Alami Pulau lingga Mampu Memikat Burung Migrasi

Selasa, 04 April 2017

bualbual.com, Lingga masih begitu asri. Negeri bahari paling selatan Kepulauan Riau ini relatif sepi. Ratusan pulau-pulaunya kosong tak berpenghuni. Indah dan nyaman. Tidak hanya betah ditinggali para nelayan namun juga menjadi salah satu lokasi burung-burung migrasi singgah. Yakni burung langka yang terancam punah. Singgah beristirahat mencari makan sebelum melanjutkan perjalanan panjang listas negara dan benua. Seperti di lansir nationalgeographic.co.id dalam tulisan berjudul Migrasi Burung Dunia dan Ancaman Kehilangan Habitat, burung-burung kecil spesies migrasi menempuh jarak yang sangat jauh. Mereka mengandalkan habitat dan dapat beristirahat serta makan diperjalanan panjang mereka seperti yang diungkapkan ilmuan konservasi, Richard Fuller dari Australian Research Council Center of Excellencefor Environmental Decisions (CEED) dan Universiat Queensland. Richard mengatakan, burung-burung migrasi melintasi berbagai negara dimana upaya konservasi yang dilakukan bervariasi. Masalah yang paling akut ada di Afrika Utara, Asia Tengah dan di sepanjang pantai Asia Timur. Negara-negara diwilayah ini relatif sedikit mempertahankan kawasan lindung. Hal ini jelas termasuk salah satunya diwilayah pesisir Indonesia yang juga menjadi lokasi migrasi burung-burung namun belum dapat menjamin perlindungannya. Beruntung, beberapa waktu lalu salah seorang anggota Lingga Photografi Comunity (LPC), Said Fauzi yang juga penghobi burung dapat mengabadikan salah satu jenis burung migrasi yakni burung biru-laut ekor-belorok di pantai barat pulau Bladeng, desa Batu Belubang. Selain senang dengan dunia fotografi, Said Fauzi yang lebih akrab di sapa Oji juga ikut mengamati melalui obesrvasi dilapangan. Menurutnya ada sejumlah spot di pesisir kepulauan Lingga menjadi tempat burung-burung migrasi singgah. Ia juga kerap menjadi pemandu bagi bagi pecinta fotografi datang ke Lingga dan berburu foto-foto menarik termasuk jenis-jenis burung migrasi yang banyak ditemukan sepanjang pesisir kepulauan Lingga yang masih hijau tersebut. “Burung migrasi ini menjadi satu hal lagi yang menarik dari kabupaten Lingga. Banyak disini spot-spot mengabadikan burung migrasi,” tuturnya. Menurut Oji, burung migrasi bukan hanya sekedar menjadi koleksi foto. Namun, lebih dari itu. Pesisir Lingga yang asri dan belum banyak pembangunan ekspensi perkotaan dan industri yang menyebabkan menurunnya spesies burung migrasi setiap tahun, Lingga sangat boleh menjadi kawasan lindung untuk konservasi. “Lingga pantas dan boleh diperisipakan sebagai taman nasional. Sebagai kawasan lindung dan lokasi-lokasi penting untuk persinggahan burung-burung migrasi. Selain itu, jelas hal ini akan menjadi daya tarik dan pemanfaatan sumber daya alam yang terarah dan tidak kebablasan. Foto-foto yang kita dapat akan kita share untuk menjadi perhatian bersama-sama,” tukasnya. Selain di Belading, desa Batu Belubang sejumlah titik lain seperti pantai Dungon, pulau Sayak dan desa Pekajang yang beberapa kali ia datangai juga ditemukan spesies burung migrasi. Potensi ini, tentu menjadi salah satu tawaran besar kabupaten Lingga yang kini juga menjadi salah satu pintu masuk wisata layar dunia di Kepri. Untuk mewujudkan hal itu sangat penting akan kesadaran bersama menjaga lingkungan hidup. Naskah: Hasbi Muhammad(PLC)