
BUALBUAL.com - Gubernur Riau (Gubri), Abdul Wahid, menggelar audiensi bersama Forum Musyawarah Komite Kerja Sekolah (FMKKS) Provinsi Riau. Pertemuan ini berlangsung di Ruang Rapat Kantor Gubernur Riau, Senin (2/6/2025).
FMKKS Riau merupakan forum yang menaungi 433 sekolah negeri di seluruh kabupaten/kota se-Riau. Sekolah-sekolah tersebut terdiri dari jenjang SMA, SMK, dan SLB.
Ketua FMKKS Riau, Delisis, menyampaikan sejumlah pandangan dari wali murid dalam audiensi tersebut. Satu diantaranya mengenai larangan kegiatan study tour dan perpisahan sekolah yang menjadi perhatian masyarakat.
Menurut Delisis, sejumlah wali murid menyayangkan adanya larangan tersebut. Oleh karena itu, FMKKS meminta pandangan langsung dari Gubernur Riau mengenai kebijakan tersebut.
Menanggapi hal itu, Gubri Abdul Wahid menegaskan bahwa larangan itu bertujuan melindungi orang tua yang kurang mampu. Ia mengatakan, banyak orang tua yang sampai berutang demi anaknya agar bisa ikut kegiatan perpisahan ataupun study tour.
Wahid mengungkapkan, biaya perpisahan sekolah bisa mencapai Rp2 juta hingga Rp3 juta per siswa. Bagi keluarga mampu hal itu mungkin tidak menjadi masalah, namun sangat membebani bagi yang kurang mampu.
"Bagi orangtua yg mampu, tentu tidak masalah untuk mereka, tapi yang tidak mampu ini seperti apa?," sebutnya.
Ia menegaskan, perpisahan yang tidak bermewah-mewahan dan tanpa pungutan biaya tetap diperbolehkan. Namun, kenyataannya hampir semua kegiatan perpisahan dipungut biaya bahkan diselenggarakan ditempat mewah seperti hotel yang biayanya tinggi.
"Bagi yang mampu mungkin protes, namun yang kurang mampu mereka berterima kasih sebab terbantu, mereka bersyukur," ujarnya.
"Maksud saya perpisahan yang tidak bermewah-mewahan, tidak memungut biaya, itu tidak dipermasalahlan. Namun, apa ada yang menyelenggarakan perpisahan ini tidak memungut biaya?," imbuhnya.
Sementara untuk study tour, Gubri menegaskan kegiatan itu diperbolehkan jika bersifat edukatif dan tidak membebani orang tua. Ia juga mengingatkan bahwa aspek keselamatan siswa selama perjalanan perlu menjadi pertimbangan penting.
"Study tour yang sifatnya edukatif itu tidak masalah, namun harus benar-benar yang mengedukasi, karena itu juga menjadi bagian dari pendidikan. Artinya, bukan kita melarang, tapi kita melihat apakah membebani orang tua serta juga resiko yang ada diperjalanan harus kita pertimbangkan," terangnya.
Wahid menyampaikan bahwa ia selalu membuka ruang aspirasi dari masyarakat melalui gawainya. Bahkan, banyak orang tua mengirim pesan kepadanya sebagai bentuk dukungan atas kebijakan tersebut karena merasa terbantu secara ekonomi.
"Hp saya tidak pernah mati, selalu hidup untuk mendengar berbagai aspirasi dan keluhan masyarakat. Ada banyak pesan yang masuk, sampaikan terima kasih karena tidak harus diberatkan untuk perpisahan atau study tour," ungkapnya.