Anak Jenius, Keturunan atau Faktor Lain , Orangtua Wajib Baca !

Sabtu, 10 September 2016

BualBual.com - Memiliki anak jenius merupakan harapan banyak orang. Pelbagai cara dilakukan para orang tua selama anak dalam kandungan agar lahir sesuai harapan. Namun, tidak banyak keluarga mendapatkan mukjizat itu. Sehingga muncul anggapan kalau kejeniusan pada anak merupakan keturunan dari orang tua. Bagi mereka berasal dari keluarga biasa, tentu sulit mendapatkannya. Psikolog Anak dan Keluarga dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPT UI), Mira D Amir, merasa sepaham dengan kejeniusan berasal dari keturunan. Paling mudah, kata dia, anak menurunkan kemampuan dari sang ibu. "Memang gen perempuan sangat memengaruhi tingkat kecerdasan anak," kata Mira kepada bualbual.com, Jumat (9/9) kemarin. Mira makin yakin bahwa kejeniusan seorang anak merupakan keturunan. Seperti pada kisah Cendikiawan Suryaatmadja alias Diki, bocah 12 tahun sudah duduk di bangku kuliah Universitas Waterloo, Kanada. Di sana, bocah asal Bogor, Jawa Barat itu juga menjadi mahasiswa termuda. Kejeniusan dimiliki Diki disebut-sebut berasal dari ibunya. Apalagi sang ibu bocah jenius ini dikenal pernah meraih juara Kimia. Kondisi ini tentu menjadi pemicu bagi bocah jenius tersebut. "Kecerdasan Diki juga bisa dilihat dari bagaimana ibunya bisa dia jadikan sebagai role model," ujarnya. Sementara itu, Dokter Spesialis Anak, Dr. Soedjatmiko, SpA(K), Msi, tidak sepenuhnya sepakat terkait kejeniusan berasal dari keturunan. Kejeniusan seorang anak di usia dini bisa didapat dari faktor eksternal, seperti bagaimana mendapat perlakuan dari keluarga dan lingkungan. "Faktor kebiasaan anak itu juga bisa membentuk," kata Soedjatmiko. Dengan kata lain, kejeniusan anak sejak usia dini dapat dibentuk lingkungan sekitarnya. Untuk meningkatkan daya pikir, menurut dia, tergantung bagaimana para orang tua memperlakukan anak. Salah satu perlu dilakukan, yakni memberikan permainan edukatif guna meningkatkan kecerdasan. Di samping itu, diperlukan juga asupan gizi berkualitas baik selama masa tumbuh kembang anak. "Terutama saat di kandungan, asupan gizi yang diberikan, bagaimana ibunya mengasuhnya dari bayi, mengajarnya, itu semua berperan besar," pungkasnya. Sedangkan secara medis, Soedjamiko tidak setuju bahwa gen dari ibu paling berpotensi menghasilkan anak jenius. Secara genetik, kata dia, juga bisa didapat dari anggota keluarga lainnya, seperti ayah, nenek, kakek, bahkan kerabat dekatnya. "Tidak benar kalau anak jenius didapat dari gen ibu. Bisa juga juga dari seluruh kerabatnya," terangnya.   merdeka.com