Istana Negara Pernah Mengundang Dimas Kanjeng, dan Sudah Gandakan Rp 1,7 Triliun

Senin, 03 Oktober 2016

Bualbual.com - Jakarta, Kepada anggota Komisi III DPR yang menyambanginya di Mapolda Jatim, Sabtu (1/10), Dimas Kanjeng ngotot bahwa dirinya memiliki kekuatan untuk menggandakan uang. Hanya, saat ditantang untuk mempraktikkan, dia angkat tangan. "Kadang bisa, kadang tidak. Sejak masuk sini, tidak bisa konsentrasi," dalihnya. seperti dirilis jawapos.com, Dimas Kanjeng menyatakan tidak hafal berapa uang yang sudah digandakan. Hanya, dia memperkirakan jumlahnya mencapai Rp 1,7 triliun. Uang tersebut disimpan sultannya (Dodi Wahyudi) yang berada di Bangil, Pasuruan, Jatim. Uang itu khusus hasil penggandaan. [caption id="attachment_4191" align="alignnone" width="462"]dimas-kanjeng_istana Dokumentasi Dimas Kenjeng di Istana Negara[/caption] Lain lagi uang titipan dari para pengikutnya. Semua uang tersebut diserahkan kepada seorang guru spiritualnya bernama Abah Dofir yang tinggal di kawasan Kemang, Jakarta. Duit itu dikirim tiga bulan sekali dengan menggunakan mobil boks. Dalam pertemuan tersebut, anggota komisi yang membidangi masalah hukum itu sempat menggali aliran duit Dimas Kanjeng ke sejumlah pejabat. Sayangnya, Dimas Kanjeng menolak membeberkan. "Sudah saya ikhlaskan semua," ucapnya singkat. Anggota dewan terus mendesak dengan alasan untuk mengklopkan data yang dimiliki. "Nanti saya pikir-pikir dulu," imbuhnya. Dimas Kanjeng juga menegaskan bahwa foto-foto dengan pejabat yang ada di padepokannya bukan editan. Dia mengaku pernah diundang resmi ke Istana Negara dalam acara Maulid Nabi, pelantikan ketua KPK, dan peringatan 17 Agustus. Pengundangnya adalah Yudi dari deputi di kepresidenan. Dia menolak mengimbau pengikutnya pulang dari padepokannya. Dimas Kanjeng beralasan, hati pengikutnya sudah terpupuk oleh motivasi yang pernah diberikan. Dia juga tidak merasa menyesal atas perbuatannya. "Saya punya niat baik. Di padepokan ada visi dan misi yang harus dilaksanakan. Karena melakukan sesuatu yang benar," ujarnya. Dimas Kanjeng juga membantah menjadi otak pembunuhan Abdul Gani dan Ismail. Dia mengaku diberi tahu setelah keduanya dibunuh dan lantas marah besar. Hanya, ketika ditanya lebih jauh, dia menolak menjawab. "Saya takut salah menjawab," katanya.   BBC/UclÂ