Kasmarni, Emak-emak Tangguh, Atau?

Rabu, 09 Oktober 2019

JUJUR, saya benar-benar terperangah ketika membaca berita seorang Emak-emak yang bernama Kasmarni mendaftarkan diri sebagai Balon (Bakal Calon) Bupati Bengkalis 2020 ke beberapa partai beberapa hari yang lalu. Dari kapasitas di pemerintahan tentu wanita paroh baya ini tidak diragukan lagi.Sebab, sebagai ASN, dirinya telah meniti karir dari bawah, bahkan pernah menjadi Camat. Yang menjadi pertanyaan saya, apa yang menjadi motivasi Istri Bupati Bengkalis Amril Mukminin yang kini menjadi tersangka KPK untuk menjadi orang nomor 1 di Negeri Junjungan itu? Apakah karena dorongan sang suami guna mempertahankan kekuasaan dan mengamankan kebijakan sang suami selama berkuasa? Atau karena dorongan tim atau orang-orang yang berada di sekitar Amrik Mukminin yang menikmati berbagai fasilitas dan kemudahan di pemerintahan? Atau sebaliknya, justru ingin menunjukan sikap bahwa meskipun sebagai istri tetapi saya bukan Amril Mukminin. Artinya, dengan niat maju sebagai Balon Bupati Bengkalis, putri asli Mandau ini ingin membuktikan, dirinya sebagai wanitah tangguh yang menjadi antitesa dari sang suami.Kasarnya, Amri ya Amril, tapi Kasmarni ya Kasmarni. Dan dalam politik hal itu biasa-biasa saja, sekalipun saya mengetahui sebagai istri Kasmarni termasuk seeorang yang tunduk dan patuh terhadap suami dan menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya. Kalau asumsi saya yang terakhir menjadi alasan Kasmarni, maka keberadaanya patut diperhitungkan, baik bagi partai maupun bagi kandidat lain. Sebab, sebagai seorang perempuan, Kasmarni tidak sajak memiliki segemen pemilih yang jelas dan dominan kaum emak-emak. Ditambah lagi, belakangan inu perempuan kenjadi trend menduduki pucuk-pucuk pimpinan baik legisatif maupun eksekutif. Di Jawah Tengah, 50 perseb Bupati/Walikota direbut oleh kalangan perempuan. Kofifah (Gubernur Jawa Timur) Puan Maharani (Ketua DPR RI), Risma (Walikota Surabaya).Di Kabupaten Karo, Sumut hasil Pileg 2019 yang lalu, tiga pucuk pimpinan DPRD dipegang oleh tiga orang serikandi. Lalu bagai mana dengan Kasmarni? Apakah dengan status suaminya yang tersangka akan mengganggu elektabilitas dan keterpilihannya? Tentu semua terpulang dari masyarakat Bengkalis yang memiliki daulat untuk menentukan siapa pimpinan yang akan memberi faedah bagi kemakmuran dan kesejahteraan bagi mereka.Bravo Kasmarni.Tegak luruslah kepada nawaitu dan hati nurani, serta menempatkan kepentingan rakyat di atas segala-galanya.     Catatan: Eddy Akhmad RM Editor: Ucu