Bikin Geger Bogor, Soal anak kelas 5 MI bermuatan pemerkosaan

Kamis, 15 Desember 2016

Bualbual.com - Bogor, Isi soal untuk siswa kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah (MI) mendadak menjadi perbincangan netizen di media sosial. Sebab, soal-soal yang diujikan pada 9 Desember lalu ini bermuatan cabul dan tak pantas untuk bocah-bocah yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Isi soal tersebut diunggah pertama kali oleh akun Facebook Taufik Faturohman, Rabu (14/12). Dia mengeluhkan lolosnya soal Bahasa Sunda yang bermuatan cabul. Soal-soal tersebut diujikan untuk siswa MI di Kabupaten Bogor. "Astagfirullah, ini soal UAS Bahasa Sunda untuk siswa MI kelas 5 di Kabupaten Bogor, kok begini? Diujikannya Jumat kemarin, yakni 9 Desember 2016," tulisnya. Materi soal tersebut menceritakan seorang pemuda asal Kabupaten Sumedang yang mengagumi seorang wanita cantik di sebuah kampung. Demi mendapatkan hatinya, pemuda tersebut malah melakukan pemerkosaan dengan keji. Dengan detil digambarkan bagaimana adegan pemerkosaan itu. Alhasil, isi soal tersebut langsung menjadi bahan hujatan netizen. "Iih. Siapa yang buat itu soal? Segitunya. Anak kecil mana mengerti," tulis Ai Dedah Rosidah. Setelah menjadi polemik, Wana Rohana, guru MIS Jamiatul Falah Sukaraja, selaku tim penyusun soal ujian tersebut langsung meminta maaf. Saat menyusun soal tersebut dia mengambil materinya dari majalah Mangle berjudul 'Sasakala Cieunteung'. Warga Tanah Sareal ini mengaku hanya mengisi kekosongan tim penyusun untuk Bahasa Sunda. Dia bermaksud ingin berkontribusi sekaligus mengukur kemampuannya berbahasa Sunda, dan diterima untuk pertama kalinya. Meski begitu, Rohana mengaku mencoba melakukan penyusunan berdasarkan standar kompetensi. "Salah satu kelemahan, kekhilafan dan keteledoran saya dalam memilih wacana ini, sehingga menyebabkan masalah yang sangat besar. Tidak ada niatan apapun dalam memilih wacana tersebut. Semua ini semata-mata murni kekhilafan saya," tulis Rohana dalam klarifikasinya. Dia meminta maaf kepada warga Bogor atas soal bermuatan cabulnya tersebut. "Saya beristighfar kepada Allah atas kesalahan saya, dan mohon dibukakan pintu maaf seluas-luasnya khususnya kepada Bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor beserta seluruh jajarannya, kepada seluruh panitia KKMI Kabupaten yang terlibat di dalamnya, dan umumnya kepada seluruh warga madrasah," tutupnya.   BB.C/merdeka.com