Kekayaan Laut Indonesia No 2 di Dunia tapi Terabaikan

Kamis, 03 November 2016

Bualbual.com - Jakarta, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti hadir dalam acara Forum BUMN 2016. Kehadiran orang nomor satu di KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) ini sebagai salah pembicara bertajuk 'Ketahanan Pangan dan Logitik’.Susi mengatakan, sebagai negara yang memiliki laut nomor dua terbesar di dunia, ternyata kita belum merasakan kelebihan ini. Padahal, laut disebut sebagai masa depan bangsa untuk satu generasi satu dekade untuk generasi anak, cucu, cicit, dan terus menerus. "Selama 70 tahun terkonsentrasi energinya semua di darat. Kita lupa laut kita, sementara negara tetangga mengambil benefit dari kekayaan laut kita," ujar Susi dalam Forum BUMN 2016, di Hotel Darmawangsa, Jakarta, Kamis (3/11/2016).
tahaannya dengan memberantas IUU Fishing. Pasalnya, kegiatan ilegal ini tidak pernah diketahui dari mana dan berapa keuntungannya.
Ia mencontohkan, satu perusahaan illegal fishing yang dilakukan analisis mendapat tangkapan 3,5 juta ton per tahun. Jika harga 1 juta ton mencapai USD1 miliar, berarti nilai tangkapan satu perusahaan tersebut mencapai USD3,5 miliar. Padahal ada tangkapan seperti udang dan cumi yang harganya tidak mungkin Rp10-Rp20 ribu. "Jadi pemerintah harus membuat extreme messure yaitu IUU Fishing. Kalau tidak dipakai sebagai misi Nasional, pasti persoalan ini tidak selesai. Akhirnya kita ambil cara pemberantasan ini di mana semua kapal illegal fishing kita tangkap dan tenggelamkan," ujarnya. Menurut Susi, kebijakan IUU Fishing menjadi efek berkelanjutan, selama 10 tahun terkahit kualitas hidup masyarakat di Indonesia sangat rendah. Dari sensus disebutkan 1 dari 3 anak Indonesia mengalami pertumbuh stunting (kuntet), salah satu penyebabnya adalah kurangnnya protein. "Kita ingin 10 tahun ke depan konsumsi ikan meningkat. Dengan pemberantasan IUU Fishing memberikan landasan untuk meningkatkan konsumsi ikan," tandasnya.  
Sumber:Okezone.com