Kartono : Orang Kaya Bisa Miskin Kalau Sakit Tidak Punya JKN-KIS

Kamis, 07 November 2019

BUALBUAL.com - Kartono (47) adalah warga Lebak Rejo Kota Lubuklinggau yang sudah sejak lama terdaftar sebagai peserta mandiri Program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Ketika ditemui oleh tim Jamkesnews di sela-sela tindakan cuci darah, ia  menuturkan sudah selama 8 tahun menjalani cuci darah secara rutin. Awalnya Kartono merupakan peserta JKN-KIS yang terdaftar pada  suatu perusahaan swasta. Namun, karena kondisi kesehatan yang sudah tidak memungkinkan untuk bekerja akhirnya ia berhenti bekerja dan melanjutkan kepesertaan JKN-KIS nya melalui pendaftaran secara mandiri. "Awalnya saya merasa mual selama lebih dari tiga hari sehingga keluarga membawa saya ke puskesmas. Tetapi setelah tiga bulan mengalami gejala yang sama, saya akhirnya dirujuk ke rumah sakit. Dan setelah intensif menjalani pemeriksaan ternyata saya divonis gagal ginjal,” ujarnya. Selama masih aktif bekerja untuk biaya pengobatan semua ditanggung oleh perusahaan tempat Kartono bekerja. “Saat itu Program JKN-KIS belum ada sehingga perusahaan yang menjamin. Tetapi akhirnya saya berhenti bekerja karena sudah tidak sanggup beraktivitas," tutur Kartono kepada tim Jamkesnews, Selasa (05/11). Sejak BPJS kesehatan beroperasi pada tahun 2014 Kartono segera mendaftarkan diri dan keluarganya sebagai peserta mandiri. Hal ini sangat membantunya dalam pengobatan dan tindakan cuci darah yang harus dilakukannya dua kali dalam satu minggu. Apalagi penyakit yang dideritanya ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Kartono sadar betul sangat penting memiliki Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesi Sehat (JKN-KIS). Sehingga ia  menghimbau seluruh masyarakat untuk segera mendaftar dan membayar iuran tepat waktu. "Saya pribadi mengucapkan banyak terima kasih kepada pemerintah dan peserta JKN-KIS lainnya yang sudah secara rutin membayar iurannya sehingga bisa membantu pengobatan saya dan orang lain yang sakitnya seperti saya. Tidak bisa dibayangkan kalau pemerintah tidak membuat program ini, saya pasti kesulitan berobat. Orang kaya pun bisa habis uangnya untuk berobat jika sakitnya seperti saya. Bisa miskin kalau tidak dibantu program JKN-KIS. Tapi dengan adanya program ini semua orang bisa bergotong-royong untuk membiayai pengobatan peserta yang sedang sakit," ucap Kartono.     Sumber: Jamkesnew.com