Gas 3 Kilogram Langka di Tembilahan

Selasa, 11 April 2017

www.bualbual.com - Warga Tembilahan dalam beberapa hari terakhir mengalami kesulitan mencari gas bersubsidi atau gas berukuran 3 kilogram (kg). Karena sulit ditemukan, harga elpiji 3 kg pun melonjak hingga kisaran Rp 28 ribu per tabung dan bahkan ada yang menjual hingga harga Rp 35 ribu per tabungnya. Langkanya gas elpiji 3 kg tersebut, disinyalir menjadi penyebab melambungnya harga gas elpiji 3 kg di Tembilahan akhir-akhir ini. Iky (24), seorang warga Tembilahan mengaku sangat kesulitan untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg sejak sepekan terakhir ini. Iky mengaku telah berkeliling untuk mendapatkan gas elpiji, namun kebanyakan warung atau tempat menjual gas elpiji yang didatangi tidak memiliki stok elpiji. Karena memang sangat membutuhkan gas untuk menunjang usaha kedai kopinya, mau tak mau, dia terpaksa membeli elpiji 3 kg seharga Rp 35 ribu di sebuah warung di sekitar depan RSUD Tembilahan pada Jum'at (7/4/2017) lalu. “Gas putus, keliling kami nyarinya ke semua tempat, tapi tetap tidak ada. Mungkin karena gas di warung lain tak ada makanya di jualnya segitu, begitu juga di pangkalan lain juga tidak ada” ujar Iky saat dijumpai media di sebuah kedai kopi tempatnya bekerja, Senin (10/4/2017). Menurutnya lagi, kelangkaan masih terjadi hingga saat ini, Iky yang mencoba mendapatkan gas elpiji, Senin (10/4/2017), juga tidak mendapatkan gas yang diinginkannya. Iky terpaksa kembali membeli gas di warung sebelumnya di warung seputaran depan RSUD Puri Husada Tembilahan. Saat dicek kebenarannya di lapangan oleh media, Senin (10/4/2017), seorang bapak yang menjual di warung tersebut menawarkan gas elpiji 3 kg seharga Rp 30 ribu, turun dari harga sebelumnya saat Iky membeli pada Jum'at (7/4/2017). Namum saat media mencoba menawar harga, sang bapak mau menurunkan harga menjadi Rp 28 ribu. “Upah angkut dari pangkalan seberang (Tembilahan seberang) 5 ribu,” ucap bapak tersebut. Mengenai kelangkaan ini, menurut Iky, terdapat keanehan, seperti ada yang menimbun gas elpiji 3 kg tersebut, karena masyarakat selalu tidak mendapatkan gas elpiji 3 kg yang diinginkan, akan tetapi gas elpiji habis terus. “Begitu datang langsung habis, kayak seperti ada yang nimbun barang gitu. Masyarakat tak dapat. Aku aneh juga depan rumah sakit tu tak putus gasnya,” ujar Iky. Menanggapi hal mengenai kelangkaan dan kenaikan harga elpiji diakui Dinas Perindustrian Dan Perdagangan (Disperindag) Inhil. “Betul, karena memang adanya kelangkaan, secara umum Rp 30 ribuan, memang ada laporan yang kami terima,” kata Sekretaris Disperindag Inhil, Ismed Ahyani. Terkait permasalahan ini, kata dia,  pihaknya akan berupaya mencarikan jalan keluar. Sehingga kekurangan gas bersubsidi ini dapat kembali dipenuhi. Setelah menerima laporan tersebut, Ismed mengatakan, pihaknya bersama Pertamina telah mengadakan operasi perihal kelangkaan dan harga tersebut. “Kita sidak, langsung operasi dengan pertamina, karena itu produk pertamina dan disperindag selaku pengawas retribusi,” katanya. Ismed menjelaskan, Hasil operasi pasar tersebut, Disperindag meminta agen untuk mengikuti prosedur dalam mendistribusikan gas elpiji tersebut. Lebih lanjut Ismed menyatakan, jika memang ditemukan adanya kecurangan, konsekuensinya tetap harus diberikan baik itu berupa teguran atau sanksi. Hal ini bertujuan agar kesalahan serupa tidak terulang lagi. "Suatu pelanggaran tetap harus diberikan hukuman. Bisa saja sampai izinnya yang dicabut jika memang pelanggaran ditemukan di pertamina. Karena jelas ini sudah tidak sesuai dengan ketentuan awal," tegasnya. Akibat minimnya ketersediaan gas 3 kg ini pula, mengakibatkan tingginya harga jual dipasaran. Terkadang lanjutnya, tidak sedikit pihak ketiga mencoba memanfaatkan kondisi dengan mengambil jasa sebagai perantara untuk mendapatkan gas 3 Kg tersebut, sehingga mengakibatkan peningkatan harga yang signifikan. "Karena sudah langka, jasa-jasa illegal pun mulai bermunculan dan menawarkan diri agar masyarakat mendapatkan elpiji tersebut. Disinilah terkadang mereka memanfaatakan kondisi dengan menaruh harga semaunya," tutup Ismed. *Sj.c