Harimau di Inhil Diduga Alami Perubahan Perilaku, BBKSDA Riau Datangkan Pawang Dari Aceh

Selasa, 13 Februari 2018

Bualbual.com,  Hingga saat ini, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, terus berupaya mencari harimau yang telah memakan korban manusia di kabupaten Indragiri Hilir. Sejauh ini, ada dugaan binatang buas yang dilindungi tersebut, mengalami perubahan perilaku. Biasanya, harimau enggan bertemu manusia. Namun apa yang terjadi di Inhil, diduga harimau tersebut justru bersikap sebaliknya, yakni berusah mendekati manusia. Bahkan untuk pencarian hewan itu, BBKSDA Riau mendatang pawang dari Aceh. Pawang tersebut bernama Sarwani dan saat ini sudah berada di lokasi tempat terjadi konflik antara Si Raja Hutan dengan manusia tersebut. Seperti diketahui, sekitar sebulan lalu, sempat terjadi konflik antara manusia dengan harimau Sumatera, tepatnya di Desa Tanjung Simpang, Pelangiran, Kabupaten Inhil. Ketika itu, salah seorang karyawati PT Tabung Haji Indo Plantation yang berlokasi di kawasan itu, yakni Jumaiti (33), akhirnya meninggal karena diterkam harimau. "Saat ini Sarwani sudah berada di Desa Tanjung Simpang, untuk mencari keberadaan harimau tersebut," ujar Humas BBKSDA Riau, Dian Indriati, Selasa 13 Februari 2018 siang. Dari lokasi penemuan harimau tersebut, terdapat dua ekor harimau betina yang berusia 4-5 tahun asal Suaka Margasatwa (SM) Kerumutan yang diberi nama Boni dan Bonita. "BBKSDA Riau sendiri sudah membentuk tim bersama Polres Inhil serta lembaga pegiat satwa dilindungi," ujarnya. Tim sudah memasang 8 kamera pengintai, dan dari segi teknik sudah dilakukan. "Intinya kita berpedoman pada peraturan dalam mengatasi konflik satwa dan manusia," tambahnya. Selain itu, Mulyo Hutomo selaku ketua tim penyelamat harimau mengatakan bahwa harimau diduga mengalami perubahan perilaku, diduga juga karena faktor adaptasi lingkungan. "Dari apa yang kita temukan, dia mengalami 'in-habituasi', Perilakunya berubah, dari awalnya menghindari manusia, sekarang justru mendekati manusia," ujarnya. *(R24)