Di Medsos Pendukung Jokowi Dinilai Mulai Star Kampanye Negatif

Sabtu, 05 Januari 2019

BUALBUAL.com, Pendukung calon presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin dinilai mulai meniru gaya kampanye pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dengan menyebarkan kampanye negatif di media sosial. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens dalam diskusi Merawat Keindonesiaan yang dilakukan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (4/1). Kampanye negatif selama ini diizinkan, sedangkan kampanye hitam dilarang. Kampanye negatif dilakukan dengan menunjukkan kelemahan dan kesalahan pihak lawan politik, sedangkan kampanye hitam adalah menuduh pihak lawan dengan tuduhan palsu atau belum terbukti, atau melalui hal-hal yang tidak relevan dengan kepemimpinan. Boni mengatakan kampanye negatif yang dilakukan pendukung Jokowi mulai berlangsung sejak Oktober hingga Desember 2018. Kebanyakan negative campaign itu pun dilakukan di media sosial seperti Twitter dan Instagram. "Memang ada upaya untuk meniru negative campaign dalam tiga bulan terakhir sebetulnya, dari Oktober sampai Desember itu saya melihat pendukung Jokowi mulai meniru gayanya Prabowo," ujarnya. Boni mencontohkan kampanye negatif yang dilakukan oleh pendukung Jokowi. Misalnya mempersoalkan secara berlebihan ujaran tampang Boyolali yang pernah dilontarkan Prabowo, lalu mempersoalkan perilaku Sandiaga dan membuat meme tentang status Prabowo sebagai seorang duda. Menurut Boni, hal-hal tersebut tidak mencerdaskan para pemilih di Pemilihan Presiden 2019 ini. Selain itu dia menilai Jokowi lebih dikenal sebagai orang yang menampilkan kampanye positif. Namun, Boni mengaku melihat kampanye negatif itu tidak datang dari tim resmi kampanye Jokowi-Ma'ruf. "Jadi jangan menari di tabuhan gendang oposisi yang mencoba memainkan pola-pola hitam atau negatif dan itu agak berbahaya untuk Jokowi kalau coba meniru," tuturnya. Boni menduga kampanye negatif yang dilakukan pendukung Jokowi merupakan reaksi terhadap oposisi yang seringkali melakukan kampanye negatif terhadap pasangan nomor urut 01 itu. "Itu sebetulnya naluri alamiah. Tetapi saya kira evaluasi sudah dilakukan tetapi pembenahan harus dilakukan, sekali lagi kekuatan Jokowi pada strategi positifnya," ucapnya. Boni juga mencontohkan kampanye negatif yang dilakukan pendukung Prabowo-Sandiaga seperti menyebarkan propaganda Jokowi anti Islam, Jokowi didukung PKI dan Jokowi Pro-Cina. Dalam praktiknya, Boni mengatakan kampanye negatif berubah menjadi kampanye hitam seperti hoaks, fitnah, insinuasi, kritik tanpa data dan politisasi SARA. Boni juga menyebut pasangan nomor urut dua itu lebih sering melakukan black campaign sehingga dapat mengindikasi ikatan dukungan politik atas dasar paksaan cemas, resah, takut, benci terhadap lawan politik atau siapapun yang dikategorikan sebagai musuh mereka. "Prabowo-Sandi sangat kuat beretorika, berkampanye, mereka berhasil membangun persepsi dengan begitu cepat dan mengobok-obok emosi kolektif masyarakat. Hal ini positif untuk proses pertarungan politik tetapi negatif karena di saat melahirkan pemerintahan," tuturnya.   Sumber: cnnindonesia