IPMR Surabaya: Riau Layak Jadi Icon Masyarakat Ekonomi syariah

Selasa, 21 Januari 2020

BUALBUAL.com - SURABAYA,  Ketua Umum Ikatan Pelajar Mahasiswa Riau (IPMR) Surabaya, Hendra, menyebutkan bahwa Provinsi Riau layak menjadi icon masyarakat ekonomi syariah seperti yang diamanahkan oleh pemerintah pusat. Ia menjelaskan, dipilihnya Riau sebagai provinsi pelopor ekonomi syariah tentu berkaitan erat dengan kultur kebudayaan. Dimana, di tanah lancang kuning sendiri kental akan budaya melayu yang identik dengan nuansa keislamannya. "Berbicara ekonomi syariah yg terbayang oleh masyarakat adalah Bank Syariah, ekonomi syariah ini bukan untuk ditakuti tapi dijadikan pedoman," ujarnya melalui rilis yang dikirimnya ke Media Center Riau, Selasa (21/01). Tambah Hendra atau biasa dipanggil Hakesa, ada beberapa penelitian ilmiah bahwa umat umat lain nyaman dengan sistem syariah, bahkan merasa aman dan berkeadilan menabung di bank berbasis syariah. Menurut Alumni Magister Sains Ekonomi Syariah Universitas Airlangga ini, ketika menyandang icon ekonomi syariah, maka itu harus menjadi kepribadian masyarakat di daerah tersebut. Sebut Hendra, jika icon itu disematkan kepada Provinsi Riau tentu merupakan tantangan untuk Riau itu sendiri, bagaimana persiapan dari segi akademisi maupun praktisi. Serta bagaimana kesiapan masyarakat Riau untuk menerapkan sistem ekonomi syariah dan apa yang harus digolkan dalam sistem tersebut. "Kita tanpa menggunakan embel-embel syariah sudah melaksanakan item item perekonomian tanpa di sadari juga syariah. Kedepannya, kita berharap putra putri terbaik Riau dilibatkan untuk merumuskan sebuah tujuan bersama dari arti sebuah icon ekonomi syariah di Riau nanti," tuturnya Hendra memaparkan, jika Riau sudah berani ber icon kan ekonomi syariah, maka tempat maksiat dan tempat hiburan malam beserta atribut kemaksiatan harus bisa ditutup. "Sebelum kita melangkah dan mengakui bahwa Riau menganut ekonomi syariah, kita mesti melakukan sosialisasi dan lokalisasi mengenai tujuan Riau menjadi icon ekonomi syariah," ucap Hendra. Paparnya, yang menjadi kendala saat ini adalah merubah pola pikir masyarakat yang hanya memahami ekonomi syariah identik dengan bank syariah, padahal sebenarnya konsepnya berbeda. "Dari segi pakaian juga mesti mencerminkan masyarakat syariah," tutupnya. (MCR)