Ini Syarat yang diinginkan Wagubri, Kepada Tim Independent Inisiator Terkait Wacana Pemekaran Kabupaten/Kota di Riau

Sabtu, 04 Februari 2023

BUALBUAL.com - Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Brigjen TNI (purn), Edy Natar Nasution bersama Tim Independent Inisiator Pemekaran Kabupaten/Kota Provinsi Riau lakukan diskusi, mengulas wawasan pemekaran kabupaten/kota di Provinsi Riau.

Tatap muka itu, berjalan di tempat tinggal Wakil Gubernur Riau, Jalan Sisingamangaraja, Pekanbaru, pada Jumat (3/2/2023). Adapun Tim Inisiator yang datang salah satunya, Ketua Syamsul Rakan Chaniago, Sekretaris Tim Fazar Muhardi.

Selanjutnya, Ramli Walid dan Ahmad Sah Harrofie (figur birokrat), Syaid Hasyim (eks Wakil Bupati Meranti dan beberapa figur yang lain. Sementara, ikut menemani Wakil gubernur, Kepala Instansi Tata Pemerintah, Firdaus dan beberapa staff dari lingkungan Pemerintah provinsi Riau.

Ke Tim Inisiator itu, Wakil gubernurri Edy Natar sampaikan support pemekaran atau pembangunan wilayah otonomi baru. Tetapi, bila pemekaran wilayah sanggup keluarkan warga dari garis kemiskinan.

"Bila pemekaran atau pembangunan wilayah otonomi baru sanggup keluarkan warga dari garis kemiskinan, karena itu saya sepakat," kata Edy Natar.

Meskipun begitu, Wakil gubernur Edy menginginkan untuk lebih dulu ada penilaian dalam berkaitan beberapa daerah kabupaten/kota yang awalnya sudah dimekarkan, terhitung Kabupaten Meranti.

"Dengan penilaian itu, kita akan mengetahui apa pemekaran wilayah otonomi baru itu, seperti Meranti [Kabupaten Kepulauan Meranti] betul sudah menyejahterakan warga?" kata Wakil gubernurri.

Dikatakan Wakil gubernur, jika untuk lakukan penilaian perlu disokong dengan pengkajian tercatat dan data yang kongkret, hingga tidak ada faksi yang dapat menentangnya.

"Jika tujuannya untuk menyejahterakan, karena itu seluruh pihak harus bersama memberikan dukungan wawasan ini," kata Wakil gubernurri Edi Natar.

Menyikapi ini, bekas Bupati Meranti Said Hasyim mengutarakan, jika Kabupaten Meranti semenjak dimekarkan beberapa tahun kemarin, sekarang ini sudah jadi wilayah yang semakin maju.

"Alhamdulillah sekarang ini Meranti lebih maju Pak Wakil gubernur," kata Said Hasyim.

Said menjelaskan, Meranti bila dibanding kabupaten lain, memang cukup lamban maju. Tetapi, bila dibanding saat sebelum pemekaran dahulu, saat ini Meranti lebih maju dan sejahtera.

"Di Meranti kemiskinan awalnya capai 46 %, sesudah sepuluh tahun dimekarkan tingkat kemiskinan menurun jadi 20 %, tetapi [angka kemiskinan] masih paling tinggi di Riau," ucapnya.

Seterusnya permasalahan infratruktur, kata Said, dahulu 70 % dusun di Meranti terisolasi. Tetapi, saat ini 80 % telah terbuka dan memperoleh akses.

"Dahulu cuma ada satu puskesmas di Selatpanjang, saat ini telah ada puskesmas di setiap kecamatan," Said Hasyim menerangkan.

Selanjutnya diutarakan ia, jika dunia pengajaran di Meranti sangat maju dibanding saat sebelum dimekarkan, banyak saat ini sekolah-selolah di Meranti.

"Paling akhir untuk pembangunan memang seharusnya digesa terus. Tetapi, sekarang ini masih tetap tumbuh jauh dibanding 10 tahun lalu saat sebelum Meranti dimekarkan," katanya.

Dalam pada itu Ketua Tim Independent Inisiator Pemekaran Kabupaten/Kota Provinsi Riau, Syamsul Rakan Chaniago berkata, jika pemekaran ini tidak langsung masalah menangani kemiskinan saja, tetapi pemercepatan pembangunan pengajaran dan kesehatan warga.

"Satu perihal yang jelas pemekaran akan memendekkan bentang kendalian pemerintah. Warga akan lebih dipermudahkan dalam servis, baik administrasi pemerintah, pengajaran, atau kesehatan," ucapnya.

Harus tahu, terang Syamsul Rakan, Propinsi Riau sekarang ini lebih luas dari Sumatra Barat. Tetapi, Riau sekarang ini cuma mempunyai 12 kabupaten/kota, sementara Sumbar telah ada 19 kabulaten/kota.

"Di Sumatera, Riau jadi propinsi dalam jumlah daerah kabupaten/kota sedikitnya, dibanding Sumbar, Sumut, Jambi, Sumsel dan yang lain," ucapnya.