Dua Dokumen LAM RIAU Serahkan untuk Kemajuan Melayu Kepada Gubri

Rabu, 12 Juni 2019

BUALBUAL.com - Pimpinan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), beraudiensi dengan Gubernur Riau Drs H. Syamsuar MS.i. Kepada pejabat nomor satu di Riau itu, diserahkan dua dokumen penting untuk kemajuan Melayu Riau. Pada pertemuan di ruang kerja gubernur Riau, Senin (10/6/2019) itu, tampak hadir Ketua Umum MKA LAMR Al azhar, Ketua Umum DPH LAMR Syahril Abubakar, Ketua MKA Yoserizal Zen, Sekum MKA Taufik Ikram Jamil, dan Sekum DPH Nasir Penyalai. Sedangkan Syamsuar didampingi Assisten 1 Sekdaprov Riau Ahmad Syah Harrofi. “Ini buku grand design tentang rumusan kemajuan budaya Melayu Riau,” kata Syahril Abu Bakar menyerahkan bundelan buku kepada Syamsuar. Selanjutnya, Taufik Ikram Jamil menyerahkan dokumen kurikulum berbasis kurikulum 2013 yang direvisi 2017. Sebelum menyerahkan kurikulum Mulok itu, Taufik Ikram Jamil menjelaskan, bahwa kurikulum yang diserahkan ini untuk tingkatan SD, SMP dan SMA dan sederajat dengannya. “Kiranya kami juga berharap buku ini bisa dicetak. Kami juga berharap ada kebijakan dari gubernur terkait tunjangan kepada guru Mulok,” ucap seniman yang biasa disapa TIJ itu. Di sisi lain, Al azhar menerangkan bahwa pihaknya juga sudah menyusun buku pendidikan BMR untuk pegangan guru. Hal ini dapat diunggah di web lamriau.id. kurikulum Mulok ini, tambah Al azhar, penekanan pada karakter anak. Di webb resmi LAMR Sudah 14.000 yang melihat dan 9.000 sudah mengunduhnya. “Persoalan yang dihadapi, saat ini ada buku muatan lokal yang dibuat pihak lain namun isinya terkadang tidak sesuai dengan tunjuk ajar Melayu. Karena itu kita berharap buku-buku Mulok yang beredar seharusnya sudah terverifikasi oleh LAMR,” ungkap Al azhar. Taufik Ikram Jamil saat menyerahkan buku kurikulum Mulok kepada Syamsuar. Buku pedoman guru untul Mulok yang dibuat LAMR ini, ucap Al azhar lagi, sudah melalui berbagai seleksi dan sesuai dengan tunjuk ajar Melayu. Baca Juga : Polres Inhu Tangkap 41 Tersangka Narkoba “Terima kasih atas kunjungan ini, baik masukannya saya terima terkait kebudayaan maupun pendidikan muatan lokal,” kata Syamsuar. Soal rencana induk atau grand design pemajuan kebudayaan Melayu Riau, sambung Syamsuar, sangat perlu terutama bagi pengambil kebijakan, yakni kepala daerah. Sehingga orang tahu dengan Melayu, dan apa yang dibuat pengambil kebijakan terhadap kearifan lokal. “Saran saya perlu dilakukan seminar, sehingga penerapan kebudayaan Melayu ini mudah diterima seluruh lapisan masyarakat,” ucap Syamsuar. Sedangkan mengenai kurikulum, Syamsuar mengatakan, memperjelas arah pendidikan di Provinsi Riau. “Kita akan instruksikan agar Mulok dilaksanakan sesuai dengan kurikulum ini,” katanya. Malah, gubernur mengatakan, “Kita pun tidak ada masalah jika nantinya menyurati Menteri terkait mulok ini.” ***(RKC)