Fendri Jaswir: Pihak Sekolah Harus Bertanggung Jawab 'Viralnya Hura-hura Perayaan Kelulusan Siswa di Rohul'

Senin, 04 Mei 2020

BUALBUAL.com - Aksi tidak terpuji yang dilakukan sekelompok siswa yang di Rokan Hulu, Riau saat merayakan kelulusan sekolah membuat banyak pihak geleng-geleng kepala. Apalagi hal itu dilakukan ketika pandemi Covid-19 dan bulan Ramadan.

Menyikapi hal itu Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Riau, Ir. H. Fendri Jaswir, MP mengaku prihatin. Mantan anggota DPRD Riau itu menilai siswa yang berpenampilan seronok dan hura-hura ketika merayakan kelulusannya itu tidak menggambarkan sikap, perilaku, etika dan moral seorang siswa yang sedang menjalani pendidikan. Tindakan oknum siswa tersebut sudah melampaui batas-batas etika dan moral yang diajarkan di sekolah.

"Pihak sekolah harus bertanggung jawab atas kejadian ini. Sebab, pihak Dinas Pendidikan Provinsi Riau sudah mengingatkan secara tertulis kepada Kepala SMA dan SMK Negeri, agar dalam pengumuman kelulusan menghindari kontak langsung, kerumunan siswa, dan coret-coret pakaian dan hura-hura siswa. Karena itu, pengumuman dilakukan malam hari pukul 21.00 WIB melalui website sekolah," kata Fendri, Senin (4/5/2020).

Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Riau, Ir. H. Fendri Jaswir, MP

Dikatakan Fendri lebih lanjut, peristiwa yang terjadi di SMAN 1 Kunto Darussalam boleh jadi lolos dari kontrol pihak sekolah. Namun seharusnya pihak sekolah sudah bisa mengantisipasinya dari awal. Pihak sekolah juga bisa minta bantuan pihak kepolisian untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Dinas Pendidikan Provinsi Riau diminta mengambil tindakan terhadap pihak sekolah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kepada oknum siswa yang telah membuat 'keonaran' dengan melakukan tindakan-tindakan kelewat batas seperti yang telah diakui oleh oknum siswa, perlu diambil tindakan dan sanksi seperti menahan ijazahnya atau tindakan lain sesuai dengan peraturan yang berlaku," katanya lagi.

Fendri menyebut, dari peristiwa ini perlu diresapi bahwa di ujung jenjang pendidikan itu ada tiga hal yang harus dicapai yakni Pengetahuan (kognitif), Sikap (afektif), dan Keterampilan (psikomotorik). Ketiga hal ini harus seimbang, bahkan sikap atau moral seharusnya lebih banyak diajarkan.

"Roh dari pendidikan di Bumi Melayu ini adalah akhlak dan moral. Karena itu, pendidikan agama, PPKN, muatan lokal Budaya Melayu Riau, dan konseling, harus diperkuat dan bersinergi di masa mendatang. Kita berharap peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di masa mendatang," tutup Fendri.