Inilah Kehebatan Pesawat Tanpa Awak Ciptaan Mariandi Asal Bengkalis

Kamis, 10 Oktober 2019

BUALBUAL.com - Mariandi (35) warga Desa Air Putih, Kecamatan Bengkalis, Provinsi Riau, mampu menciptakan pesawat tanpa awak. Setidaknya, sudah sembilan unit pesawat tanpa awak hasil karyanya, tiga diantaranya bahkan sudah terjual. Pesawat tanpa awak yang diciptakan ayah satu anak ini mampu melakukan pemetaan dan pengawasan lewat udara. Hebatnya, pesawat milik Mariandi mampu terbang sampai kurun waktu dua jam. Ketika ditemui Rabu (9/10/2019) Andi, begitu sapaan akrab warga Desa Air Putih Bengkalis ini, menunjuk satu dari sembilan pesawat tanpa awak miliknya. Pesawat yang dipamerkan bernama Capung Air. Andi menjelaskan bagaimana dia mampu merakit sebuah pesawat berwarna orange itu. Usut punya usut, ia tidak berguru dengan siapapun dan berlatarbelakang pendidikan teknologi. Pesawat dibuatnya adalah hasil autodidak yang dipelajarinya melalui media sosial. Dia mengaku seseorang dengan pendidikan tamatan Sekolah Dasar (SD). Dia sempat merasa jenjang pendidikan setelah SD namun tidak tamat. "Tamat SD bang, dulu sempat Tsanawiyah berhenti, awak degel (nakal) dulu," ucapnya diiringi tawa. Kata Andi, sekitar lima atau empat tahun lalu ide dan keinginan membuat pesawat tanpa awak muncul. Saat itu Andi bekerja sebagai pemborong di Negeri Jiran Malaysia. Menurut Andi, di Malaysia teknologi sudah canggih. Ia mengikuti perkembangan teknologi di sana sembari mencari rezeki. "Pertama, saya mendalami. Kalau saya tengok teknologi luar Negeri macam Malaysia lebih canggih dari Indonesia. Saya mengikuti perkembangan teknologi di sana. Pertama ide muncul dari hobi, saya main main biasa," katanya. Dari hobi dan main-main tadi, semangat Andi terbakar ingin menciptakan sebuah pesawat tanpa awak "Di Malaysia siram hasil pertanian sudah pakai teknologi. Saya berpikir ini bagus dibawa ke Bengkalis. Tambah lagi, keinginan kuat disebabkan lahan kitakan sering terbakar, di sana timbul ingin meraket UAV (pesawat tanpa awak), " ujarnya. Pesawat ciptaan pertama, tutur Andi berukur satu meter. Cara kontrolnya masih manual memanfaatkan sebuah remote dan pernah gagal terbang. Kemudian Andi berujar, dua tahun belakangan ini dia serius menekuni hobi pada bidang teknologi. Dia belajar lagi cara perakitan melalui YouTube. Peralatan mulai Andi pesan, bodi pesawat dibuat dengan sendiri. "Mempelajari auto pilotnya betul dua tahun ini. Lepas tu saya mendalami di youtube cara perakitan. Kalau peralatan GPS dan lain dari luar Negeri pesan. Ada dari Malaysia dan China. Kalau bodi dari Bengkalis sendiri," cakap Andi. Bodi pesawat dibentuk menggunakan styrofoam dan fiberglass dilapasi lem epoxy. Peralatan yang dipesan juga dirakit berbekal dipelajari dengan otodidak. "Kalau bodi, 10 hari bisa selesai. Yang lama menunggu peralatannya. Apalagi ekspedisi baterai tidak bisa lewat udara harus laut, itu kadang yang lama," terangnya lagi. Dari sejumlah pesawat rakitan Andi, pesawat Capung Air paling diidolakan. Pesawat ini memiliki kapasitas 16.000 MAH dan mampu menerbangkan pesawat lebih dari satu jam. Pesawat ciptaan Andi ini, jika diakumulasikan sudah menghabiskan uang hampir sekitar Rp100 juta secara bertahap. Pesawat Capung Air kata Andi pernah diterbangkan dari titik terbang Air Putih ke Selat Baru. Jarak tempuh itu, Capung Air menempuh dengan lama terbang 35 menit pergi dan kembali ke titik terbang. "Pesawat ini semakin tinggi semakin laju. Kita kalau terbang sekitar 400 sampai ketinggian 500 meter, " sebutnya. Andi mengaku bangga dapat menciptakan sebuah pesawat tanpa awak. Pasalnya hal itu bermanfaat bagi keperluan orang. Misalnya saja kata Andi, pesawat Capung Air, sudah melakukan pemetaan terhadap tiga desa. "Sampai hari ini dirinya sudah memetakan tiga desa melalui udara dengan alat ini. Diantaranya pemetaan Desa Sederak Kecamatan Bengkalis, Desa Sebauk dan Desa Sungai Alam. Ini dalam waktu dekat kita juga akan lakukan pemetaan untuk desa Air Putih, "jelasnya. Capung Air Bekerja Otomatis Andi membeber cara kerja Capung Air dalam melakukan Mapping (pemetaan) di udara. Pesawat tanpa awak ini bekerja otomatis setelah diterbangkan. Disebut Andi, sebelum Capung Air diterbangkan, Dia lebih dulu melakukan setting lewat pusat kendali di laptop miliknya. Disitulah Andi mengatur rute perjalanan pesawat dan titik-titik mana saja pesawat itu secara otomatis mengambil gambar untuk keperluan pemetaan. "Sebelum terbang pesawat harus di setting dulu, rute perjalanan dan spot-spot foto yang harus diambil. Kalau spot sudah kita tentukan dia akan mengambil foto sendiri, bekerja sendiri tanpa perintah," ungkap Andi. Kalau cuaca tidak memungkinkan, Andi hanya perlu menekan tombol dipusat kendali agar pesawat kembali. "Kalau cuaca hujan, biasa ada peringatan di laptop. Termasuk apabila baterai lemah atau bagaima. Tetapi sebelum terbang, awal dulu kita sudah menguji, baterai pesawat bisa terbang berapa lama, " pungkas Andi. Setelah pemetaan dilakukan, Andi dibantu Ahli pendataan, Hendra Saputra. Dosen Politeknik Bengkalis itu banyak membantu Andi dalam menyelesaikan pengolahan data setelah pemetaan lewat udara. Terjual 3 Unit Mariandi mengatakan, pesawat yang dibuatnya mendapatkan orderan dari pembeli. Pembeli berasal dari Jakarta dan Kalimantan. Andi, tidak tahu persis pemesanan pesawat tanpa awak milik oleh kedua daerah itu kegunaan apa. Pesanan itu didapat berkat ia mengikuti sejumlah komunitas di media sosial Facebook. Ucap Andi, dari Kalimantan ia dapat order dua unit dan dari Jakarta satu. Jenis pesawat dipesan sama seperti Capung Air. "Mulai jual tahun lalu, ada orang order yang dari Kalimantan dan Jakarta. Jenisnya sama, pesawat ini semakin jauh terbangnya semakin anggarannya," tutur Andi. DPRD Siap Bantu Mariandi Prestasi diukir Mariandi warga Desa Air Putih Kecamatan Bengkalis patut diapresiasi. Anggota DPRD Kabupaten Bengkalis Irmi Syakip Arsalan mengaku kagum dengan karya Andi. Irmi Syakip mengaku pernah mengundang Andi baru-baru ini ke kediaman karena penasaran dengan pesawat tanpa awak ciptaan anak Bengkalis. "Ini memang luar biasa. Tak semua orang bisa seperti Andi, "kagum Irmi. Disampaikan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Dia dan koleganya di Komisi IV DPRD Kabupaten Bengkalis siap membantu memfasilitasi Andi untuk bertemu dengan perangkat daerah (PD) terkait. Perangkat daerah dimaksud kata Irmi tentu seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar). "Kita akan fasilitasi agar Andi bisa bertemu dengan PD terkait. Seperti BPBD dan Damkar, karena pesawat Andi ini mampu melakukan pemetaan termasuk wilayah terdampak karhutla dan abrasi," Irmi Syakip Arsalan. Irmi berharap, Pemerintah melalui PD dapat memanfaatkan karya Andi sebagai bentuk suport terhadap prestasi Andi. "Kemarin di rumah saya, saya sudah melihat dari dekat bentuk pesawat tanpa awak milik Andi. Inovasi ini harus dimanfaatkan, " singkatnya.     Sumber: cakaplah