Dosen IPB University Berikan Pelatihan Aplikasi Herbal dan RAS Budidaya Kepiting Bakau di Kota Tanjungpinang

Jumat, 17 Juni 2022

BUALBUAL.com - Dosen IPB University Dr Dinamella Wahjuningrum dan Dr Irzal Effendi dari Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan memberikan pelatihan aplikasi herbal dan RAS (recirculated aquaculture system) pada budidaya kepiting bakau kepada masyarakat khususnya Pokdakan (Kelompok Pembudidaya Ikan) Bahari Sakti di Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri).

Kegiatan dalam rangka Program Dosen Pulang Kampung LPPM-IPB University yang dilaksanakan dari 14 sampai 16 Juni 2022 ini akan dilanjutkan dengan percontohan dan pendampingan.

Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi dan diskusi dengan pimpinan stakeholder terkait beserta jajarannya masing-masing secara terpisah, yakni Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kepri Dr Arif Fadillah, Walikota Tanjungpinang dalam hal ini diwakili oleh Zulhidayat (Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Tanjungpinang sekaligus sebagai Sekretaris Jenderal Himpunan Alumni/HA IPB Provinsi Kepri), dan Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kota Tanjungpinang Yoni Fadri, serta PT Era Mas Internasional yakni perusahaan budidaya kepiting bakau dengan menggunakan sistem apartemen di Kota Tanjungpinang.

Pada saat sosialisasi dan diskusi, Dinamella yang merupakan putri daerah Kota Tanjungpinang dan juga sebagai Ketua Tim mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membantu memecahkan masalah yang ada pada budidaya kepiting bakau, khususnya pada tahap pembenihan, sambil melepas kangen kepada kampung halaman. 

Penyediaan benih kepiting bakau melalui pembenihan dihadapkan pada permasalahan kematian post-larva megalopa dan penyakit pada induk. Para stakeholders seluruhnya mendukung kegiatan Program Dosen Pulang Kampung IPB ini. 

“Kami sangat mendukung program ini, bahkan kalau bisa lebih banyak lagi dosen yang memiliki keilmuan kelautan dan perikanan yang berasal dari Kepri melakukan kegiatan ini, mengingat provinsi ini sebagian besar kawasannya berupa laut, pulau-pulau kecil, dan pulau-pulau kecil," kata Arif Fadilah pada saat sosialisasi dan diskusi di kantornya.

“Kami sangat mendukung karena kegiatan ini bisa meningkatkan kegiatan produktif, pendapatan, dan perekonomian masyarakat, dan kalau bisa bersinergi dengan program HA IPB di Provinsi Kepri antara lain One Village One CeO”, ungkap Zulhidayat di kantornya.

“Bagi kami kegiatan ini sangat positif dan turut mendukung program pengembangan urban farming yang tengah dikembangkan oleh Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kota Tanjungpinang,” kata Yoni Fadri yang langsung memerintahkan stafnya antara lain penyuluh lapangan perikanan (PPL) untuk mendampingi kegiatan pelatihan tersebut di lapangan.

Ketua Tim Dinamella menyatakan bahwa pelatihan itu sendiri diikuti oleh sekitar 20 orang peserta yang terdiri dari anggota Pokdakan Bahari Sakti, Penyuluh Lapangan Perikanan, dan mahasiswa Jurusan/Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Umrah, dan difasilitasi oleh Shavika Miranti MSi. Yang menjadi dosen di program studi dan ketua jurusan di universitas tersebut. Materi yang diberikan mencakup sistem produksi usaha budidaya kepiting bakau, perbaikan kualitas air melalui pengembangan RAS, dan aplikasi obat-obatan herbal (fitobiotik).

“Aplikasi herbal ini selain dalam rangka keamanan pangan berbasis bahan baku lokal, juga bertujuan untuk memberi branding organik kepada produk kepiting bakau, sehingga bisa lebih diminati konsumen,” ungkap Dinamella.

Dinamella selanjutnya menyatakan bahwa pengembangan SDM pembudidaya kepiting bakau ini tidak berhenti sampai pelatihan saja.

“Setelah pelatihan akan dilanjutkan dengan percontohan aplikasi dan RAS, dan pendampingan”, ungkap Dinamella.

Sementara itu Irzal menyatakan bahwa permasalahan kematian larva yang tinggi adalah umum dihadapi dalam pembenihan pada hampir semua komoditas akuakultur, tidak terkecuali kepiting bakau. “Untuk itu kami mencoba mengembangkan RAS dan pendekatan pakan dalam pemeliharaan larva produk eksotik ini," pungkas Irzal.

Pelatihan ini diikuti dengan sangat antusias oleh seluruh peserta, bahkan salah seorang peserta pelatihan yakni Pak Atan tampak termotivasi untuk menerapkan hasil pelatihan di unit produksi miliknya.

“Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi saya. Saya jadi lebih memahami kepiting bakau, dan berharap bisa memelihara larva hewan ini di tempat saya”, ungkap Atan.

Ketua Pokdakan Bahari Sakti Said Afzsaldy berharap pelatihan ini bisa meningkatkan kemampuan anggota dalam memecahkan masalah pada pembenihan kepiting bakau.

“Kami mendapat tantangan dari PT Era Mas Interasional untuk mensuplai benih. Permasalahan utama dalam pembenihan kepiting bakau adalah kematian yang tinggi pada stadia megalopa, dan kami berharap dengan adanya pelatihan ini yang dilanjutkan dengan percontohan, dan pendampingan ini bisa menyelesaikan masalah tesebut,” demikian harapan Said.

Pelatihan diakhiri dengan pemberian kenang-kenangan dari IPB University kepada Pak Lurah yang turut menyaksikan kegiatan ini.