China Pakai Obat HIV Tangani Pasien Virus Corona "Korban Meninggal Sudah 56 Orang"

Ahad, 26 Januari 2020

BUALBUAL.com - China memakai obat untuk pengidap virus HIV sebagai penanganan sementara pasien yang terinfeksi virus corona. Petugas medis kini tengah berupaya menemukan obat untuk pasien yang terjangkit virus corona. Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) mengatakan kombinasi obat lopinavir dan ritonavir yang dijual dengan merek Kaletra dari AbbVie, dipakai untuk menangani pasien yang terinfeksi virus corona. Virus asal Wuhan, Provinsi Hubei itu kini sudah menewaskan 56 orang di China dan menjangkiti 2.000 lainnya di sejumlah negara. Laman Bloomberg melaporkan, Minggu (26/1), meski belum ditemukan obat yang efektif, NHC menyarankan pasien diberikan dua tablet lopinavir dan ritonavir dua kali sehari dan satu dosis alpha-interpheron lewat tindakan nebulisasi dua kali sehari. Jurnal medis Lancet dua hari lalu mengatakan uji coba medis memakai ritonavir dan lopinavir untuk menangani kasus virus corona sedang berjalan. Media Global Times melaporkan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China kini sedang mengembangkan vaksin untuk virus corona. Wang Guangfa, ahli pernapasan dari Rumah Sakit Universitas Peking di Beijing yang terkena virus ini setelah mengunjungi Wuhan untuk memeriksa pasien terjangkit, mengatakan kepada China News Week pekan ini, dokter menyarankan dia meminum obat HIV untuk melawan virus corona dan berhasil untuk dirinya. Pemerintah China terus berupaya menanggulangi penyebaran virus Corona Wuhan. Kini, negara itu mempercepat pembangunan rumah sakit khusus pasien penyakit misterius itu. Dikutip dari laman Xinhua, Sabtu (25/1), rumah sakit itu kini tengah dibangun di atas lahan seluas 25 ribu meter persegi. Puluhan mesin pengeruk bekerja bersama-sama di lahan itu. Rumah sakit itu nantinya akan memiliki 1.000 ranjang pasien untuk perawatan terisolir dan efisien bagi pasien virus Corona Wuhan. Lokasi RS masih berada di Wuhan, atau tepatnya di Distrik Caidian, sebelah barat Wuhan. Ide pembangunan RS ini berasal dari pengalaman ketika virus SARS merebak di awal tahun 2000-an.     Sumber: merdeka.com