BJ Habibie: Indonesia Mayoritas Islam, Tapi Ini Bukan Negara Islam

Jumat, 17 Februari 2017

Presiden ketiga Republik Indonesia, BJ Habibie, menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta. Habibie berjalan kaki dari kediamannya di Patra Kuningan, Jakarta, menuju tempat pemungutan suara (TPS). Pantauan Kompas.com, Habibie tiba di TPS 05 pada Rabu (15/2/2017) sekitar pukul 09.45. Pagi ini, Habibie mengenakan kemeja batik lengan panjang berwarna biru dan mengenakan peci hitam. Tak menunggu lama, Habibie kemudian menggunakan hak pilihnya di bilik suara. Selesai memilih, Habibie diminta berfoto bersama panitia TPS. Menurut Habibie, pilkada kali ini tak hanya memperoleh perhatian dari seluruh bangsa Indonesia, tetapi juga dari seluruh dunia. Pasalnya, menurut dia, bangsa Indonesia adalah bangsa yang pluralistis dan tidak mengenal SARA. "Mendapat perhatian dari seluruh dunia. Saya baru dari Eropa, saya sebentar lagi akan ditelepon dari Eropa, dari mana saja, karena mereka perhatian," ujar Habibie seperti dikutip dari kompas.com. Habibie menjelaskan, meskipun Indonesia merupakan negara dengan jumlah pemeluk agama Islam terbesar di dunia, perlu diingat, Indonesia adalah negara pluralistis. Yang paling penting, kata dia, adalah percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, Indonesia adalah negara demokratis, dengan perkembangan dan kemajuan bangsa dan negara ditentukan oleh rakyatnya sendiri. "Walaupun masyarakat Indonesia adalah masyarakat terbesar yang beragama Islam, ini bukan negara Islam. Ini negara demokrasi yang ditentukan oleh rakyat," kata Habibie. BB.C/BT