Diselundupkan ke Malaysia, Pemilik 40 Satwa Langka yang Hendak Masih Misteri

Sabtu, 23 Maret 2019

BUALBUAL.com, Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau dan Balai Gakkum Lingkungan Hidup Hidup (LHK) Wilayah Sumatera hingga kini masih mengembangkan kasus percobaan penyelundupan 40 jenis satwa langka yang hendak diselundupkan ke Malaysia. Aksi ini digagalkan oleh Bea Cukai Dumai dan Lanal Dumai pada Kamis (21/3/2019) lalu. Kepala Balai Gakkum LHK Wil Sumatera, Eduar Hutapea, mengatakan lima orang tersangka masih diperiksa secara intensif. Dari lima tersebut, empat orang asal Lampung berperan sebagai supir yang membawa dua unit mobil. Sementara satu orang asal Bengkalis merupakan penghubung yang menyiapkan pengangkutan satwa dari Dumai menuju Pulau Rupat dan Malaysia. "Keempatnya masih pada tingkatan pembawa dan penghubung, sementara pemiliknya masih kita telusuri," kata Eduar pada Sabtu (23/3/2019). Eduar menyampaikan bahwa dari pengakuan supir, dari Lampung ada satu orang yang ikut dengan mereka yang memberi perintah dan menyiapkan kendaraan. Namun orang tersebut begitu di Dumai memisahkan diri sehingga keberadaannya tidak diketahui. Sementara itu, penghubung yang berada di Dumai mengaku HP-nya hilang sehingga petugas kesulitan melacak jalur koordinasi dan percakapan mereka. "Modus seperti ini memang banyak dilakukulan oleh penyelundup. Satwa ini dikatakan diangkut dari Surabaya menuju Lampung lewat orang yang berbeda. Setelah itu baru dibawa dari Lampung menuju Dumai dengan pihak lain. Sehingga kita kesulitan melacak para tersangka," jelas Eduar. Eduar sendiri mengatakan kasus ini mirip dengan yang terjadi di Batam dua pekan lalu. Saat itu ada 31 satwa langka yang juga berasal dari Surabaya hendak diselundupkan ke Malaysia. Namun aksi tersebut berhasil digagalkan. "Kita akan coba kaitkan kasus ini, mungkin berasal dari pemilik yang sama," sebutnya. Pihak LHK juga tengah menjalin komunikasi dengan Malaysia untuk bisa menekan tindak penyelundupan satwa ini. Diakuinya bahwa satwa ini masuk dalam perdagangan pasar gelap di Malaysia untuk dijual dengan harga mahal. Sumber : Cakaplah