Gunakan Narkoba, ASN Ini Sebut untuk Tambah Tenaga

Ahad, 20 Januari 2019

BUALBUAL.com, Seorang PNS di lingkungan Pemkab Kutai Kartanegara dibekuk Satreskoba Polresta Samarinda karena kepergok membawa 0,92 gram sabu. PNS yang diketahui bernama Akhmad Fauji Saputra (34) membeli sabu bersama temannya, Rio Candra (35), di kawasan Jalan Pemuda, Samarinda. Keduanya, kompak menggunakan sabu buat menambah tenaga. Mereka ditangkap Jumat (18/1) siang. Sebelum ditangkap, Fauji sempat salat Jumat kemudian bepergian ke Samarinda untuk membeli keperluan kantor hingga bayar pajak di kantor pajak. "Pakai mobil Pak, bawa teman (Rio). Begitu pulang dari kantor pajak, belok ke situ (Jalan Pemuda), dia (Rio) yang masuk ke dalam buat beli," kata Fauji, ditemui merdeka.com, di Mapolresta Samarinda, Jalan Slamet Riyadi, Sabtu (19/1). Fauji beralasan, kerja lembur sebagai PNS membuat ia kelelahan. Hingga memilih menggunakan sabu untuk mengatasi kelelahannya. "Seperti doping, menghindari capek. Tapi saya khilaf Pak. Rencananya mau langsung pulang ke Tenggarong, karena mau temani istri cek kesehatan (usai melahirkan anak ketiga)," ujarnya. Sedangkan Rio, adalah pihak yang mengetahui lokasi penjualan sabu yang berada di Jalan Pemuda. Dia mengetahui lokasi tersebut dari cerita warga. "Yang jualan di rumah, ada semacam loket. Banyak yang beli di sana. Saya belinya Rp 1,3 juta. Saya nyumbang Rp 700 ribu, sisanya dia (Fauji) dan buat dipakai bareng. Ya, buat tambah tenaga," kilahnya. Aktivitas PNS Kukar itu membeli sabu terbongkar, setelah polisi mendapatkan adanya aktivitas jual beli sabu di Jalan Pemuda. "Sempat kita kejar, karena pakai mobil. BB (barang bukti)-nya pun sempat dibuang. Tapi, akhirnya ngaku sabu 0,92 gram itu milik mereka (Fauji dan Rio)," kata Kanit Sidik Satreskoba Polresta Samarinda, Iptu Teguh Wibowo. "Tidak ada kesulitan, tidak ada penanganan yang berbeda meski dia (Akhmad Fauji) seorang PNS. Penanganan sama, keduanya kita jerat dengan Undang-undang No 35 tahun 2009 tentang Narkotika," ujar Teguh. Menurut Teguh, adanya loket-loket penjualan sabu di rumah permukiman warga, diduga adalah pengedar sabu yang sebelumnya menjual sabu di loket-loket di Pasar Segiri Samarinda. "Pasar itu kan diawasi ketat, dan sering dirazia. Ya, kemungkinan para penjual sabu ini pindah ke rumah-rumah, juga membuat loket-loket," ucap Teguh.   Sumber: Merdeka.com