Gubri Syamsuar Petakan 134 Kecamatan di Riau Rawan Kebakaran

Kamis, 16 Februari 2023

BUALBUAL.com - Untuk memperhitungkan kebakaran lahan dan hutan (Karhutla) pada musim kemarau mendatang, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengeluarkan surat keputusan (SK) Nomor : Kpts. 191/11/2023.

SK Gubernur Riau ini mengenai Penentuan Status Waspada Genting Musibah Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Riau. Diedarkan berdasar instruksi dari Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam).

Disamping itu, SK penentuan status Waspada Genting Karhutla ini sudah lewat analitis dan berdasar prediksi cuaca/iklim Provinsi Riau yang dikatakan oleh BMKG.

"Ada 134 kecamatan di Propinsi Riau yang berefek tinggi alami musibah kebarakan rimba dan tempat," kata Gubri Syamsuar saat melangsungkan rapat koordinir dalam rencana penyiapan pengatasan karhutla, Rabu (15/2/2023) malam di Pekanbaru.

Diterangkan ia, 134 kecamatan itu terebar di Kabupaten Kampar 13 kecamatan, Kabupaten Inhil 19 kecamatan, Kabupaten Rohil 18 kecamatan, Kabupaten Kuansing 14 kecamatan, Kabupaten Inhu 12 kecamatan, Kabupaten Siak 12 kecamatan, dan Kabupaten Pelalawan 12 kecamatan.

"Selanjutnya, di Kota Pekanbaru ada pula ada 4 kecamatan yang riskan, Kota Dumai 4 Kecamatan, Rokan Hilir 6 Kecamatan, Kepulauan Meranti 9 Kecamatan, dan Bengkalis 11 Kecamatan," katanya.

Orang nomor satu di Provinsi Riau ini menjelaskan, berdasar data dari BPBD Riau ada jumlah hotspot semenjak tanggal 1 Januari - 11 Februari 2023 ada 15 Koordinat titik panas atau hotspot yang menyebar di kabupaten/kota.

"Agar bisa dimengerti semenjak tanggal 1 Januari Sampai Dengan 11 Februari 2023 ada 15 hotspot yang berada di Kabupaten/Kota yakni, Inhil 5 titik, Siak 4 titik, Kampar 2 titik, Dumai 1 titik, Rohul 1 titik, Inhu 1 titik, Pelalawan 1 titik," jelasnya.

Bekas Bupati Siak Dua Masa ini mengutarakan, jika Pemerintah provinsi Riau sudah bergerak cepat dengan mempersiapkan fasilitas dan prasarana simpatisan penangkalan Karhutla dan membuat gagasan support operasi udara.

"Perlu kami berikan ada banyak sumur bor yang sudah disiapkan sekitar 525 Unit, Penyekat Saluran 9.672 Unit, Embung 1.546 Unit, Pompa Pemadam 817 Unit, Selang Pemadam 1.499 Roll, Ini perlu kita periksa lagi dan tentu saja koordinir kita bersama andaikan bila ada keperluan yang kurang," bebernya.

Dalam pada itu, Kapolda Riau, Irjen Pol Mohammad Iqbal menjelaskan, lewat analisis yang sudah dilaksanakan faksinya, persoalan Karhutla mempunyai beragam factor, misalnya factor alam dan factor manusia.

Kapolda Riau menjelaskan, dari factor alam tempat gambut yang susah dipadamkan, minimnya tersedianya sumber air untuk pemadaman, dan musim kemarau yang memacu munculnya titik api.

Selanjutnya, factor dari manusia yang menyengaja buka tempat dibakar. Ini dilakukan oleh pelaku dengan rutinitas buang puntung rokok, dan sampah botol kaca. Lantas ada pelaku warga yang kurang perduli, condong menutupi ada titik api, dan ada aktivitas illegal loging.

Kapolda Riau ajak tiap faksi untuk memperkuat sinergitas dan kepedulian dalam penaganan kebakaran rimba dan tempat di Bumi Lancang Kuning.

"Dengan sinergitas dan kerja-sama lembaga berkaitan dan ditolong peranan aktif dalam penangan karhutla, insyaalah kita bersama bisa merealisasikan Riau bebas asap tahun 2023," ujarnya.[Adv]**