Antisipasi Krisis Iklim, Generasi Muda Dan Perempuan Garda Terdepan Pemulihan Ekosistem Mangrove

Selasa, 26 September 2023

BUALBUAL.com - Sempena peringatan hari mangrove sedunia yang jatuh pada 26 Juli, Jikalahari, Bangun Desa Payung Negeri (BDPN), Ikatan Keluarga Duanu Riau (IKDR) bekerjasama dengan Pemerintah Desa Kuala Selat taja penanaman pohon mangrove dengan mengandeng generasi muda dan perempuan di Desa Kuala Selat Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir, (26/07/2023).

Bagi kabupaten Indragiri Hilir, Krisis iklim adalah sebuah fakta yang tak dapat dibantah dimana ribuan hektar kelapa rakyat terdampak intrusi air laut telah mati total dan menyebabkan ratusan jiwa kehilangan mata pencarian. Sementara masyarakat pesisir tempatan dan masyarakat adat suku duanu yang selama ini bergantung hidup dari hasil laut juga tak luput dari krisis iklim.

Perubahan Iklim dan kebutuhan pembangunann daerah yang masih sangat tergantung dengan Hutan Mangrove semakin memperparah kerusakan ekosistem mangrove dipesisir Indragiri Hilir. Kerusakan ekosistem mangrove inilah yang diduga sebagai penyebab intrusi air laut dan abrasi yang terjadi dibeberapa desa di pesisir Indragiri hilir.

Sempena hari mangrove sedunia 2023, Zainal Arifin Hussein Ketua BDPN yang juga anggota Jikalahari menyampaikan bahwa sudah saatnya apa yang terjadi di pesisir Indragiri Hilir ini diketahui oleh semua pihak dengan harapan adanya upaya cepat pemulihan kawasan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat terdampak.

"Peringatan hari mangrove sedunia tahun 2023 ini, kami harapkan menjadi momentum untuk untuk terus mengkampanyekan dan menyebarluaskan apa yang terjadi di Desa Kuala Selat dan desa lainnya yang ada dipesisir kabupaten Indragiri Hilir", sebutnya.

Peringatan kali ini agak berbeda karena kita membawa lebih kurang 50 orang mahasiswa dan pemuda untuk bersama sama kaum perempuan desa tempatan  untuk melihat langsung apa yang terjadi dan dialami masyarakat dipesisir, dengan harapan kedepannya semakin banyak generasi muda yang tergerak untuk berpartisasi dalam rangka mengkampanyekan isu lingkungan terutama krisis iklim di Indragiri Hilir.

Lanjutnya, Zainal Arifin, menyayangkan pemerintah belum maksimal untuk melakukan upaya penyelamatan kebun kelapa masyarakat dan masih minimnya pemberdayaan ekonomi  masyarakat terdampak.

"Semestinya pemerintah lebih memprioritaskan program - program penyelamatan kebun kelapa di negeri hamparan kelapa dunia" sebagaimana slogan yang selama ini dikampanyekan,tegasnya.

Kepala Sub Kelompok Kerja Pengembangan dan Pemasaran Produk Mangrove, Musyafa Ahmad, S.H. menjelaskan, Mangrove telah lama dikenal sebagai penjaga alam terhadap perubahan iklim dan Indonesia merupakan rumah bagi sekitar 20 persen mangrove dunia ekosistem mangrove terbesar di dunia.

"Mangrove memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem pesisir dengan bertindak sebagai penghalang alami terhadap erosi,Intrusi air laut, melindungi garis pantai dan masyarakat dari gelombang badai, dan menyediakan habitat bagi spesies laut yang tak terhitung jumlahnya",jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama kepala desa Kuala selat Taufik menyebutkan, 

Dampak rusaknya ekosistem mangrove yang di sebabkan oleh lajunya abrasi pantai sehingga kurang lebih 2000 Hektar kebun kelapa masyarakat desa Kuala selat menjadi mati.

" kepada pemerintah agar benar - benar dapat menyelamatkan pekebunan kelapa masyarakat yang sudah mati (Rusak) dengan program pemerintah agar perkebunan masyarakat dapat tumbuh kembali, dengan ini diharapkan dapat memulihkan perekonomian masyarakat pesisir",Harapnya.

Turut Hadir dalam kegiatan IKDR, ISEI, Komisariat Tembilahan, PPI Kab.Indragiri Hilir, Pusat Studi Lingkungan dan Sumber Daya Alam UNISI, Greenomos, DPM UNISI, BEM UNISI, BEM FEB UNISI, PWI Indragiri Hilir, FKWI Indragiri Hilir, IWO Indragiri Hilir, PJID Indragiri Hilir, IJTI Indragiri Hilir, Brimaspala UNISI, Mapersa, Ponpes dan SMK Annur Kuala Selat, IndraRadio FM, Event Inhil, Insta Inhil, Mahasiswa Inhil, Lembaga Pers Mahasiswa AMULET UNISI.