Acara Isra' mi'raj, Wardan Datangkan Ustadz Dari Negeri Jiran dan Kalsel

Rabu, 29 Maret 2017

bualbual.com, Bupati Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), HM Wardan mengikuti pengajian akbar kitab Anwarul Bahiyyah di Masjid Al-Islah, Jalan Sederhana, Tembilahan Hulu, Rabu (29/3/2017) pagi. Dalam pengajian akbar yang digelar dalam rangka memperingati Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW, turut hadir tamu undangan dari Malaysia, Ustadz H Hafiz Lubis LC. Selain itu, hadir pula, Pimpinan Pondok Pesantren Yasin - Banjar Baru, Kalimantan Selatan, KH Ahmad Fahmi Zamzam, MA, Anggota DPRD Kabupaten Inhil, H Adriyanto, para alim ulama dan puluhan masyarakat. Dalam sambutannya, Wardan mengimbau para hadirin, agar dapat mengikuti pengajian akbar dengan sungguh-sungguh. Sehingga, senantiasa memberikan berkah, rahmat dan manfaat. "Mari kita ikuti pengajian dengan sungguh-sungguh. Semoga dapat dipahami, dapat dimengerti bahkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," tukasnya. Tak lupa, kepada tamu undangan dari Negeri Jiran dan Kalimantan Selatan, Wardan memperkenalkan, Kabupaten Inhil sebagai 'Negeri Hamparan Kelapa Dunia'. "Julukan ini didasarkan atas mayoritas pendapatan masyarakat Inhil yang mencapai angka 70 persen berasal dari perkebunan kelapa," katanya. Dalam pidatonya, Wardan mengatakan, dalam upaya menanamkan nilai-nilai keagamaan di Kabupaten Inhil, Pemerintah Kabupaten Inhil telah merumuskan beberapa program, untuk kemudian secara bersama-sama dijalankan hingga pada tingkat desa. "Diantara program yang mulai digalakkan adalah Gerakan Shalat Shubuh Berjamaah. Yang mana, gerakan ini sudah mulai dilaksanakan di salah satu masjid di Tembilahan. Surat edaran ke seluruh kecamatan juga sudah disampaikan, untuk menjalankan gerakan shalat shubuh berjamaah ini. Begitu pula dengan para pejabat di Pemkab yang sudah saya imbau untuk melaksanakan shalat shubuh berjama'ah," katanya. Selain gerakan shalat shubuh berjama'ah, Wardan mengatakan, upaya penanaman nilai-nilai keagamaan dilakukan melalui pelaksanaan gerakan maghrib mengaji, yang saat ini telah menyentuh hingga ke tingkat desa di Kabupaten Inhil. "Gerakan maghrib mengaji ini, dari hasil evaluasi kami sudah baik. Pelaksanaan sudah sampai ke masjid yang ada di desa-desa," ungkapnya. Hal yang melatarbelakangi pelaksanaan gerakan shalat shubuh berjamaah dan gerakan maghrib mengaji, dikatakan Wardan, adalah keprihatinan atas sepinya masjid di saat memasuki waktu shalat. "Dalam kunjungan saya ke desa-desa, masjid sudah banyak yang bagus, banyak yang indah. Hanya, yang memprihatinkan jamaahnya sedikit paling 2 syaf," ceritanya. Kedepan, Wardan mengimbau, agar masyarakat senantiasa dapat melaksanakan ibadah salat di masjid-masjid terdekat, tidak hanya shalat shubuh. Selain itu, Dia juga mengimbau kepada para orang tua, agar senantiasa menegur dan memotivasi anak untuk mengikuti maghrib mengaji. "Mari kita aktifkan masjid lagi. Kepada orang tua, di kala masuk waktu maghrib, ingatkan anak kita untuk berbondong-bondong ke masjid, melaksanakan shalat dan mengikuti pengajian. Jadi, jangan ada lagi yang berkeliaran di jalan saat maghrib. Bahkan, kalau bisa di waktu maghrib matikan televisi," imbaunya. "Sebab, dalam menjalankan dua program tersebut, butuh dukungan dari segenap masyarakat Inhil. Mari bersama kita makmurkan masjid di Negeri Melayu melalui gerakan salat shubuh berjama'ah, maghrib mengaji serta kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya," tutup Wardan. Usai penyampaian Bupati Inhil, acara dilanjutkan dengan pengajian akbar Kitab Anwarul Bahiyyah yang dipimpin oleh KH Ahmad Fahmi Zamzam, MA. Menurut Ahmad Fahmi Zamzam, Kitab Anwarul Bahiyyah adalah kitab terlengkap yang menceritakan tentang perjalanan Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Pengajian Akbar, dikatakan Ahmad Fahmi Zamzam, sering dilaksanakan di beberapa daerah di kawasan Asia Tenggara, tak hanya di Indonesia, seperti di Aceh, Palembang, dan Kalimantan Selatan, namun juga di Malaysia, seperti di Johor, Kedah dan lainnya. "Pengajian akbar adalah pengajian besar. Pengajian yang dilaksanakan di Asia Tenggara. Di sini, kita akan mengaji dengan menghidupkan sistem pengajian lama, seperti mengaji di pondok-pondok pesantren. Mengaji dari kulit ke kulit. Mempelajari kitab, tidak hanya mengambil awalnya saja. Tapi, mengupas hingga akhir," pungkasnya. Untuk diketahui, kegiatan pengajian akbar tersebut, akan dilaksanakan selama 2 hari pada 4 masjid berbeda. Pada setiap masjid, pengajian akbar akan dibagi menjadi 2 waktu, yakni pagi dan malam hari. (Adv)