Falzan Surahman: Kami Minta Maaf, Soal Iklan KPID Riau yang Kontroversi

Selasa, 25 Desember 2018

BUALBUAL.com, Iklan Layanan Masyarakat (ILM) tentang Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Riau menuai kontroversi. Pasalnya, dalam narasi iklan yang berisi tentang siaran anti hoax tersebut terdapat diksi yang dianggap menyudutkan ustadz, yakni kalimat "ustadz kondang dari Riau menghamili jemaahnya." Nah, untuk medapatkan penjelasan yang terang terkait persoalan ini, CAKAPLAH.com mewawancarai Ketua KPID Riau, Falzan Surahman. Berikut petikannya: Ada ILM dari KPID Riau yang kini menuai kotroversi, karena ada diksi ustadz kondang dari Riau menghamili jemaahnya. Apa tanggapan Anda? Sebelum saya jelaskan tentang ILM ini, terlebih dahulu saya selaku ketua KPID Riau menyatakan permintaan maaf kepada masyarakat apabila iklan tersebut mengganggu. Bukankah tak ada gading yang tak retak, tak ada tebu yang tak beruas, begitu juga kami para komisioner KPID Riau yang dalam bekerja tentu ada khilafnya. Terkait iklan yang kontroversi tersebut, sebenarnya tak ada niat kami untuk mendiskreditkan para ustadz. Mungkin diksi atau pilihan katanya saja yang kurang tepat dalam iklan tersebut sehingga menimbulkan banyak tafsir di masyarakat. Padahal, sedikit pun tak ada terlintas dari KPID untuk menyudutkan ustadz. Tak mungkin itu. Namun ini semua kami pertanggungjawabkan. Sebenarnya, ILM itu siapa yang memproduksi? Iklan tersebut diproduksi oleh pihak ketiga. Namun, meskipun dibuat oleh pihak ketiga, pemilik iklan ya KPID Riau. Karena, kita yang pesan iklan tersebut untuk kita tayangkan di lembaga penyiaran yang ada di Riau. Dan saat kita pesan itu iklan, kita buat catatan-catatan kepada tim produksi iklan, untuk mereka perhatikan saat memproduksi iklan ILM ini. Catatannya, pertama: tema iklan adalah tentang kesadaran masyarakat terhadap berita-berita hoak. Karena memang, hari ini berita hoax sudah mulai mengkhawatirkan kita, termasuk di dunia penyiaran. Catatan kedua yang kita mintakan perhatian dari tim produksi iklan adalah tentang cara pengaduan masyarakat apabila menemukan informasi hoax di dunia penyiaran, baik itu di radio dan televisi. Hanya dua catatan itu yang kita pesankan kepada tim produksi, tak ada yang lain, apalagi ingin mendiskreditkan para ustadz. Namun kenyataannya, iklan ILM ini malah menuai protes dari masyarakat. Menurut Anda, apa yang sebenarnya terjadi? Itulah. Awalnya saya dan teman-teman kaget juga. Kita semua mendapatkan telon dan pesan whatsapp dari tokoh dan masyarakat terkait iklan ini. Sehingga kami mengambil tindakan cepat agar persoalan ini tak melebar kemana-mana. Kami akui memang ada kekhilafan saat mengecek kembali iklan ILM ini sebelum ditayangkan di lembaga penyiaran, dan ini dikarenakan memang kesibukan teman-teman komisioner yang banyak turun ke masyarakat untuk melakukan literasi media. Lalu, tindakan apa yang akan dilakukan oleh KPID Riau dengan telah tayangnya iklan ILM ini di radio dan televisi kabel? Kita akan tarik kembali ILM ini. Kita akan revisi. Dan kita terimakasih atas peran serta masyarakat yang ikut sama-sama menjaga dunia penyiaran kita agar lebih baik. Kalaulah berharap dengan tujuh orang komisioner KPID Riau untuk mengawasi siaran se-Riau, itu cukup berat. Makanya, kita perlu juga peran masyarakat seperti saat ini, khususnya dalam case iklan ILM ini.   Sumber: cakaplah