Bocor-Bocor! Dua Parpol Susul Usung Joko Widodo, Identitasnya?

Sabtu, 07 April 2018

BUALBUAL.com, Ini bisa jadi kabar yang makin tak enak didengar kubu Prabowo. Sebab, ada dua parpol lagi yang akan bergabung dalam koalisi pengusung Joko Widodo (Jokowi). Hal itu diungkap Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuziy, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (6/4/2018). Dua parpol dimaksud, kata politisi degan panggilan akrab Romi itu, akan mengumumkan keputusan dan deklarasi mengusung Jokowi pada bulan ini. “Kedua parpol ini sudah mengadakan pembicaraan serius dengan Pak Jokowi belum lama ini,” ungkap Romi. Politikus asal Yogyakarta itu menambahkan, salah satu dari kedua parpol itu akan menggelar deklarasi dukungan untuk Jokowi secara khusus. Sedangkan satu partai lagi masih memasang syarat. Yakni memasang kadernya sebagai cawapres Jokowi. Romi sendiri mengaku menyambut baik rencana kedua parpol dimaksud yang akan segera bergabung menjadi pengusung Jokowi. Sebab, hal itu akan memperkuat dukungan suara bagi Jokowi pada Pilpres 2019. Kendati demikian, Romi enggan menyebut dua parpol dimaksud dan mempersilahkan untuk menunggu. Sementara, Romi juga mengungkap bahwa sampai saat ini, belum ada keputusan soal sosok cawapres yang akan mendampingi Jokowi. Sebab, pembahasan soal cawapres baru akan dilakukan usai Pilkada Serentak 2018. Sekaligus untuk memastikan parpol yang akan menjadi pengusung Jokowi di Pilpres 2019. “Nanti kalau sudah pasti siapa-siapa partai koalisi pengusungnya, baru dibahas bersama dengan Pak Jokowi setelah Pilkada serentak 27 Juni 2018,” pungkas dia. Untuk diketahui, Jokowi sampai saat ini sudah mendapat dukungan dari lima partai politik parlemen. Mereka adalah PDIP, Golkar, PPP, Nasdem dan Hanura ditambah dua parpol non parlemen, PSI dan Perindo. Dari lima parpol tersebut, hanya PKB dan PAN yang sampai saat ini belum menyatakan dukungannya kepada siapa. Sementara Gerindra, diyakini bakal berkoalisi dengan PKS untuk mengusung Prabowo dengan kemungkinan mendapat tambahan dari PBB. Di sisi lain, Partai Demokrat yang sebelumnya menjadi partai penengah, masih juga belum menyatakan sikap.

(fat/jpnn/ruh/pojoksatu)