Impor Jeroan

Rabu, 06 Juli 2016

Penulis: Eddy Akhmad RM APA lagi yang dapat dibanggakan terhadap negeri yang bernama Indonesia kita ini? Kalaupun kita mencintainya, itu barangkali karena tak ada pilihan yang lain. Sebab setelah 71 tahun merdeka, sebagai rakyat, kita merasa hampir tak ada faedahnya negeri ini bagi kita yang rakyat ini. Sebagai pemilik yang syah negeri ini, kita hampir tidak mendapatkan sedikit pun perlindungan atau proteksi dari Negara dalam segala hal. Bahkan yang ironisnya, kita justru mendapat perlakuan yang tidak adil. Kondisi ini tentu sangat berbeda dengan negeri lainnya, di mana Negara selalu hadir dan menjadi pelindung bagi rakyatnya. Contoh yang paling dekat, tentangga kita Malaysia, di mana setiap rakyatnya memiliki kebanggaan yang tinggi dengan negerinya. Hal itu disebabkan, karena sebagai rakyat, mereka merasa Negara memiliki arti karena selalu melindungi dan berpihak pada rakyatnya sendiri. “Sementara di negeri kita, tidak ada beda antara kita yang pribumi yang bukan pribumi di mata Negara. Bahkan dalam banyak hal, nagara atau penguasa lebih memberikan perhatian kepada mereka yang memiliki modal, siapapun orangnya,’’ kata Wak Kornel merapek. “Betul kate dikau itu Wak Kornel. Di Malasyia, bukan hanya KTP yang berbeda antara pribumi dan non pribumi. Perlakuan Negara pun memberikan keistimewaan bagi bagi pribumi. Di bidang ekonomi dikenal dengan istilah afirmatifaction, atau keberpihakan 70 persen untuk pribumi dan 30 persen untuk yang lainnya,’’ terang Young. Sementara di negeri kita, meskipun kita adalah pemilik yang syah negeri ini, KTP saja berlaku selama lima tahun. Artinya, jika kita tak memperpanjang atau KTP kita habis masanya, maka kita tak dianggap lagi sebagai warga Negara. “Bahkan, dalam banyak hal orang-orang yang non pribumi mendapat perlakuan istimewa. Contoh kalau orang kita nak ambil kredit di bank jangan harap akan memperoleh kemudahan. Sementara, jika orang lain terutama yang mata sipit itu, sekalipun persyaratan tak lengkap, mereka justru dipermudah,’’ tegas Young. Sementara itu kini, lanjut Young, apa lagi yang hendak kita banggakan? Sejak pemerintahan Jokowi-JK, kita benar-benar menjadi bangsa yang tak memiliki kebanggaan lagi. Sebagai bangsa yang besar, makmur, justru kita jadi negeri pengimpior, mulai dari kebutuhan pokok, sampai tenaga kerja pun kita impor. “Bahkan Wak Kornel, kini  semakin parah lagi. Kita bukan saja mengimpor daging sapi, sampai jeroan saja kita impor!’’ kata Young terkekeh-kekeh. Meleseeeet!