Kadisdikpora Rohul Membantah Tarik Meubelair SD Desa Sengketa Rohul- Kampar

Rabu, 22 Juli 2020

BUALBUAL.com - Kepala Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Rokan Hulu Drs Ibnu Ulya, membantah menarik meubelair dari SDN 038 Desa Muara Intan, yang dulunya merupakan eks SD 015 Kunto Darussalam.

Desa Muara Intan merupakan 1 dari 5 desa yang saat ini masih disengketakan antara Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten Kampar, meskipun terakhir kode desa tersebut sudah masuk ke Kabupaten Kampar dan tergabung dalam Kecamatan Tapung Hulu.

"Saya hanya instruksikan menarik dokumen penting terkait sekolah itu, bukan meubelair sekolahnya," cakap Kadisdikpora Rohul Ibnu Ulya, Selasa (21/7/2020).

Menurut Ibnu Ulya, sebagai seorang pendidik, dirinya menyadari apa yang dilakukan pendidik adalah melayani pelayanan pendidikan bagi masyarakat.

"Saya tidak pernah menyuruh penarikan meubelair yang saya suruh simpan adalah dokumen penting yang terkait dengan sekolah itu," imbuhnya.

Ibnu Ulya menduga penarikan meubelair SDN 038 yang dulunya SDN 015 Muara Intan Kunto Darussalam tersebut merupakan inisiatif pribadi bukan atas instruksi Dinas Pendidikan.

"Itu mungkin inisiatif personal kepala sekolah, mungkin saja ada aset mereka yang dititipkan di situ dan dibawa kembali itu urusan mereka bukan urusan dinas. Secara kedinasan saya tidak pernah memerintahkan menarik meubelair itu. Saya ini orang pendidikan, dan mengerti tugas fungsi pendidikan adalah bagaiamana masyarakat mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak," ujarnya.

Sementara itu Slamet, mantan Kepsek SDN 015 Muara Intan, Kecamatan Kunto Darussalam, yang kini menjadi SDN 038 mengakui bahwa penarikan meubelair itu dilakukan atas inisiatif dirinya bersama rekan-rekan guru SDN 015.

Menurut Slamet, penarikan meubelair tersebut sudah mendapatkan izin dari Kepala SDN 038 dan juga Kepala Desa Muara Intan.

"Kami sudah izin ke kepala sekolah dan Kepala desa. Mereka mempersilahkan bahkan membantu kami. Kita bahkan makan bareng, sekarang kok persepsinya seperti ini dihebohkan di media sosial seolah-oleh gimana gitu," ujar Slamet.

Slamet menjelaskannya, penarikan meubelair dari eks SDN 015 itu didasari atas pertimbangan belum adanya serah terima yang sah dari Kabupaten Rokan Hulu ke Kabupaten Kampar. Sementara, Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu masih berkeyakinan Desa Muara Intan ini akan kembali ke Rohul.

"Karena masih ada harapan sekolah kami ini kembali ke Rohul. Kalau memang ke Kampar ya meubelair akan kami kembalikan. Tapi kan sampai sekarang belum ada serah terima secara sah," ujarnya.

Selain belum ada serah terima yang sah dari Pemkab Rohul ke Kampar, Slamet menyatakan meubelair itu dibeli bukan melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Bahkan kantor Eks SDN 015 itu dibangun secara swadaya oleh masyarakat, sehingga ia dan guru-guru lainnya merasa sangat memiliki terhadap sekolah itu.

"Untuk membeli meubelair itu, kami pinjam uang dengan gadaikan BPKB, walaupun sebagian diangsur dari hasil sawit perkarangan sekolah yang kami bangun bersama," ujarnya.

Slamet juga menegaskan, penarikan meubelair itu tidak dilakukan pada jam belajar melainkan pada hari Sabtu, dimana pada saat itu sekolah libur.