Dampak Ekonomi Rakyat Jadi Korban, Sang Ibu Meninggal karena Kelaparan 'Dua Hari Minun Air Galon'

Selasa, 21 April 2020

Warga Serang yang minum air galon selama 2 hari. (Facebook/BAntenRAYA.com)

BUALBUAL.com - Mewabahnya virus Corona (Covid-19) di Indonesia beberapa bulan belakangan mengakibatkan lesu-nya laju perekonomian masyarakat. Dalam situasi ini, dampak perekonomian dan kesejahteraan bagi kelompok masyarakat menengah ke bawah sangatlah besar.

Banyak masyarakat mengalami kesulitan bahkan hanya untuk sekedar makan sehari-hari. Belum lama ini, kisah satu keluarga di Kelurahan Lontarbaru, Serang, Banten ramai dibicarakan karena terpaksa hanya bisa minum air galon selama dua hari. Berikut informasi selengkapnya:

Anak Sulung-nya di PHK

Kehidupan keluarga Yuli sebelumnya cukup terbantu oleh anak sulung-nya yang bekerja di sebuah perusahaan. Namun, imbas dari adanya virus Covid-19 ini sang anak harus dirumahkan oleh pihak perusahaan.

"Tadinya anak saya kerja. Sekarang dirumahkan karena tempat kerjanya tutup. Tambah, gaji terakhir tidak diberikan," ungkap Yuli saat ditemui, Jumat (17/4).

Suaminya Mencari Barang Bekas

Suaminya sendiri bekerja mencari barang-barang bekas untuk menyambung hidup. Yuli pun mengatakan jika penghasilan sang suami berkisar Rp25-30 ribu per harinya. Itu pun digunakan untuk menghidupi ke-empat anaknya.

"Lumayan saja, satu hari kadang dapat Rp25-30 ribu. Beli beras satu liter untuk kami berenam, itu pun diirit-irit," ujarnya.

2 Hari Hanya Minum Air Galon

Sebelumnya, ia bahkan mengaku sempat tidak memiliki uang untuk membeli makanan dan terpaksa hanya meminum air galon isi ulang selama dua hari untuk menahan lapar.

"Dua hari ini kami cuma minum air galon isi ulang. Anak-anak bilang lapar juga, paling minum air saja," katanya saat ditemui, Jumat (17/4).

Sempat Meminta Bantuan ke RT

Saat ditemui, Yuli mengaku jika dirinya sempat mengadu ke pihak RT setempat untuk meminta bantuan sembako. Namun, ia mengatakan jika pihak RT belum menerima bantuan dari pemerintah setempat.

"Saya sudah datang ke RT. Katanya enggak bisa dapat bantuan," kata Yuli.

Kabar terbaru, Yuli dinyatakan meninggal dunia pada Senin (20/4) kemarin pada pukul 15.30 WIB. Ia meninggal di perjalanan menuju Puskesmas untuk mendapat pertolongan. Saat di konfirmasi, Camat Serang yakni Tb. Yassin membenarkan kabar tersebut.

"Saya kurang tahu itu karena apanya. Yang saya tahu itu ketika almarhum sedang dibawa ke Puskesmas Singandaru, sebelum sampai sudah tidak ada nyawa," katanya.

Yassin juga mengatakan jika ia sempat mengunjungi kediaman Yuli satu hari sebelum meninggal. Yassin pun mengatakan jika kondisi Yuli terlihat baik-baik saja dan bugar.

Diduga Serangan Jantung

Kabar meninggalnya Yuli-pun langsung ramai dibicarakan. Ia diduga meninggal akibat serangan jantung dan bukan kelaparan. Hal itulah yang disampaikan oleh juru bicara gugus tugas Covid-19 Kota Serang, W Hari Pamungkas.

"Visum resmi besok akan disampaikan, saya pastikan bukan terkait sama Covid, bukan karena kelaparan, tapi karena serangan jantung. Yang bersangkutan dapat pertanyaan berat dari orang sekelilingnya. Visum resmi akan disampaikan Puskesmas besok, tapi saya tanya dokternya diduga jantung," kata Hari, Senin, (20/04).

Pemerintah Mengatakan Sudah Pernah Berikan Bantuan

Hari mengatakan jika keluarga almarhum masuk dalam status Jaring Pengaman Sosial (JPS). Pemerintah juga sudah sempat memberikan bantuan berupa sembako yang diberikan pada tanggal 18 April 2020.

"Bantuan telah diberikan dan setelah dicek termasuk dalam pendataan JPS. Artinya dalam sisi tanggungjawab pemerintah Kami gerak cepat untuk menyelesaikan permasalahan itu," pungkasnya.

Tanggapan Mensos

Menteri Sosial Juliari Batubara angkat bicara terkait peristiwa tersebut. Mensos menegaskan, Pemda harus menjadi garda terdepan buat warganya.

Ia menginstruksikan pejabat daerah setempat untuk berperan aktif mengecek warga.

"Saya enggak mungkin tahu penyebabnya kalau tidak dicek langsung. Pemda-pemda-lah yang harus menjadi garda terdepan untuk warganya," kata Juliari saat dihubungi merdekacom, Selasa (21/4).

Dia mengklaim hingga saat ini bantuan sosial sedang berproses untuk didistribusikan ke seluruh wilayah.