Kamu Orang Melayu? Inilah Sejarah Awal Mula Terpisahnya Orang Melayu Menjadi 4 Negeri!!!

Sabtu, 18 Februari 2023

Screenshot YT Pegawai Jalanan

BUALBUAL.com - Selain kerajaan-kerajaan di Pulau Jawa maka dari etnis Melayu juga memiliki Kesultanan Melayu yang tak kalah terkenalnya salah satu dari Kesultanan Melayu yang terkenal adalah Kesultanan Johor.

Johor merupakan salah satu dari kekuatan politik atau negara yang bersaing ketat untuk mendapatkan perannya sebagai ahli waris Malaka demikian pula Ketika kawasan tersebut mulai dikuasai oleh kekuatan kolonial Eropa puncak kejayaannya adalah antara akhir abad ke-16 dan awal abad ke-18.

Kesultanan johor-riau menerima sumpah kesetiaan dari masyarakat yang tinggal di seluruh kawasan Geographic yang mengagumkan kekuasaan itu meliputi bagian-bagian Selatan Jazirah Melayu Kepulauan Riau termasuk Singapura masa.

 Kini kepulauan Anambas tambelan dan kelompok pulau Natuna kawasan di sekitar Sungai Sambas di wilayah Kalimantan Barat dan siap di Sumatera Tengah Timur Selain itu Kesultanan johor-riau juga menyatakan bahwa orang-orang yang diperintahkan oleh para penguasa Kampar.

Bendahara Pahang dan Terengganu adalah sekutunya diantara para sekutunya di awal abad ke-17 terdapat sampai yang kewibawaannya meliputi Vietnam Selatan masa ini penguasa campah sudah semua Islam dan menjalin hubungan resmi dengan Johor banget tahun 1666 sekitarnya.

Hubungan akrab tersebut dipertahankan selama beberapa Puluh Tahun Lamanya hmm Johor awalnya adalah bagian dari Kesultanan Malaka namun Kesultanan Malaka ditaklukkan oleh Portugis pada tanggal 10 Agustus tahun 1511 dibawah pimpinan Alfonso de Albuquerque Sultan mahmudsyah satu yang berhasil menyelamatkan diri dari gempuran Portugis kemudian membangun keseluruhan baru di Bintan.

Kesultanan ini meliputi Kelantan perak Terengganu Pahang Johor Singapura Bintan Lingga Indragiri Kampar Siak dan Rokan di dalam 100 Salatin setelah wafatnya Sultan Muhammad Syah satu pada tahun 1522 Pandi Kampar Sultan Alaudin Syah salah seorang Putra Raja Malaka menjadikan Johor sebagai pusat pemerintahannya dan kemudian dikenal sebagai Kesultanan Johor.

Sultan Alaudin Syah kemudian membangun pusat pemerintahan baru pada kawasan muara sungai jongor perlawanan terhadap melakukan Portugal terus berlanjut Kesultanan Johor menjalin hubungan bersahabat dengan VOC sejak awal tahun 1600-an dimulai dengan membuat sebuah persekutuan eatrock antara Sultan Alauddin riayat Syah tiga dengan Laksamana Belanda Jacob van heemskerck pada tahun 1567 sampai 1807.

Johor merupakan salah satu di antara kekuatan-kekuatan Asia yang pertama kali mengutus sebuah misi diplomatik ke kerajaan Belanda di tahun 1633 tahun kemudian para Utusan kedutaan Johor itu kembali dengan selamat menumpang Armada Mohammed lift dua buah perjanjian resmi diratifikasi antara Jordan VOC di bulan Mei dan September tahun 1662 di kawasan utara Pulau Sumatera muncul kekuatan baru di Aceh yang mulai melakukan ekspansi wilayah kekuasaan dengan menaklukkan beberapa kawasan Melayu dan berusaha mengontrol jalur pelayaran di Selat Malaka.

Kesultanan Aceh berusaha menyerang kedudukan Portugis di Malaka dan juga menyerang kedudukan Sultan Johor pada tahun 1613 Sultan Iskandar Muda menaklukkan Johor Sultan Johor beserta seluruh kerabatnya ditawan dan dibawa ke Aceh setelah beberapa tahun di Aceh Sultan Alauddin riayat Syah tiga berjanji tidak akan lagi membantu Portugis yang telah menduduki Malaka maka Sultan Iskandar Muda membebaskan Sultan Alauddin dan diantar kembali serta dinobatkan kembali sebagai Sultan Johor.

Pada tahun 21 Belanda berhasil merebut Malaka dari Portugis dan Belanda mengakui kedaulatan Sultan Johor atas wilayah kekuasaannya dan pada saat bersamaan kawasan muara sungai Johor kembali muncul sebagai salah satu pelabuhan dagang di Semenanjung Malaya pernah pula terjadi permusuhan antara Kerajaan Jambi dan Johor masalah antara Johor dan Jambi bermula disaat kedua belah pihak berselisih faham mengenai perebutan kawasan yang bernama tunggal.

Pada masa ini Johor diperintah oleh Sultan Abdul Jalil Syah 3 dan pemerintahan lebih banyak dimainkan oleh raja muda dalam usaha untuk mendapatkan tunggal dari tangan orang Jambi orang jalur telah menghasut penduduk tunggal untuk memberontak, Hal ini menimbulkan kemarahan pemerintahan Jambi.

Namun kekuatan Johor yang disegani pemerintah Jambi pada waktu itu menyebabkan Jambi memilih untuk berdamai ketegangan antara Johor dan Jambi dapat diredakan karena perkawinan antara raja muda Johor YT Sultan Hamid Syah dengan Putri Sultan Jambi pada tahun 1659 antara tahun 1722 sampai dengan 1746.

Tahta Kesultanan Johor diperebutkan oleh raja kecil dan raja Sulaiman konflik perebutan kekuasaan Kesultanan Johor pada tahun 1722 mengakibatkan pewaris Tahta yang sah yakni raja kecil melarikan diri ke bekas jajahan Johor dia Nesia dan mendirikan kerajaan baru yang dikenal Siak Sri Indrapura dikarenakan Raja Kesultanan Johor bukan pewaris Tahta yang sah maka Raja pelalawan saat itu yaitu Maharaja rela dua memutuskan memisahkan diri dari Johor wilayah kekuasaan pelalawan ini kelak dituntut oleh Sultan Syarif Ali keturunan raja kecil yang berkuasa di Siak Sri Indrapura.

Karena dianggap masih bagian bekas kekuasaan Johor keinginan tersebut jelas ditolak oleh Maharaja Lela dua sehingga Siak Sri Indrapura menyerang pelalawan pada tahun itu direktur 97 dan pada tahun 1798 yang berakhir pada kekalahan pelalawan.

Sultan Syarif Ali mengangkat adiknya yaitu Sayyid Abdurrahman sebagai raja pelalawan sedangkan maharajalela dua dinobatkan sebagai orang besar kerajaan pelalawan karena dianggap masih keturunan Kesultanan Johor setelah Kesultanan Siak Sri Indrapura membuat perjanjian dengan Inggris pada tanggal 31 AGT tahun 1818 menjadikan Singapura dan Johor berada dalam pengawasan Inggris

Kemudian Belanda menekan Sultan Siak dalam perjanjian pada tahun 1822 untuk tidak membuat sembarang kerjasama tanpa persetujuan dari Belanda serta wilayah Kepulauan Riau menjadi bagian kolonial Belanda pada tahun 1824 wilayah kekuasaan Kesultanan Melayu ini dipisah menjadi dua dengan Perjanjian London antara Belanda dan Inggris perjanjian wilayah kekuasaan ini menjadikan Riau 

Riau tak paham dan Johor yang masih dalam satu rumpun harus dipisahkan Belanda menguasai pulau-pulau nusantara yang sekarang menjadi Indonesia dan Inggris menguasai Semenanjung Malaya yang sekarang menjadi Malaysia, kemudian mereka menempatkan Raja bawahan pada masing-masing kawasan sehingga muncul dualisme kepemimpinan pada bekas wilayah Kesultanan Johor Sultan Husein yang didukung oleh Inggris di Singapura.

 Sedangkan Sultan Abdurrahman muazzamsyah yang berkedudukan di Lingga didukung oleh Belanda dari Tanjungpinang itulah sekelumit kisah tentang Kesultanan riau-lingga paham dan Johor Kesultanan Melayu yang dipisahkan yang kini menjadi empat negara yaitu Indonesia Malaysia Singapura dan berunai Darusalam.

 

 

Sumber: YT Pegawai Jalanan