kampar Kiri Hilir dengan ibu kota: Sei.Pagar
- Kecamatan Kampar Kiri Hulu dengan ibu kota: Gema
- Kecamatan Kampar Kiri Tengah dengan ibu kota: Simalinyang
- Kecamatan Siak Hulu denganbu kota: Pangkalanbaru
- Kecamatan Gunung Sahilan dengan ibu kota: Kebun Durian
- Kecamatan Perhentian Raja dengan ibu kota: Pantai Raja
- Kecamatan Tambang dengan ibu kota: Sei.Pinang
- Kecamatan Tapung dengan ibu kota: Petapahan
- Kecamatan Tapung Hilir dengan ibu kota: Pantai Cermin
- Kecamatan Tapung Hulu dengan ibu kota: Sinama Nenek
- Kecamatan XIII Koto Kampar dengan ibu kota: Batu Besurat
- Kecamatan Koto Kampar Hulu dengan ibukota: Tanjung
- Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Siak dan Kabupaten Rokan Hulu
- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kuantan Singingi
- Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu dan Provinsi Sumatera barat.
- Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Palalawan, Kabupaten Siak dan Kota Pekanbaru.
- Candi Muara Takus Candi ini berada 130 km dari Pekanbaru, tepatnya di tempat pertemuan sungai Kampar Kanan dan Kampar Kiri. Tempat ini merupakan candi Budha kuno yang merupakan peninggalan sejarah. Candi ini ditemukan oleh amtropolog dari Belanda pada tahun 1893, dipercayai bahwa candi ini telah dibangun sekitar 7 abad. Namun sangat diyakini bahwa Candi Muara Takus adalah barang peninggalan sejarah beberapa abad yang lalu dan sangat dipercayai oleh masyarakat beragama Budha. Pada tahun 1935, seorang Belanda bernama FM. Schnitger mengunjungi candi dan menyaksikan sesuatu yang aneh. Sepanjang malam dibawah sinar bulan, sekawanan gajah tiba-tiba mendekat dan menundukkan kepala di dekat reruntuhan.
- Danau Koto Panjang Danau ini terletak sekitar 30 km dari Kota Bangkinang, atau 100 km dari Pekanbaru. Danau ini merupakan danau buatan manusia yang tujuannya adalah sebagai waduk untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air – yang mengumpulkan air sejumlah 12.400 ha, dan terdapat 3 pulau di dalamnya.
- Gunung Sahilan Terletak 70 km dari Pekanbaru, merupakan sebuah wilayah dengan rumah tua dan istana untuk mengingat bekas kerajaan pada masa lalu yang disebut dengan nama Kerajaan Gunung Sahilan.
- Mandi Potang Balimau Ini adalah sebuah tradisi yang dilakukan penduduk Melayu di Kampar – yang diadakan di Sungai Batang Kampar dalam rangka menyambut bulan Ramadhan. Tujuannya adalah untuk mensucikan hati dan jiwa dan mempersiapkan diri untuk menyambut Ramadhan. Mandi Balimau merupakan salah satu budaya Kampar yang cukup dikenal. Tradisi ini banyak dilakukan pada saat menjelang bulan Ramadhan tiba. Biasanya penduduk akan mengadakan acara mandi bersama di daerah sungai dengan diiringi berbagai bentuk hiburan. Dulunya tradisi ini merupakan tradisi mandi menggunakan jeruk yang dipercaya akan mampu membersihkan diri seseorang sebelum melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.
- Mauwo Adalah sebuah tradisi masyarakat Kampar untuk menangkap ikan di sebuah danau bernama ‘Bakuok’. Selama upacara ini, hampir seluruh permukaan danau dipenuhi oleh sampan yang diisi oleh banyak orang, setiap sampan terdiri dari beberapa orang yang mendayung dan menyebarkan jala untuk menangkap ikan.
- Air Terjun Tertinggi di Riau : Batang Kapas Air terjun ini berada di Kampar Kiri Hulu yang menjadi objek wisata petualangan bagi peminat khusus mengingat perjalanan yang ditempuh untuk mencapai kesana cukup berat dan ada daerah yang mendaki. Air terjun ini sangat fenomenal dengan ketinggiannya mencapai 150 meter dan lokasi tempat beristirahat atau kemping di belakang air terjun.
Berita Lainnya
Bocah Berusia 2 Tahun Jatuh dan Tenggelam saat Melintas di Jembatan Sungai Pinggan
Anggota DPR RI Effendi Sianipar bertemu Ahmad Syah, Siap Perjuangkan Aspirasi Riau di Pusat
Program Desa Inovasi dan Pedoman Umum, Berdasarkan Permendes No 48 Tahun 2018
Bentuk Kepedulian Terhadap Musibah, Andi Rachman Berikan Bantuan Korban Kebakaran Bekawan.
Polres Inhil Amankan Rokok Ilegal Senilai 2 Miliar Lebih
Wujud Nyata Kepedulian TNI Kepada Masyarakat,Kodim 0314/Inhil Laksanakan Bedah Rumah Warga Tembilahan
Budi Saputra Dilantik sebagai Ketua IPSI Kecamatan Kateman
Jaringan Raksasa 'Facebook' Mengakui Salah Hapus Berita yang Valid Terkait Virus Corona
Menang Finalti Desa Igal Keluar Sebagai Juara 1 dan Desa Bente Harus Puas Posisi 2 Di Turnamen Futsal IMAM - Tembilahan
Putih Sari: Guru-Guru Honorer Sudah Selayaknya Hidup Sejahtera
Riau Berpotensi Diguyur Hujan Intensitas Sedang hingga Lebat