Khairul: Kiprah Generasi Milenial dalam Kancah Politik Tahun 2019

Ahad, 08 Juli 2018

bualbual.com, Menurut saya Politik tidak lagi di indentik dengan sebuah partai politik dan pemerintahan, karena pada hakekatnya politik itu adalah bagian dari upaya atapun strategi apa yang kita inginkan bisa tercapai, saya kasih contoh dari aspek ekonomi dengan cara jual beli yang bisa meraup keuntungan sebesar-besarnya agar tujuang bisa tercapai dari penjual ke pembeli, itu juga bagian dari politik. Nah dengan memasuki jelang tahun Politik tahun 2019, tentu kita lebih menjuruskan kata politik itu ke sebuah parpol atau kepemerintahan, disini saya sidikit tertarik membahas tentang peluang bagi genersi melinial di kancah politik tahun 2019 mendatang. Apa lagi  dengan pesatnya perkembangan internet dan dunia digital, muncul generasi baru yang tak dapat dipisahkan dari gawai dan sangat dekat dengan dunia teknologi informasi yang disebut generasi millenial. Generasi ini menjadi segmen pasar baru bagi partai politik untuk mendulang suara pada Pemilu 2019 mendatang. Khairul yang kerap di sapa Ucuirul menjelaskan bagai mana kiprah para generasi Milenial pada tahun 2019, berpelangkah? sangat berpeluang, tapi itu tergantung pada sosok pigur dari yang bersangkutan, secara Nasional saya membaca peluang Generasi milenial tanah air, dipercaya memegang peranan yang sangat penting dalam momen pemilihan legislatif dan Pilpres 2019. Bahkan diasumsikan, barang siapa yang mampu merangkul generasi muda, maka akan keluar sebagai pemenang, baik di Pileg maupun di Pilpres 2019. Benarkah...?? Hal ini bisa saja terwujud kalau kita melihat pada Pilpres tahun 2014 empat tahun yang lalu, jumlah partisipasi pemilih secara nasional hanya 69,8 persen. Sementara, menjelang Pilpres 2019 mendatang, jumlah kalangan kaum muda saja, yaitu sudah mencapai 49 persen pemih. "Bisa saja dari angka yang ada sekitar 40 persen generasi milenial, siapa yang bisa menarik hatinya maka bisa menang Pemilu, tahun 2019 yang akan datang apa lagi para generasi melinial itu sendiri mengambil bagian perhelatan pesta demokrasi tahun 2019. Jelas Khairul. 08/07/18. Hari ini tentu yang menjadi PR yang paling besar bagi Sebuah partai politik adalah untuk merebut suara generasi milenial, tentu tidak semudah membalikan telapak tangan, Ini di perlukan Sebuah Perlu inovasi dan strategi yang jitu untuk merebut hati mereka. Jika Partai Politik yang sipatnya manoton, belum tentu bisa merebut simpati Generasi Milenial. Sedikit saya mengambil sebuah sample strategi partai politik di daerah provinsi riau, mulai banyaknya para genersi melinial yang mendaftarkan di beberapa partai politik sebagai calon anggota legislatif baik untuk tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten, ini juga bagian dari strategi dan Inovasi parpol dalam membuka peluang generasi kaum milenial untuk berkancah serta mengambil peran dalam mengwujudkan apa yang mereka inginkan jika terpilih menjadi wakil rakyat, tentu yang di harapkan bagi sebuah partai politik adalah sebuah pergerkan yang spontanitas di tengah-tengah masyarakat nantiknya, Ucap Ucu Melihat Sistem Pemilu tahun 2019 Menjadi Salah satu hal baru dengan metode konversi/mengubah suara (pemilih) menjadi kursi (legislatif). Jika di Pemilu sebelumnya menggunakan metode Kuota Hare (Largest Remainder), di Pemilu 2019 nanti akan menggunakan metode Sainte Lague. Perbedaan kedua metode konversi suara itu pada teknik pembagian kursinya. Kalau sainte lague tidak menggunakan bilangan pembagi pemilih (BPP), tetapi menggunakan bilangan pembagi tetap (BPT), yaitu dibagi 1 ; 3; 5; dan seterusnya bilangan ganjil. Metode sainte lague murni oleh sebagian pihak dinilai lebih adil. Partai dengan perolehan suara besar akan mendapatkan lebih banyak kursi, sedangkan partai dengan perolehan suara kecil tentu akan mendapatkan kursi yang lebih sedikit pula. Dengan Sistem secara Seperti ini, otomatis peluang para generasi kaum Melinial akan lebih terbuka lebar, Tutup Khairul Reporter: TMR1