Cari Bukti Korupsi KPK Tutup Sementara Jembatan Water Front City Bangkinang - Kampar

Rabu, 25 April 2018

BUALBUAL.com, Jembatan Water Front City yang membentang di atas Sungai Kampar yang menghubungkan Kecamatan Bangkinang Kota dengan Kecamatan Bangkinang ditutup sementara untuk umum. Dari lokasi, belasan penyidik KPK pria dan beberapa perempuan tampak sibuk mengambil beberapa sampel di jembatan yang disoft opening pada 26 Oktober 2017 tersebut. Sejumlah polisi melarang masyarakat melintas karena sedang ada belasan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemeriksaan lapangan. Mengumpulkan data dan bukti dugaan korupsi pada proyek senilai Rp100 miliar tersebut. 25/04/18 Beberapa orang yang ada di jembatan ini tampak menggunakan ID card KPK. Mereka tampak sibuk mengumpulkan dokumen dan sampel. Jalan masuk jembatan baik dari jalan nasional Riau-Sumbar maupun dari pintu masuk di Kampung Godang, Desa Pulau Lawas ditutup. Belasan aparat kepolisian dan Dinas Perhubungan Kabupaten Kampar tampak menjaga pintu masuk dan beberapa personil polisi yang lain tampak berpencar do sekitar lokasi pemeriksaan. Ketika ditanya apa saja objek yang diperiksa, ia mengatakan semua komponen seperti struktur beton dan baja. Dikatakan, jembatan dicek dari atas sampai bawah. "Termasuk jalan ini, bagian dari pembuatan jembatan, terangnya. Salah seorang petugas KPK yang bersedia diwawancarai dan tak bersedia namanya disebutkan kepada Riauterkini mengaku sudah tiga hari berada di Bangkinang dalam rangka proses penyelidikan terhadap jembatan ini. "Masih proses. Penyelidikan masih jalan. Kami baru tiga hari di sini," ucap pria berbaju putih lengan panjang yang menolak diketahui indentitasnya. Ia buru-buru menyembunyikan kartu tanda pengenal KPK saat dihampiri wartawan. Kemudian mengenai siapa saja yang diperiksa dan kapan diperiksa, diakuinya telah dilakukan sejak lama. "Pemeriksaan orang udah jalan lama di Jakarta," bebernya. Terkait personil yang diturunkan menurut penuturannya tidak terlalu banyak, diantaranya ahli dari Perguruan Tinggi Negeri yang mengerti soal teknis pembangunan jembatan. Ia mengakui telah menemui kejanggalan proyek pembangunan jembatan yang menggunakan anggaran tahun jamaknyang menyedot APBD Kabupaten Kampar dan Provinsi Riau sekira Rp 100 miliar lebih itu. Dikatakan, saat ini masih dalam tahap penyelidikan, belum masuk penyidikan. "Ya istilah masih cari permulaan bukti. Minimal dua alat bukti untuk proses penyidikan," imbuhnya. Diantara peralatan yang digunakan untuk cek fisik jembatan ini diantaranya scan bar, alat untuk mengecek kelenturan jembatan dan alat untuk mengecek sampel beton. Setelah kegiatan cek jembatan, pihaknya akan melakukan uji fisik. "Uji fisik segala macam, kalau ada ditemukan dua alat bukti yang cukup baru ada ekspos dengan pimpinan jaksa dan penyidik. Kalau dirasa cukup baik lanjut penyidikan. Belum tentu ada tersangkanya juga ya," ulasnya. "Nanti akan ketahuan seharusnya di perencanaan sekian ternyata dites ada kelainan, berarti ada apa. Semua terukur karena ada lab lab khusus untuk kontruksi," pungkasnya.***   (riauterkini.com)