INILAH 10 FAKTA PRO-KONTRA PROGRAM "FULL DAY SCHOOL" KEMENDIKBUD

Rabu, 10 Agustus 2016

bualbual.com  Baru diwacanakan dalam beberapa hari terakhir, full day school langsung menjadi topik kontroversi di kalangan masyarakat. Terutama bagi para pemangku kepentingan terkait pendidikan.

Hal tertsebut sebenarnya wajar-wajar saja. Sesuatu yang baru, meski baru gagasan, selalu menjadi perbincangan. Komentar berdadatngan dari mana-mana, mulai dari kepala daerah hingga lembaga yang pemerhati pendidikan.
Nah, apa yang membuat full day school ramai dibicarakan? Berikut sejumlah kekhawatiran dan optimisme terkait program Mendikbud Muhadhir Effendy tersebut:
1. Full day school Murid dikhawatirkan mengalami stres
Rentang waktu yang panjang berada di sekolah dalam program full day school dihkawatirkan akan membuat para murid SD dan SMP yang menjadi sasaran program ini menjadi jenuh baghkan stres.
2. Murid kemungkinan besar kekurangan waktu bersama orangtua
Karena terlalu lama di sekolah, selama hampir 8 jam, dikhawatirkan akan mengurangi waktu para murid dengan orangtuanya. Mereka akan lebih banyak berinteraksi dengan orang lain di sekolah.
3. Akan semakin membuat orang tua lepas tanggungjawab
Selama ini, urusan keberhasilan siswa di sekolah selalu diserahkan kepada guru. Padahal, orang tua mempunyai peran besar untuk kesuksesan anaknya. Dengan progran full day school, dimana murid akan menghabiskan waktu lebih banyak di sekolah, akan semakin membuat orang tua abai atas tugas dan tanggungjawabnya.
4. Belum semua sekolah punya fasilitas memadai
Tujuan program full day school adalah supaya anak-anak selalu terawasi selama tidak berada di dekat orangtuanya. Makanya mereka diharuskan berada di sekolah selama orang tuanya berada di kantor.
Namun, kondisi ini tidak akan berjalan mulus, kalau sekolah tidak mempunyai sarana yang cukup, untuk membuat siswa betah di sekolah. Setidaknya dibutuhkan anggaran untuk memenuhi kebutuhan para murid selama berada di sekolah setelah waktu belajar. Fasilitas bermain atau berlatih untuk kegiatan tertentu, perlu diadakan.
 
5. Penerapannya tidak bisa berlaku sama rata
Mengingat kondisi sosial anatar masyarakat di perkotaan dan pedesaan sangat berbeda, maka program full day school tidak bisa diterapkan di semua daerah. Mungkin kalau di kota, program ini bisa berjalan. Namun kalau di desa, para orang tua tidak banyak bekerja di luar rumah selama seperti kerja kantoran di kota.
 
6. Full day school sangat membentu orangtua
Keuntungan program ini adalah supaya orang tua tidak perlu khawatir dengan anaknya selama mereka bekerja di kantor, sebab anaknya berada dalam pengawsan sekolah. Di sisi lain, mereka tidak akan terganggu dengan antar jemput anak selama jam kator.
 
7. Waktu setelah jam belajar bisa digunakan untuk kegiatan positif
Selama berada di sekolah setelah jam belajar, para murid akan diberi kegiatan ekstra kurukuler, seperti mengaji, olah raga kegemaran dan memberi penanaman nilai-nilai kearifan lokal, mencintai sastra dan budaya.
 
8. Para murid akan punya banyak waktu dengan orang tua saat libur
Kebijakan full day school ini akan membuat waktu waktu sekolah dikurangi, Para murid akan mendapat waktu libus selama dua hari, yakni Sabtu dan Minggu. Dengan begitu, mereka akan mempunyai banyak waktu dengn orang tua selama masa liburan.
9. Akan menghindari kemacetan di kota-kota
Salah satu jam macet di kota-kota besar seperti Jakarta adalah waktu menjemput dan mengantar anak sekolah. Jika program full day school diterapkan, setidaknya waktu jemput murid pada siang hari akan ditiadakan. Itu artinya, di siang hari, mulai dari pukul 11 hingga 14 tidak akan terjadi macet karena pulangnya anak sekolah.
10. Program ini bisa berjalan, karena sudah dipraktekkan sebelummya
Sebenarnya, Mendikbud Muhadjir Effendi terinspirasi dengan pemberlakuan sistem ful day school dari sekolah-sekolah swasta yang ada di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Makanya program ini diyakini bisa berjalan.
Hanya saja, seperti yang disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, perlu ada kajian konprehensih sebelum kebijakan itu diterapkan di sekolah-sekolah negeri. Selain itu, juga perlu dilakukan proyek percontohan yang akan dievaluasi dampak baik buruknya.
Sumber : Berkobar.com