China Bersiap Lakukan Uji Tembak Sistem Rudal S-400

Sabtu, 28 Juli 2018

bualbual.com, Militer China dilaporkan sedang bersiap untuk menguji tembak sistem rudal pertahanan S-400 Triumph yang dibeli dari Rusia. Tes tembak untuk pertama kalinya oleh Beijing ini akan berlangsung beberapa hari ke depan. Sumber yang mengetahui rencana uji coba sistem rudal pertahanan surface-to-air itu mengungkapnya kepada kantor berita TASS. "Direncanakan bahwa pada akhir Juli atau awal Agustus unit Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China yang menjalani pelatihan di Rusia akan melakukan uji tembak terhadap sasaran balistik yang disimulasikan di tempat penembakan China," kata sumber tersebut. S-400 Triumph dipasok Rusia kepada China minggu lalu. Sistem pertahanan Rusia ini juga diidam-idamkan oleh Turki dan India. Ahli militer Hong Kong, Song Zhongping, mengatakan sangat mungkin bagi PLA untuk menguji S-400 segera setelah penerimaan karena Pasukan Roket-nya sudah akrab dengan pendahulu sistem rudal itu, yakni S-300. “PLA telah menggunakan S-300 sejak tahun 1990-an, sehingga akan lebih mudah bagi mereka untuk mengambil S-400 terbaru daripada negara lain, seperti India dan Turki, yang juga berencana untuk membeli sistem pertahanan tersebut," katanya. Song, yang bekerja sebagai komentator militer untuk Phoenix TV, mengatakan bahwa India dan Turki juga akan membayar dua kali lebih banyak daripada yang dilakukan China untuk mendapatkan sistem pertahanan canggih itu. S-400 Triumph diklaim mampu menargetkan semua jenis sasaran udara, termasuk pesawat taktis dan strategis, rudal balistik dan jet hipersonik, termasuk pesawat jet tempur siluman F-35 generasi kelima Amerika Serikat. AS telah memiliki F-35 di pangkalan militernya sendiri dan juga memasok untuk sekutunya di kawasan Asia-Pasifik sejak Oktober. Pengerahan itu mendorong China untuk membawa jet tempur siluman J-20 masuk ke layanan militer lebih cepat dari jadwalnya. Song mengatakan bahwa S-400 akan melengkapi sistem rudal Rusia yang dikembangkan China secara domestik. S-400 dapat menembak hingga 36 target secara bersamaan dengan sebanyak 72 rudal di ketinggian antara 5 meter (16 kaki) hingga 30 km (19 mil). Ahli militer yang berbasis di Beijing, Li Jie, mengatakan bahwa penjualan S-400 Rusia ke China akan membantu Moskow untuk mempromosikan teknologi rudal pertahanan udaranya di pasar internasional, yang selama ini didominasi oleh sistem Patriot AS. "Rudal S-400 akan semakin mengkonsolidasikan kemitraan strategis Beijing dan Moskow dalam kerja sama diplomatik, politik, ekonomi dan militer," katanya, dikutip South China Morning Post, Sabtu (28/7/2018). Beijing menandatangani kesepakatan untuk membeli sistem S-400 Triumph pada tahun 2014. Beijing memesan 24 unit jet tempur Su-35 Rusia. (mas/sindonews)