Diduga Mau Kudeta Ratu, Raja Thailand Lucuti Gelar Selir Kesayangannya

Ahad, 27 Oktober 2019

BUALBUAL.com - Raja Thailand Maha Vajiralongkorn murka sehingga mencopot gelar selir Sineenat Wongvajirapakdi, dan memecat enam orang staf istana. Semua itu dilakukan sang raja dalam waktu tiga hari. Selama berkuasa menggantikan sang ayah yakni Raja Bhumibol Adulyadej, Raja Vajiralnongkorn  kerap mengambil keputusan kontroversial. Setelah mendaoat kekuasaan dan kekayaan istana, kekiniaan ia memutuskan untuk mencopot gelar orang terdekatnya karena merasa dikhianati. Kabar kemarahan raja ini santer diberitakan baru-baru ini hingga menuai perhatian dunia internasional. Mulanya, melalui siaran televisi, Raja Thailand melepas gelar selir yang diberikan kepada Sineenat Wongvajirapakdi atau yang kerap disapa Koi. Dilaporkan Aljazeera, Senin (21/10/2019), wanita pertama yang diangkat menjadi selir pada 28 Juli 2019 lalu tersebut dianggap telah merusak kepercayaan dengan bersikap tidak setia. Koi yang mendapat gelar Chao Khun Phara (permaisuri mulia) disebut ingin menggulingkan tahta Ratu Suthida Bajrasudhabimalalakshana, permaisuri yang dipinang Raja Thailand bulan Mei lalu. "Dia dipecat karena tidak setia kepada raja, tidak menurut perintah kerajaan, serta bertindak menentang penunjukan Ratu (Suthida) untuk ambisinya sendiri," kata pernyataan pihak istana. Akibatnya, tindakan mantan perawat tentara itu dinilai tidak menghormati dan tidak menghargai kebaikan selama ini diberikan pihak kerajaan. Ia bahkan disebut telah merusak sistem Monarki yang dijunjung tinggi Kerajaan Thailand. Belum juga selesai dengan kontroversi pencopotan selir, Raja Vajiralnongkorn kembali menjadi sorotan. Selang tiga hari dari keputusan itu, tepatnya pada Kamis (24/10/2019), Raja Thailand dikabarkan memecat enam orang staf istana. Berita resmi kerajaan mengatakan, tindakan pemecatan terjadi setelah para staf istana melanggar peraturan dengan menggunakan jabatan resmi mereka demi kepentingan pribadi atau orang lain, seperti yang dikutip dari BBC. Ulah mereka dinilai mencoreng citra kerajaan hingga akhirnya  dipecat dan dicabut gelar resminya. Enam orang staf itu terdiri dari seorang perempuan, pejabat polisi senior dan dua pengawal yang semuanya bekerja di istana. Kendati begitu, hingga kekinian pihak kerajaan Thailand enggan menyebut keterkaitan antara pencopotan gelar selir Sineenat Wongvajirapakdi dan pemecatan enam staf istana. Di lain pihak, meski dikagetkan dengan dua keputusan yang diambil raja, publik Thailand menolak untuk bereaksi. Pasalnya, mereka yang berani mengkritik raja dan keluarga dianggap melanggar hukum. Pun bila terbukti melayangkan penghinaan, rakyat dihadapkan dengan hukuman penjara 15 tahun.   Sumber: Suara.com