Dua Kader PDIP Bersitegang, Sebut Cina Saja Yang Belum Menjajah Indonesia

Kamis, 01 September 2016

Dua anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Effendi Simbolon dan Charles Honoris saling bersitegang ketika Komisi I DPR RI mengundang Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, dalam rapat kerja di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (31/8) ketika rapat membahas soal ancaman terhadap kedaulatan Indonesia dari kawasan Laut China Selatan (LCS). Anggota Komisi I DPR dari fraksi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon, menilai pembangunan sistem pertahanan Indonesia untuk menghadapi risiko keamanan dari LCS masih setengah hati. Anggaran Kemenlu bisa dibilang terlalu kecil. Padahal, Kemenlu dibebani misi untuk mensosialisasikan kebijakan dalam negeri ke dunia internasional. “Menurut saya anggaran kita relatif kurang untuk konflik perbatasan. Ibu fokuskan lagi agar anggaran dialokasikan besar ke hal yang berkaitan dengan keamanan negara,” ucap Effendi mengarah ke Menteri Retno sebagaimana dilansir BWKG.com Dia tegaskan, langkah yang komprehensif harus dilakukan pemerintah agar Indonesia tidak lagi “dijajah” seperti zaman dahulu. Mantan Cagub Sumatera Utara ini juga meminta pemerintah lebih mewaspadai potensi pelanggaran kedaulatan Indonesia oleh negara China. “Karena China saja yang belum menjajah kita, walapun secara ekonomis itu bukan ranah saya,” kelakar Effendi. Entah mengapa, kolega Effendi di Fraksi PDIP, Charles Honoris, naik pitam mendengar pernyataan itu. Charles mempertanyakan maksud Effendi. Dia menilai, pernyataan Effendi menyinggung ras Tionghoa. Padahal sebelumnya yang dimaksud Effendi adalah negara China. “Tadi bapak bilang itu, tolong dijelaskan di rapat terhormat ini,” pinta Charles. “Saya enggak bilang begitu. Saya bilang kita enggak pernah dijajah China. Inggris pernah, Belanda pernah, Jepang pernah (menjajah Indonesia). China enggak pernah. Saya bilangnya begitu,” jawab Effendi Simbolon. Melihat pertengkaran dua rekannya, pimpinan rapat yang juga berasal dari Fraksi PDIP, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin, mencoba melerai. “Sudah-sudah, itu nanti saya kira bisa dijelaskan sehabis rapat, kita selesaikan secara adat,” ujarnya. Untuk mencairkan suasana, TB Hasanuddin yang berlatarbelakang suku Sunda melontarkan sebuah gurauan. “Suku Sunda dan suku Batak itu sebenarnya bersaudara, Siliwangi dan Silitonga,” guraunya.   (KRN1)koranriau.net