Keluarga Miskin di Pelalawan Tak Mampu Berobat ke Rumah Sakit 'Pilih Dukun Kampung'

Senin, 15 April 2019

BUALBUAL.com, Rosita (50) merupakan salah satu warga tak mampu di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, tak bisa berobat ke Rumah Sakit lantaran tak memiliki biaya. Walhasil, ibu rumah tangga yang memiliki tujuh anak ini terpaksa berobat menggunakan jasa dukun kampung. Setidaknya inilah menjadi salah satu potret keluarga miskin yang seharusnya, mendapat pengobatan gratis baik dari pemerintah daerah berupa program Pelalawan Sehat maupun program dari pemerintah pusat berupa Kartu Indonesia Sehat (KIS). Namun apa hendak dikata, program yang sesungguhnya menjadi hak dia dari pemerintah justru tidak didapatkan. Kini Rosita harus terbaring lemah dan tak berdaya hanya mendapatkan pengobatan dari dukun kampung. Dengan harapan, agar cepat sembuh dari penyakit yang ia derita sudah tiga bulan lamanya. CAKAPLAH.COM mencoba mendatangi rumah Rosita yang tinggal di rumah petak yang ia sewa di dekat Gang Pelita Damai, Jalan Pelita Kelurahan Kerinci, kecamatan Pangkalan Kerinci, kabupaten Pelalawan, Ahad (14/4/2019). Rosita, kala itu tidak bisa berbicara banyak, hanya terlihat terbaring lemas dengan perut membuncit. Saat dijumpai terlihat pula seorang dukun kampung, mengusap-ngusap tiga lembar daun yang dibasahin air dicampur ke sekujur tubuhnya. Salah seorang keluarganya bernama Muhdiyat (42) mengatakan bahwa Rosita mengalami penyakit di bagian usus hingga perut membengkak. "Sudah tiga bulan dideritanya, namun sebulan terakhir ini yang paling parah, hingga perut membengkak," ujar Muhdyiat. Namun lantaran tidak memiliki uang, kata Muhdyiat, apalagi suami Rosita hanya penjual Batagor keliling dengan penghasilan pas-pasan. "Untuk mencukupi kebutuhan sehari saja dapat sudah syukur. Apalagi untuk berobat ke rumah sakit," urainya seraya mengatakan Rosita dan keluarga tercatat tidak punya kartu BPJS. Awalnya, Rosita pernah berobat sekali ke Rumah Sakit Amelia Medika, seterusnya dirujuk ke RS Efarina. Kala itu pihak Efarina menyarankan dirujuk ke RS Pekanbaru. "Cuma sekali itu saja, tapi untuk rujuk ke RS Pekanbaru kami tak miliki biaya. Dengan pilihan berat terpaksa, dirawat di rumah dengan dukun kampung," tandasnya.   Sumber : Cakaplah