Rusli Zainal dan Gubernur Riau Abdul Wahid
BUALBUAL.com - HM Rusli Zainal MM berharap kepada Gubernur baru Riau H Abdul Wahid M Si dan para wakil rakyat Riau asal Mandah agar berupaya membuka isolasi dan menghubungkan Mandah dan sekitarnya dengan daratan Riau.
Harapan mantan Gubernur Riau ini disampaikannya pada acara Halal bi Halal Warga Mandah Pekanbaru dan tepuk tepung tawar bagi warga asal Mandah Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) yang berhasil duduk di eksekutif dan legislatif untuk Provinsi Riau, Kota Pekanbaru dan daerah sekitarnya, di Gedung LAM Riau, Pekanbaru (26/4).
Rusli menyebutkan, masyarakat Mandah sangat susah, terlebih soal transportasi darat, gubernur dan wakil rakyat asal Mandah di DPRD Riau sejatinya sedapat upaya merealisir dan melanjutkan apa yang sudah diperjuangkannya selebelumnya. "Agar Mandah dapat masuk mobil," katanya.
Dalam kesempatan ini Rusli sempat menyapa dan memperkenalkan anggota dewan terpilih asal dari Mandah, terutama yang masih baru.
"Ini ada Sumardany. Anak Zahirman Thalib. Jantan nama panggilan Zahirman. Kalau saya Atan. Atan Rusli. Kami serumah waktu pertama saya di Pekanbaru. Rumah kami dulu sangat menderita," kata Rusli Zainal memperkenalkan salah satunya.
Selain Sumardany, dari Partai Demokrat terpilih dari Dapil Pekanbaru, anggota dewan asal Mandah yang terpilih lainnya duduk di DPRD Riau Hj Septina Primawati MM, orang Golkar yang berasal dari Pasirpangarayan bersuamikan orang asal Mandah, dalam beberapa periode terpilih sebagai anggota DPRD Riau dari Dapil Inhil. Aisyah, lahir di Simbar, berpartai PKB juga datang dari Dapil Inhil. Terakhir Raja Ferza lahir Jambo Mandah, juga dari PKB, terpilih untuk duduk di DPRD Kampar. Sedangkan Sumardany lahir di Pekanbaru, orang tuanya sama dengan Yuliantini, berasal dari Desa Igal Kecamatan Mandah.
Dalam acara halal bi halal dan tepuk tepung tawar ini diselenggarakan juga acara menangkup sagu rendang, sebuah tradisi di Mandah, memakan sagu bersama lauk gulai ikan, udang bakar atau kerang rebus cecah sambal air asam.
"Orang-orang di kampung kami kalau lagi ngumpul-ngumpul makan bersama ya, menangkup sagu. Juga untuk menjamu keluarga," kata Wahid soal tradisi menangkup sagu rendang.
Sagu juga makanan pokok bagi orang Mandah dulu, terutama bila masa krisis payah dapatkan beras. Sagu rendang pengganti nasi, dipakai terutama bila pergi melaut menangkap ikan, menjala, menjaring dan lainnya, atau juga pergi masuk hutan untuk menebang kayu atau membuat kebun.