Jumat, 07 Desember 2018

BUALBUAL.com, Kabupaten Inhil yang terkenal dengan sebutan hamparan kelapa dunia hampir dari 70% penduduk daerah ini mengantungkan hidupnya dari sektor perkembunan penghasilan kelapa, Kelapa adalah bagian dari sumber ekonomi dan merupakan denyut nadi utama untuk para petani kelapa demi bertahan untuk kelangsungan hidup di masa kini dan masa yang akan datang.

“Saya dan anak – anak para petani lainnya, terkusus di kabupaten inhil juga ingin untuk meraih cita-cita serta berhak untuk mendapatkan kesempatan pendidikan yang lebih tinggi dan kesehatan yang layak untuk menghadapi persaingan yang akan datang kami butuh sumber daya yang tinggi.” ujar khairul Namun pada kenyataannya kondisi perekonomian petani kelapa yang semakin lama semakin turun terjun bebas kebawah dampak dari murhnya nilai tukar jual beli harga kelapa akan berdampak pada Dunia pendidikan, selama ini yang saya rasakan banyak orang tua melanjutkan pendidikan anaknya belatar belakang dengan harapan kelak kedepannya bisa merubah nasib dari keluarga tersebut. ''Berbagai akasi dari tahun ke tahun sudah dilakukan untuk menuntut sebuah keadilan mengenai harga kelapa, ibarat kata pagar dari tingkat kabupaten Kantor DPRD sudah di duduki kantor Bupati sudah kami lakukan aksi, berbicara tingkat provinsi Gubernur dan DPRD Sudah kami goyang pagar besi, Bakar ban bekas petanda kami rakyat petani sudah tersakiti, namun sampai detik ini kami belum mendapatkan hal yang pasti semua penuh dengan janji-janji''. Sudah banyak kepala pemimpin di daerah ini terus berganti, tapi belum ada satupun yang bisa menjaga kestabilan harga kelapa kami, alasan klasik terus dan terus di ucapkan dampak dari sektor perang dagang dan rupiah melemah serta alasan - alasan yang lain selalu di lontarkan kepada kami, boleh kami bertanya kapan penderitaan ini kami alami? Akankah pemerintah mengembalikan kedaulatan petani kelapa mungkin alasan ini bisa membuka dan memberikan perhatian kusus bagi ibu-bapak kita sebagai petani kelapa.

Alasan Ini Mengapa Perlu Kembalikan Kejayaan Kelapa

“Tanah airku Indonesia…Negeri elok amat kucinta… Tanah tumpah darahku yang mulia…Yang kupuja sepanjang masa Tanah airku aman dan makmur…Pulau kelapa yang amat subur Pulau melati pujaan bangsa…Sejak dulu kala Melambai lambai…Nyiur di pantai…Berbisik bisik…Raja Kelana…” Itu sebagian lirik lagu wajib nasional,” Rayuan Pulau Kelapa.” Begitu berjayanya kelapa era sebelum 70-an, sampai-sampai ada lagu nasional tercipta untuk tanaman tempatan ini. Kelapa adalah tanaman asli Indonesia, dulu pernah jadi tumpuan hidup banyak petani sejak zaman kolonial hingga sekitar 1970an. Pada zaman itu, satu kilogram kopra (daging kelapa yang dikeringkan) setara tiga kilogram beras. “Zaman itu, hanya petani kepala yang naik haji lewat Singapura. Banyak petani kelapa punya gigi emas,” Gambaran pada saat itu soal petani kelapa kaya senada catatan pesat industri kelapa sejak 1920-an. Tak heran, karena semua bagian dari kelapa membawa manfaat, dari daun sebagai lidi, dan buah terutama jadi minyak makan dan industri sabun mandi, kala itu. Sekarang seakan - akan Sekarang ini, Minyak kelapa pun menjadi asing di negerinya sendiri. Minyak sawit mendominasi, menggantikan kelapa. Kita Butuh Peran pemerintah daerah Mengembalikan kejayaan kelapa perlu peran besar pemerintah daerah. Kenapa? Dia bilang, di tangan pemerintah daerah perubahan peruntukan lahan terjadi. Pemda garda terdepan penjaga lahan. Kita Butuh Peran pemerintah Pemerintah Pusat Mengapa kita butuh peran yang sangat penting oleh pemerintah pusat, itu dikarenankan ketika peran pemerintah daerah tidak mampu mengdalikan atau keluar dari masalah yang dihadapi daerah perlunya peran pemerintah pusat, naah siapa yang berperan (Jokowi) Jokowi sebagai kepala negara saat ini harus tahu bahkan harus turun ke daerah kabupaten Indragiri Hilir, Presiden harus tahu harus merasakan, sejak 73 tahun Indonesia merdeka 51 tahun kabupaten Indragiri Hilir berdiri, petani kelapa inhil belum merasakan kesejahteraan yang layak, Dengan tujuan Mengembalikan kejayaan kelapa perlu peran besar pemerintah. Andai Pemimpin Negeri ini mendengar jeritan keluhan ceritaan, para petani kelapa pada saat ini saya pastikan tetesan air matanya akan keluar, tulisan ini saya buat tumbuh dari rasa kepedulian saya kepada petani kelapa, mereka cerita kami cari sehari  habis sehari kalau malam meletakan tanggan di kepada memikirkan apa yang saya bisa kirimkan uang untuk anak saya yang lagi menuntut ilmu di kota sana, sedangkan saya sudah banting tulang kerja sana - sini, keluah petani kelapa kepada saya. Penulis: khairul. S.Sos