Gara Gara Berita Bohong Suami di Meranti Bunuh Istrinya

Kamis, 05 April 2018

Bualbual.com, Berita bohong alias hoaks, tidak saja membuat masyarakat menjadi kebingungan. Di Kabupaten Meranti, berita bohong ini bahkan telah menimbulkan dampak munculnya korban jiwa. Masih ingat dengan kasus penemuan mayat seorang perempuan bernama Nurul Komariah?, Seperti dilansir Riau24.com belum lama ini, mayat perempuan warga Desa Semukut itu ditemukan di Jalan Tanjung Harapan. Bukan hanya penemuan mayat itu saja yang membuat heboh. Yang lebih mengenaskan, adalah penyebab mengapa aksi itu terjadi. Dari hasil pendalaman Polres Meranti, Nurul Komariah tewas akibat dibunuh suaminya sendiri. Tersangka sendiri, sudah ditangkap saat berada Jakarta Utara, baru-baru ini. "Dari hasil pemeriksaan kita, suaminya tega menghabisi istrinya karena cemburu setelah mendapatkan informasi bahwa istrinya main serong. Tanpa mengklarifikasinya langsung tiba-tiba menghabisi nyawa istrinya," ungkap Kapolres Meranti, AKBP La Ode Proyek SH. "Dari hasil otopsi terjadi luka berat. Ini terjadi akibat informasi bohong yang tanpa mengklarifikasinya terlebih dahulu. Sehingga langsung nekat membunuh istrinya," tegasnya, saat tampil dalam kegiatan Fokus Group Diskusi (FGD) antisipasi penyeberan berita hoaks dan ujaran kebencian di Kabupaten Kepulauan Meranti. Kegiatan itu digelar Rabu 4 April 2018 di ruang data Polres Kepulauan Meranti. Kegiatan itu kemudian diakhiri dengan deklrasi anti hoaks dan ujaran kebencian, yang diikuti unsur Musyawarah Pimpinan Daerah Kabupaten Meranti. Hadir dalam kegiatan itu Wakil Ketua DPRD yang sekaligus Ketua LAMR, Muzamil, Ketua Kerapatan Adat LAMR H Ridwan Hasan, sejumlah tokoh masyarakat, Adat, Tokoh Pemuda, Tokoh Paguyuban, Koramil 02 Selatpanjang, Pos AL dan Pemkab Meranti melalui Kantor Kesbangpol. Deklarasi juga diikuti PWI Kepulauan Meranti dan sejumlah perwira di lingkungan Polres Kepulauan Meranti. Menurut Kapolres Meranti, hoaks sangat berbahaya karena dapat memecah belah masyarakat. "Hoaks digunakan sebagai froxy war. Pola ini sudah dilakukan untuk menghancurkan negara. Hoaks ini bukan hanya menjadi isu lokal saja, tetapi isu nasional," terang AKBP Laode. Oleh karena itu, pihaknya berharap, melalui tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh etnis, tokoh pemuda dan juga wartawan, dapat menginformasikan bagaimana berbahayanya dampak dari hoaks. Khusus untuk Riau, informasi bohong dinilai akan sangat mudah tersebar, karena bertepatan dengan ajang Pemilihan Gubernur Riau. Momen ini sangat rawan dimanfaatkan pihak tak bertanggung jawab untuk menyebarkan berita bohong. Namun bila masyarakat sudah cerdas dan tidak mau begitu saja mempercayainya, maka dampak negatifnya bisa dihindari. "Hoaks sangat berpotensi berkembang di Meranti. Jika bapak-bapak mendapatkan informasi hoaks, sekiranya dapat segera menginformasikannya kepada kami atau berusaha membantu meluruskannya. Sebab di tahun politik saat ini hoaks akan banyak bermunculan," sebut dia. Wakil Ketua DPRD Muzamil mengatakan setelah dideklarasikan, perlawanan terhadap berita bohong dan ujaran kebencian itu wajib ditindaklanjuti. Sehingga tidak ada lagi hoaks beredar di wilayah Kepulauan Meranti. "Apalagi warga kita di Meranti mudah tersulut. Diumpamakan sebuah kompor, sumbunya pendek, dan jika terbakar akan cepat meledak jika tidak dipadamkan segera," terangnya. *(R24/mad).