Jawa dan Melayu Saling Perang??? Inilah Sejarah Nusantara yang Dibengkokan Barat

Sabtu, 18 Februari 2023

Screenshot YT Pegawai Jalanan

BUALBUAL.com - Sebuah harta yang sangat terkenal adalah Arca amoghapasa Artha yang menjadi bukti tanda persahabatan antara Jawa dan Melayu pada masa lalu. Hai Arca itu dengan mudah ditemukan oleh pengunjung jika sedang berkunjung ke Museum Nasional Indonesia di Jalan Medan Merdeka Barat Jakarta Pusat.

 Selain karena penempatan di lokasinya yang strategis Arca amoghapasa juga menjadi satu-satunya arca yang diberikan Sinar lampu sehingga pasti langsung menyita perhatian siapapun yang melihatnya Jika kita memperhatikan secara detail arca amoghapasa yang ditempatkan pengelola di sisi kanan tidak jauh dari pintu masuk utama museum.

Hai arca yang terbuat dari batu andesit dan berukuran tinggi 163 cm dan lebar 97-100 39 cm ini ditempatkan di atas alas yang dinamakan prasasti Padang roco bagian Arca dan Allah ditemukan secara terpisah tetapi aslinya keduanya dulunya merupakan satu kesatuan yang dikirim dari Jawa oleh Kertanegara ke Sumatera bagian Arca ditemukan sekitar tahun 1880-an di situ srambahan yang terletak dekat Sungai Langsat sekitar 10 km arah ke hulu Sungai Batanghari Hai.

Sedangkan prasasti Padang roco baru ditemukan di Kompleks percandian Padang rujuk pada sekitar tahun 1911 dalam tulisan huruf Jawa kuno serta bahasa campuran antara Sansekerta dan Melayu kuno di Prasasti Padang roco menjelaskan patung ini merupakan hadiah dari raja Singasari yaitu Kertanegara kepada raja Melayu yaitu srimat tribhuwanaraja mauliwarmadewa yang berkuasa di Dharmasraya dikirim pada tanggal 22 Agustus tahun 1208 Saka atau bertepatan dengan 1286 Masehi.

Padang roco dibuka dengan kata bahagia semoga Hadiah itu membuat gembira segenap rakyat di bumi Melayu termasuk Brahmana ksatria Waisya Sudra dan terutama pusat segenap para Arya Sri Maharaja srimat tribhuwanaraja mauliwarmadewa sedangkan pada bagian belakang Arca terdapat tulisan yang disebut dengan prasasti amoghapasa bertarik 1347 masehi yang tambahan tulisan tersebut dipahat oleh raja Adityawarman dari dinasti Mauli selaku penerus penguasa Kerajaan Melayu.

Arca amoghapasa menjadi bukti adanya hubungan erat antara Kerajaan Singasari dengan Kerajaan Melayu Arca amoghapasa bisa menjelaskan mengapa saat itu Kerajaan Singosari yang berkuasa di Jawa Timur melakukan Ekspedisi Pamalayu untuk menemui penguasa Kerajaan Melayu di Sumatera Hai dari berbagai bukti terkini menunjukkan bahwa ekspedisi itu lebih sebagai upaya untuk menjalin kerja sama antardua kerajaan yang berkuasa di Jawa dan di Sumatera misi Kerajaan Singosari mendatangi Kerajaan Melayu bisa bermacam-macam termasuk membawa perdagangan keagamaan hingga ingin menunjukkan kekuasaannya sebagai penguasa Jawa yang berpengaruh.

 Jadi bisa dikatakan tidak benar ekspedisi Kerajaan Singasari ke Kerajaan Melayu bersifat untuk menaklukkan kita jangan sampai mendefinisikan atau membuat statemen sejarah bahwa kerajaan Singosari berusaha melakukan ekspansi penaklukan kepada Kerajaan Melayu.

Walaupun memang ada tafsir sejarah yang menggambarkan Ekspedisi Pamalayu pada pertengahan abad ke-13 dari Jawa Timur ke Sumatera sebagai upaya penaklukan Raja Jawa atas kekuasaan Melayu akan tetapi faktanya hal itu tidak didukung dengan argumen dan bukti yang kuat kedatangan rombongan Kerajaan Singasari ke Kerajaan Melayu bisa jadi untuk menjalin relasi dua penguasa yang kita sebuah wilayah untuk saling mendekatkan diri satu sama lainnya Hai tidak ada catatan sejarah yang membuktikan antara dua kerajaan itu saling ingin menyalahkan satu sama lain sehingga memang lebih tepat kalau disebut Ekspedisi Pamalayu untuk menjalin rasa persatuan antara Kerajaan Singasari dan Kerajaan Melayu yang sama-sama beraliran hindu-budha.

Arkeolog Universitas Negeri Malang yaitu Dwi Cahyono mengatakan ditemukannya Arca amoghapasa menunjukkan kedatangan utusan Kerajaan Singasari ke Dharmasraya untuk menjalin persahabatan Ekspedisi Pamalayu memang ada muatan Kerajaan Singasari ingin memperbesar pengaruh kekuasaannya di luar pulau jawa.

Namun langkah mewujudkan itu tidak melulu dengan mengirim Armada perang patung amoghapasa itu memberikan bukti tidak ada peperangan dengan Kerajaan Melayu ekspansi ia tapi tidak ada penaklukan sama sekali malah semacam ada alkulturasi budaya dua kerajaan ini jika kita tarik dari secara sangat mungkin Kerajaan Singasari malah ingin bersekutu dengan Kerajaan Melayu untuk menghadapi serbuan pasukan Mongol dari dinasti Yuan yang sangat agresif memperluas kekuasaannya ke selatan hingga masuk ke wilayah nusantara bangsa Hai.

Hal itu tidak terlepas dari upaya Raja Kertanegara yang menolak tunduk terhadap kekuasaan Mongol Bahkan dalam sebuah riwayat Kertanegara sampai menolak Utusan utusan Kubilai Khan yaitu mangkei pada tahun 1289 dan memotong salah satu telinganya sebelum balik ke negaranya di Cina daratan sadar dengan Resiko yang diperbuatnya pasti akan membuat tentara Mongol dan Armada besar akan menyerbu Singosari Kertanegara akhirnya berupaya menjalin hubungan baik dengan beberapa penguasa salah satunya adalah Kerajaan Melayu.

Tanagara sadar posisi Kerajaan Melayu yang menguasai Selat Malaka sangat strategis untuk Menghadang kedatangan pasukan Mongol yang ingin ke Jawa sehingga kalau Singasari dapat bersekutu dengan Melayu maka ancaman serbuan prajurit Kubilai Khan yang ingin menghancurkan Jawa bisa dicegah ditengah jalan jadi Singasari sepertinya ingin benar-benar menyiapkan beberapa tempat untuk menahan serangan dari Mongol dan Kerajaan Melayu di Sumatera itu salah satunya yang diajak bekerjasama.

Sejarawan Universitas Andalas yaitu Gustian and mengatakan penulisan sejarah Ekspedisi Pamalayu selama ini memang membuat beberapa informasi yang tidak akurat sejarah selama ini dipercaya tentang kedatangan Kerajaan Singosari ke Dharmasraya adalah untuk menaklukkan Kerajaan Melayu versi sejarah itu dibuat oleh pemerintah kolonial Belanda yang sengaja membuat ajaran adu domba kepada rakyat Indonesia kita ketahui bersama bahwa versi uterus diajarkan disekolah dalam kurikulum pendidikan sejarah sampai tahun 1950 an.

Karena memang pada awal kemerdekaan Republik Indonesia sebagian besar literatur masih merujuk kepada warisan Belanda sekarang sudah lahir sumber-sumber dan interpretasi Baru ternyata Ekspedisi Pamalayu tidak ada unsur penaklukan yang ada adalah kedua kerajaan bersama untuk menjaga keamanan laut dari serangan Mongol yang ekspansif ke wilayah.

Selatan rombongan kerajaan Singasari yang membawa Arca amoghapasa untuk diserahkan kepada Kerajaan Melayu menjadi bukti nyata bahwa Dua kerajaan tersebut sebenarnya memiliki hubungan Persaudaraan yang kuat apalagi kala itu pengaruh agama hindu-buddha sangat besar di Jawa dan Sumatera sehingga ada faktor yang membuat kedua kerajaan itu bisa saling bekerjasama sangat mungkin gula Kerajaan Singasari dan Melayu memutuskan bersatu untuk menghadapi serbuan pasukan Mongol yang memiliki kekuatan besar dari sejarah itu dapat bahwa ada sejarah kontradiksi yang sengaja diciptakan oleh Belanda untuk diwariskan kepada generasi berikutnya.

Bahwa sejak lama antara penguasa pulau Jawa dan Sumatera maupun pulau Jawa dan non Jawa tidak pernah akur karena saling berperang mengacu pada hal itu sudah seharusnya versi baru sejarah hubungan erat antara Kerajaan Singasari dan Melayu diajarkan disekolah tujuannya adalah agar generasi sekarang ini memahami bahwa rasa persatuan yang terjalin di nusantara itu sudah dicontohkan sejak lebih dari tujuh abad lalu oleh nenek moyang kita.

Gustian menambahkan Ekspedisi Pamalayu itu digambarkan sangat kolonial sentris ceritanya mengandung sejarah pecah belah karena itu perlu diadakan ride.inc karena Kerajaan Singasari datang membawa misi perdamaian karena kalau mau invansi kok malah membawa cendramata 

Bupati Dharmasraya Sutan Riska mengatakan pada kenyataannya memang belum ada bukti otentik yang mengatakan kehadiran Kerajaan Singasari gajian Melayu bertujuan untuk menduduki suatu wilayah dia menuturkan narasi penaklukan yang terbangun dan selama ini dipercaya sebagian kalangan memang perlu diluruskan.

Bagaimana mungkin bisa dikatakan sebagai penaklukan sedangkan ada pengiriman Arca amoghapasa amoghapasa sendiri melambangkan kasih sayang Bagaimana bisa dikatakan sebagai penaklukan ujar Sutan Riska saat peluncuran festival Pamalayu di Museum Nasional.

Arca amoghapasa memiliki prasasti di punggung arca yang dapat diartikan sebagai matahari terbit yang indah prasasti yang ada di balik punggung harganya pun menjelaskan tentang keindahan dan kebajikan serta harapan-harapan pesan damai Hai bisa kita duga bahwa masih adanya narasi yang mengatakan Ekspedisi Pamalayu sebagai sebuah penaklukan jawab terhadap Sumatera adalah sengaja dibuat oleh pemerintah kolonial Belanda.

Agar generasi kita tertanam Sikap saling bermusuhan sama persis dengan sejarah perang Bubat yang dibuat untuk memecah-belah Jawa dan Sunda agar mudah bagi Belanda untuk tetap kuat berkuasa di Indonesia melalui Artikel ini Mari kita mengajak masyarakat untuk dapat mempererat kembali persatuan kesatuan dan persahabatan yang sebenarnya telah lama dijalin peradaban nenek moyang dari berbagai daerah yang tergabung dalam Nusantara.

Tidak hanya sesama kita bangsa Indonesia tapi bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara lainnya karena persatuan dan perdamaian di suatu kawasan yang luas akan melahirkan kekuatan yang luar biasa baik dibidang pertahanan ekonomi sosial maupun budaya sudah cukup kita diadu domba oleh kolonial Eropa selama berabad-abad Sekarang saatnya kita yang sejarah di kawasan kita sendiri Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk kita.

 

Sumber: YT Pegawai Jalanan