Beginilah Paras Masjid Baiturrahman Setelah Tsunami 13 Tahun yang Silam

Senin, 25 Desember 2017

Bualbual. com,  Tiga belas tahun sudah berlalu pasca bencana besar yang menewaskan puluhan ribu orang dalam tragedi tsunami di Banda Aceh pada 26 Desember 2004. Bayang-bayang masa lalu tentang rasa ngeri kejadiaan nahas tersebut terkadang masih menghantui para korban yang selamat.
Namun dengan tekad untuk bangkit dan berdiri tegak, masyarakat Aceh perlahan mulai menata kembali kehidupan mereka. Aceh sekarang banyak mengalami perubahan dari sisi sosial maupun infrastruktur.
Salah satu perubahan yang menjadi tanda kebangkitan dan ikon kota sejak 1870-an adalah Masjid Raya Baiturrahman.
Masjid yang selamat dari hantaman gelombang raksasa pascagempa di dasar laut barat daya Sumatera.
Setelah 13 tahun bencana yang ditetapkan PBB sebagai bencana kemanusiaan terbesar itu Masjid Raya Baiturrahman terus dipersolek.
Kini, masjid yang berlokasi di pusat Kota Banda Aceh tersebut tampil dengan wajah baru yang lebih indah bak Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.

Serupa masjid di kota suci tersebut, di halaman masjid raya Baiturrahman pun terdapat payung-payung elektrik raksasa yang akan memberi keteduhan bagi jemaah saat hujan maupun dari terik matahari.

Payung-payung elektrik menggantikan hamparan rumput hijau yang dulu tumbuh di pekarangan masjid.
Selain itu, ada juga kolam berbentuk persegi panjang di depan masjid menambah nuansa segar dan sejuk.

Baiturrahman baru selesai direnovasi dan diresmikan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla pada 13 Mei 2017.
Proses pengembangan lanskap dan infrastruktur masjid telah dimulai sejak 2015.
[caption id="attachment_17904" align="alignnone" width="300"] Payung-payung raksasa memberikan keteduhan kepada pengunjung Masjid Raya Baiturrahman dari terik matahari dan hujan.[/caption] Biaya Renovasi Sekitar Rp458 Miliar

Renovasi pasca tsunami menambahkan keindahan masjid dari segi wisata religi. Biaya renovasi untuk mempersolek masjid ini adalah sekitar Rp458 miliar.

Sebagai salah satu bangunan yang kokoh kala tsunami menerjang, Baiturrahman menjadi ikon sekaligus tujuan wisata di Banda Aceh. Apalagi, setelah kini bersolek.

Banyak warga khususnya umat muslim berkunjung ke sana untuk beribadah dan mengabadikan diri lewat satu-dua jepret foto. Pada 2016, masjid ini menyabet predikat daya tarik wisata terbaik dalam kompetisi wisata halal nasional dan kompetisi wisata hala dunia yang diadakan di Abu Dhabi. [caption id="attachment_17905" align="alignnone" width="300"] Mimbar khatib dan mihrab atau tempat imam memimpin salat (kiri) di dalam Masjid Raya Baiturrahman.[/caption] Buka Alas Kaki untuk Hormati Masjid Sebagai Tempat Bersujud

Para pelancong wisata religi atau jemaat yang hendak mengunjungi masjid dengan berjalan kaki bisa masuk lewat pintu Barat atau Timur. Namun, sebelum melangkah ke teras masjid, para pengunjung harus melepas alas kaki dari gerbang. Itu dilakukan untuk menjaga kesucian, serta menjaga kebersihan lantai masjid sebagai tempat bersujud kala salat.

Bagi anda yang membawa kendaraan, terutama roda empat untuk berkunjung ke masjid ini, bisa memarkirnya di area sekitar atau di tempat parkir khusus di bawah tanah (basement). [caption id="attachment_17906" align="alignnone" width="300"] Area parkir basement Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh[/caption] Tempat parkir di basement itu merupakan salah satu pembaharuan yang dilakukan pada Masjid Raya Baiturrahman pasca tsunami. Di area parkir bawah tanah yang dapat menampung puluhan mobil itu juga terdapat area drop-off, sehingga pengunjung bisa langsung turun dan masuk ke lobi masjid dari lantai bawah. [caption id="attachment_17907" align="alignnone" width="300"] Tempat wudhu yang dilengkapi bangku marmer untuk duduk kala pengunjung sedang bersuci.[/caption] Menuju lantai atas untuk masuk ke dalam masjid dari lantai bawah, pengunjung harus berhati-hati karena mesti menggunakan ekskalator tanpa alas kaki. [caption id="attachment_17908" align="alignnone" width="300"] Anda harus membuka alas kaki sejak di gerbang Masjid Raya Baiturrahman.[/caption] Kilas Sejarah Masjid Baiturrahman

Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh memiliki sejarah yang panjang. Selain tsunami, masjid ini menjadi saksi bisu atas berbagai peristiwa penting yang pernah terjadi di Aceh. Dalam perjalanannya, masjid kebanggaan masyarakat Serambi Mekah ini telah mengalami beberapa kali perluasan dan pemugaran.

'Kitab kerajaan mengatakan bahwa masjid pertama kali dibangun dari kayu pada tahun 1621 di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda. Beberapa orang mengatakan masjid ini bahkan dibangun lebih awal pada tahun 1292 oleh Sultan Alaidin Mahmudsyah,' demikian sekilas sejarah masjid yang dinukil dari situs pariwisata Pesona Indonesia. [caption id="attachment_17909" align="alignnone" width="300"] Menikmati suasana syahdu di teras Masjid Raya Baiturrahman saat malam hari.[/caption] Masjid ini pernah dihancurkan ketika Perang Aceh pada 1873. Akan tetapi, Mayor Jenderal Vander yang bertugas sebagai Jenderal Militer pada saat itu, menyadari nilai dan kepentingannya pada masyarakat Aceh sehingga membangunya kembali pada 1879.

Kini, Masjid Agung Baiturrahman terletak di pusat kota Banda Aceh itu mudah ditemukan dari jauh karena ditandai menara setinggi 35 m, 7 kubah besar dan 7 menara masjid.***(cnnindonesia. com/r)