BKKBN Riau Gelar Pertemuan Bahas Integrasi Pendampingan Perawatan Bagi Lansia

Kamis, 11 Juni 2020

BUALBUAL.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Riau menggelar pertemuan dengan dinas terkait  se Provinsi Riau, Selasa (9/6/2020). Pada pertemuan ini BKKBN Riau mengambil tema integrasi pendampingan perawatan jangka panjang bagi lansia bersama mitra se Provinsi Riau.

Untuk undangan dari provinsi dan kota Pekanbaru diadakan di Aula Lancang Kuning, Kantor BKKBN Riau, Jalan Terubuk Pekanbaru.  Sedangkan untuk dinas KB kabupaten kota mengkitu rapat melalui virtual meeting. Sebab saat ini masih Pandemi Covid-19.

Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Sri Wahyuni mengatakan,  pertemuan Integrasi Pendampingan Perawatan Jangka Panjang Bersama Mitra bertujuan untuk meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi program kelanjutusiaan antar instansi dan mitra kerja terkait. Agar terlaksananya kegiatan pendampingan perawatan jangka panjang di lapangan yang terintegrasi dengan program kegiatan lainnya. 

Yakni sinergitas antara puskesmas/posyandu lansia, kelompok kegiatan BKL dan bantuan sosial bagi lansia. Setiap kegiatan kelompok BKL ini di harapkan terdokumentasikan melalui pencatatan dan pelaporan K/0/BKL dan R/I/BKL di SIGA. 

Sri Wayhyuni mengungkapkan, populasi Lansia di Indonesia mencapai sebanyak 24,49 juta jiwa atau 9,27 persen dari total penduduk (BPS 2018). Penduduk Lansia mengalami peningkatan yang tajam, sesuai dengan proyeksi penduduk bahwa pada tahun 2045 penduduk Lansia mencapai 19,8 persen. 

Populasi Lansia yang semakin banyak menjadikan fenomena penuaan penduduk yaitu daerah yang penduduk lansianya di atas 10 persen dari total penduduk. Provinsi yang sudah mengalami penuaan penduduk antara lain DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Utara.
"Penuaan penduduk merupakan salah satu hasil dari pembangunan seperti peningkatan kesehatan, gizi, pendidikan dan teknologi sehingga kualitas hidup lebih baik dan Usia Harapan Hidup meningkat," katanya.

Besarnya jumlah penduduk Lansia, kata Wahyuni, dapat membawa dampak positif maupun negatif. Kehadiran Lansia dapat berdampak positif apabila penduduk tersebut berada dalam keadaan sehat, aktif, dan produktif. Namun, apabila banyak Lansia yang rentan karena mengalami penurunan kapasitas fisik, mental dan kognitif akan berdampak negatif bagi pembangunan.

"Kondisi tersebut diatas mengharuskan pemerintah untuk mengambil kebijakan yang komprehensif. Salah satu program terkait Lansia yang dikembangkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di lingkungan masyarakat adalah kelompok kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL)," ujarnya.

Wahyuni mengungkapkan, BKL dapat menjadi wadah bagi keluarga Lansia dan para lansia untuk mewujudkan Lansia Tangguh (sehat, aktif, produktif, dan mandiri) melalui 7 Dimensi Lansia Tangguh.  Salah satu dari 7 dimensi Lansia Tangguh yaitu dimensi fisik, bahwa Lansia yang mengalami penurunan kapabilitas fungsional membutuhkan pendampingan perawatan jangka panjang. 

"Perawatan jangka panjang adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang lain, baik itu pendamping (caregiver) formal atau informal untuk memastikan bahwa lansia yang mengalami atau berisiko mengalami penurunan/kehilangan kapasitas intrinsik dapat mempertahankan kapabilitas fungsional yang konsisten dengan hak-hak dasarnya, kebebasan yang fundamental dan menjaga martabatnya. 

"Sebagian besar caregiver adalah pendamping informal yaitu anggota keluarga dan kader sedangkan sebagian kecilnya adalah caregiver profesional," katanya.

Permasalahan tersebut menjadi isu kelanjutusiaan yang harus dipikirkan oleh pemerintah dan mulai dipersiapkan untuk mewujudkan penduduk Lansia yang mandiri, sejahtera dan bermartabat melalui pelayanan yang ramah Lansia. 

"Hal ini memerlukan upaya yang terencana, multidisplin, dan melibatkan seluruh Pemangku Kepentingan mulai dari pemerintah, masyarakat, keluarga, dan sektor swasta," ujarnya. 

Untuk menunjang pelaksanaan tersebut, diperlukan upaya mempercepat pelaksanaan program di lapangan dalam bentuk kegiatan proyek prioritas nasional (Pro PN) penguatan pelayanan yang ramah Lansia untuk menciptakan lansia yang tangguh melalui 7 dimensi lansia tangguh serta meningkatkan kemampuan keluarga dalam mendampingi Lansia yang membutuhkan perawatan jangka panjang (PJP) di BKL. 

Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Plt Kepala Perwakilan BKKBN Riau, Sri Wahyuni ini juga dihadiri Kepala Bidang KS-PK DP3AP2KB Provinsi Riau beserta jajaran, Kepala Bidang yang membidangi program Pembangunan Keluarga Bappeda Provinsi Riau, Kepala Bidang yang membidangi program posyandu lansia Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 

Kepala Bidang yang membidangi program lansia  Dinas Sosial Provinsi Riau. Kemudian Pokja 4 TP PKK Provinsi Riau, Bidang KS-PK, Kasi terkait Bina Keluarga Lansia dan Operator SIGA/Bagian Pencatatan dan Pelaporan OPD KB Kab/Kota se-Provinsi Riau.