Bos Preman Paling Ditakuti, John Kei Ingin Insaf

Jumat, 27 Desember 2019

BUALBUAL.com - John Refra Kei alias John Kei sudah bebas dari Lapas Permisan, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah pada Kamis pagi, 26 Desember 2019. Dia sudah menjalani dua per tiga masa tahanan dipotong remisi 3 tahun 30 hari dari vonis 16 tahun penjara yang diberikan Mahkamah Agung. Meski bebas lebih cepat, Jonh Kei wajib lapor untuk sisa masa tahanannya. Dia harus tinggal di sel khusus Lapas Permisan karena terbukti bersalah melakukan pembunuhan terencana terhadap Bos Sanex Steel, yakni Tan Harry Tantono alias Ayung. Ayung ditemukan tewas terbunuh dengan 32 tusukan pada Januari 2012 di salah satu kamar di Swiss-Belhotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Kelompok John Kei mencuat dan dikenal publik pada 2004. Dia dikenal sebagai bos preman yang diduga juga terlibat dalam pembunuhan debt collector Basri Sangaji. Basri tewas dalam pembunuhan sadis pada Oktober 2004. Selain jasa penagih utang, kelompok John Kei juga bergerak di bidang jasa pengawalan lahan dan tempat. Sosoknya yang dikenal sebagai penguasa dunia kekerasan dan kriminal di Jakarta itu ditakuti banyak orang. Karena itu, dia pun mendapat julukan 'Godfather of Jakarta'. Namun sejak divonis hukuman 16 tahun penjara atas kasus pembunuhan Ayung dan menjalani hidupnya di hotel prodeo, John Kei bilang, sudah banyak berubah ke arah yang lebih baik. Dia mengaku menemukan Tuhan, dan menjadi manusia yang baru. "Ketika aku bebas nanti, kuserahkan hidupku untuk melayani," kata dia dalam sebuah video. John Kei mengaku jika selesai menjalani masa hukum dan diberikan kebebasan, maka ia tidak akan kembali ke kehidupan sebelumnya. Bahkan, ia berniat akan mengabdikan hidup untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan. John Kei mulai berubah ketika dipindah ke LP Nusakambangan pada Minggu, 2 Maret 2014. Sebelumnya, ia dipenjara di Rutan Salemba. Di LP Nusakambangan, ia terlihat lebih sering berada di gereja untuk beribadah. Bersama puluhan warga binaan LP Batu Nusakambangan yang beragama Nasrani, ia hadir di acara peresmian gereja pada Rabu, 2 April 2014. John Kei tampak khusyuk menyanyikan lagu-lagu rohani. Di hadapan para jemaat, pria Maluku itu menangis saat melantunkan lagu pujian yang berisi tentang penyesalan dosa dan upaya perbaikan melalui kasih Tuhan. “Di Nusakambangan ini saya menemukan titik balik untuk kembali kepada Tuhan," kata John Kei. Natal kemarin menjadi perayaan terakhir baginya di Lapas Permisan. Dia pun sempat memberkan kotbah kepada ratusan jemaat. Selepas bebas dari penjara, John Kei berkeinginan menjadi rohaniawan lapas, yang akan berkunjung dari lapas ke lapas.       Sumber: Viva.co.id