Kiai Haji Abdurrahman Wahid, (Gus Dur) Foto: dok. Getty Images
Gus Dur itu tidak pernah menyerah. Dia tidak pernah mengeluh terhadap apa pun.”Kiai Hasyim, yang mendapat giliran bicara berikutnya, segera menanggapi dagelan Gus Dur. “Cerita Gus Dur itu masih kurang. Ada lagi yang berdebat tentang puasa 29 hari atau 30 hari. Saya jawab keduanya boleh. Yang jadi masalah itu kalau geger-gegeran mengenai 29 atau 30 hari tapi dia sendiri nggak puasa,” kata Kiai Hasyim dikutip situs NU. Gerrrr…. Pada malam itu, hubungan yang pernah beku seolah-olah telah mencair. Segala silang selisih antara Kiai Hasyim dan Gus Dur seperti tak pernah ada. Dulu mereka memang berkawan. Ketika Gus Dur duduk di pucuk pimpinan NU, Kiai Hasyim merupakan Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur, basis utama nahdliyin. Pada 1997 hingga pertengahan 1998, kala NU digoyang “Operasi Naga Hijau”, Gus Dur dan Kiai Hasyim satu suara. Dua kantong massa NU, Situbondo di Jawa Timur dan Tasikmalaya di Jawa Barat, digoyang kerusuhan. Beberapa bulan kemudian, giliran Banyuwangi di ujung tenggara Jawa Timur membara gara-gara isu dukun santet. Ratusan orang yang dituduh dukun santet mati dibunuh orang-orang tak dikenal. Masalahnya, tak sedikit guru ngaji NU yang terserempet tudingan menjadi dukun santet ikut dibunuh orang-orang tak dikenal itu. Dari Banyuwangi, isu dukun santet ini merembet sampai ke Jember, Situbondo, Pasuruan, bahkan menyeberang ke Pulau Madura. Semua daerah itu adalah kantong warga nahdliyin. Gus Dur dan Kiai Hasyim satu suara bahwa ada tangan-tangan penguasa yang menggerakkan “Naga Hijau” untuk menggoyang NU. Saat itu, hubungan Gus Dur dengan Istana di Jalan Medan Merdeka Utara dan Cendana memang jauh dari hangat. Bahkan kabarnya ada upaya terang-terangan Jakarta untuk mendongkel Gus Dur dari pimpinan NU lewat Muktamar di Cipasung, Tasikmalaya, pada 1994. Gus Dur “selamat”, bahkan menjadi Presiden RI, lima tahun kemudian.
Calon presiden Megawati Soekarnoputri bersama calon wakil presiden Hasyim Muzadi menunjukkan urutan nomor dalam pilpres di KPU, Jakarta, 2004. Foto: Supri/Reuters
Jenazah Hasyim Muzadi tiba di rumah duka, Depok, Jawa Barat, Kamis (16/3). Foto: Grandyos Zafna/detikcom
Gus Dur dan Hasyim Muzadi Foto: dok. detikcom