Berdebat Dengan Pemuda Kuala Kampar, Gubri Syamsuar Jangan Marah

Selasa, 07 September 2021

BUALBUAL.com - Gubernur Riau Drs. H Syamsuar M.Si saat melakukan kunjungan Kerja  ke Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Sempat berdebat dengan seorang pemuda yang bernama MHD ALI.SH yang menyampaikan kritikan pedas atas  kekecewaan nya kepada Gubernur Riau, Drs H Syamsuar M.Si yang  didampingi Bupati Pelalawan H Zukri usai meresmikan gedung pondok pesantren di Kelurahan Teluk dalam Kecamatan Kuala Kampar.

Dalam video tersebut sempat Gubernur Riau menegur pemuda tersebut dengan mengucapkan "Jangan marah," ucap Gubri dalam Video tersebut.

Setelah beredar nya video tersebut di media sosial,  media ini langsung mengkonfirmasi MHD ALI Pemuda dari Desa Sungai Mas Kecamatan Kuala Kampar melaui pesan WhatsApp dengan nomor 085214080XXX
Begini Kata Ali  Lewat pesan WhatsApp nya saat dikonfirmasi media ini pada Selasa (07/09/2021 ) " 

"Harus nya pembangunan jalan dengan system yang berkeadilan. Kalau pemprov mau,  itu bisa terealisasi secara menyeluruh layak pakai. " Nah ini di beberapa desa khususnya di Pelalawan yakni desa Sokoi, Sungai emas, Labuhan bilik, Gambut mutiara dan Segamai kami fikir tidak layak pakai dengan waktu yang sudah terbilang lama. 

MHD ALI Pemuda dari Desa Sungai Mas Kecamatan Kuala Kampar

"Nah ini baru baru saat pandemi Ada Dana hibah dari Amerika, kita tak perlu bangga membangun daerah kita dengan Dana hibah apalagi dari negara lain. Kita wajar skeptis, ada apa? Sementara perusahaan raksasa banyak di riau. Kalau gubernur berani coba kolaborasi dengan korporasi, bess itu jalan yang masih jalan tanah murni belum Ada timbunan sama sekali. 

Sudah sangkat konstruktif ini saya sampaikan karna jabatan beliau sudah cukup lama. Bukan persoalan kita Ada uang atau tidak, persoalan nya mau atau tidak. Bahkan jika mau diajak adu argument tentang bagaimana membangun dengan konsep percepatan saya siap.

Ini bukan pertama kali kritik soal lisbon Bahkan kami sampai ke Pusat meminta Dana DAK Karna harus berimbang yang kita stor ke pusat dengan yang kembali ke daerah, bahkan kami pernah bakar surat dikantor gubernur setahun yang lalu ujar Aktivis ini.