Kampus UNISI Bawa Edukasi Hukum ke Makam Syekh Abdurrahman: Kolaborasi Ilmu dan Warisan Lokal

Jumat, 27 Juni 2025

BUALBUAL.com - Komitmen akademik dan sosial Universitas Islam Indragiri (UNISI) kembali tercermin dalam pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) oleh Fakultas Hukum yang berlangsung di Desa Teluk Dalam, Kecamatan Kuala Indragiri. Uniknya, kegiatan ini dipusatkan di kompleks maqam ulama besar Riau, Syekh Abdurrahman Siddiq bin Abdul Qadir, tokoh spiritual dan intelektual Muslim Nusantara yang telah memberi kontribusi besar dalam sejarah keislaman dan pembangunan ekonomi kerakyatan di wilayah ini.

Kegiatan PKM yang berlangsung selama dua hari tersebut tidak hanya bersifat akademik, namun juga menyentuh ranah pelestarian budaya dan spiritual. Serangkaian acara meliputi penyuluhan hukum, dialog sosial, hingga diskusi nilai-nilai historis serta keislaman yang relevan dengan konteks kekinian masyarakat.


Ketua Program Studi Hukum UNISI, Dr. (C) Bambang Sasmita Adi Putra, S.H., M.H., menjelaskan bahwa pemilihan lokasi maqam sebagai pusat kegiatan memiliki makna strategis yang mendalam.

“Kami ingin agar hukum tidak dipahami sekadar secara normatif, tetapi juga dikontekstualisasikan dengan nilai-nilai budaya, sejarah, dan spiritualitas. Sosok Syekh Abdurrahman Siddiq adalah representasi ulama yang bukan hanya alim, tapi juga visioner dalam membangun ekonomi umat,” ungkap Bambang di sela kegiatan.

Ia menegaskan bahwa pendekatan edukasi hukum berbasis budaya lokal sangat penting dalam membentuk kesadaran hukum masyarakat yang inklusif dan berakar.

Dikenal sebagai ulama kelahiran Mesir yang kemudian menetap di Riau, Syekh Abdurrahman Siddiq tidak hanya dikenal sebagai ahli agama, tetapi juga sebagai pelopor dalam bidang pendidikan dan pertanian. Salah satu kontribusinya yang monumental adalah sistem trio tata air—konsep pengelolaan air untuk pertanian pasang surut yang hingga kini masih diterapkan di sejumlah negara Asia Tenggara.

Pengakuan terhadap keilmuannya bahkan datang dari pemerintah Hindia Belanda, yang menyebutnya sebagai “professor bidang pertanian” — gelar informal yang menunjukkan pengaruh dan kapasitas keilmuannya yang luar biasa di tengah keterbatasan kala itu.

Kegiatan ini mendapat perhatian luas, termasuk dari kalangan akademisi nasional. Salah satunya, Dr. Ali Azhar, M.H., yang memberikan apresiasi atas inisiatif PKM berbasis sejarah tersebut.

“Beliau adalah bagian penting dari ensiklopedia bangsa ini. Aktivitas PKM yang menyentuh maqam ulama seperti Syekh Abdurrahman merupakan bentuk penghormatan dan penguatan identitas keilmuan Islam Indonesia. Ini langkah penting yang patut ditiru oleh kampus-kampus lain,” ujarnya dalam sambungan telepon.

Kepala Desa Teluk Dalam, Muhammad Irham, S.E., menyambut baik kegiatan ini dan menyampaikan terima kasih atas perhatian dari kalangan akademisi terhadap warisan lokal yang selama ini kurang mendapat sentuhan serius.

“Kami sangat antusias. Kehadiran dosen dan mahasiswa UNISI membawa angin segar bagi masyarakat. Maqam Syekh Abdurrahman sejak lama menjadi sumber inspirasi, dan kini diperkuat kembali dalam konteks pendidikan dan pemberdayaan,” ungkap Irham.

Ia berharap sinergi ini terus berlanjut, tidak hanya dalam bentuk PKM, tetapi juga kerja sama riset, pelatihan hukum desa, dan pengembangan potensi wisata religi berbasis sejarah.

PKM ini juga membahas tema-tema hukum yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat desa, seperti hukum agraria, hak atas tanah, hingga hukum keluarga Islam. Para peserta yang terdiri dari pemuda, perangkat desa, dan tokoh agama menyatakan bahwa materi yang disampaikan membuka perspektif baru yang praktis dan kontekstual.

Sebagai bagian dari roadmap PKM Fakultas Hukum UNISI, kegiatan ini direncanakan menjadi model pengabdian berkelanjutan yang menyasar titik-titik budaya dan sejarah yang berpotensi menjadi laboratorium sosial dan edukasi hukum di tengah masyarakat.